Menuju konten utama

Sejarah Hari Keluarga Nasional 29 Juni

Sejarah Hari Keluarga Nasional dimulai pasca kemerdekaan, ketika para tentara di era revolusi pulang ke keluarga masing-masing.

Sejarah Hari Keluarga Nasional 29 Juni
Sebuah kelaurga sedang bermain gelembung sabun di halaman rumah. FOTO/istockphoto

tirto.id - Tepat pada hari ini, dan setiap tanggal 29 Juni diperingati sebagai sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas). Meski demikian, peringatan ini belum terlalu dikenal luas oleh masyarakat. Hal ini mengapa upaya memasyarakatkan Hari Keluarga Nasional perlu lebih dioptimalkan.

Di beberapa negara lain, juga memperingati hari keluarga di Amerika Serikat, misalnya, menyebut dengan istilah Family Day, yang pertama kali diperingati pada hari Minggu pertama bulan Agustus 1978. Nama serupa juga dipakai Afrika Selatan, yang diperingati sejak tahun 1995.

Sementara Australia mendeklarasikan Hari Keluarga pada Selasa minggu pertama November 2007, saat pelaksanaan Melbourne Cup. Akhirnya, secara global Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menetapkan 15 Mei sebagai Hari Keluarga Internasional pada tahun 1994.

Harganas sendiri, sebagaimana dikutip dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), diperingati dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan. Maka, ada yang mendefinisikan bahwa Hari Keluarga tidak hanya untuk keluarga; tetapi hari yang dirayakan untuk berbagai komunitas termasuk bisnis dan kelompok masyarakat tertentu.

Harganas juga ditujukan untuk menghidupkan fungsi-fungsi yang ada dalam keluarga. Keluarga tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan atau fungsi ekonomi semata, tetapi terdapat fungsi fungsi lain yang tidak kalah pentingnya.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 dan PP Nomor 21 Tahun 1994 menjelaskan bahwa minimal ada delapan fungsi yang harus dijalankan oleh suatu keluarga, yaitu fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan.

Sejarah Hari Keluarga Nasional

Mengutip BKKBN, sejarah awal Harganas dapat dilacak dari masa pascakemerdekaan pada tahun 1945. Setelah memproklamasikan kemerdekaan, bangsa Indonesia kembali dihadapkan pada perang revolusi fisik, karena kembalinya Belanda.

Situasi ini membuat kondisi bangsa belum begitu kondusif, dan untuk mempertahankan kemerdekaan, diberlakukannya wajib militer bagi rakyat. Hal ini menjadikannya mereka berpisah dengan keluarga.

Pada 22 Juni 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh. Seminggu kemudian, tepatnya 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya. Momentum inilah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas)

Pada saat itu, pengetahuan keluarga tentang usia nikah amat rendah di samping keinginan kuat untuk mengganti keluarganya yang gugur dalam peperangan. Kondisi ini mengakibatkan perkawinan dini tinggi. Namun pernikahan dini tersebut sangat berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu dan bayi ketika itu. Hal inilah yang memunculkan gagasan akan keluarga berencana.

Akhirnya, sejarah mencatat bahwa pada tanggal 29 Juni 1970 merupakan puncak kristalisasi gagasan Keluarga Berencana untuk diperkuat melalui pembentukan suatu program, sehingga tanggal tersebut dikenal dengan tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional.

Haryono Suyono, adalah penggagas Hari Keluarga berencana Nasional. Kepada Presiden Soeharto, Haryono menyampaikan tiga pokok pikiran yaitu : 1) Mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa, 2) Tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa, 3) Membangun keluarga menjadi keluarga yang berkerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera.

Presiden Soeharto menyetujui gagasan tersebut dan lahirlah Hari Keluarga Berencana Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni. Adapun pemilihan tanggal 29 Juni dikarenakan pada tanggal dan hari tersebut tentara Republik Indonesia yang bergerilya dalam perjuangan melawan penjajah masuk ke Yogyakarta dan kembali ke keluarga masing-masing.

Dalam perkembangan selanjutnya organisasi perkumpulan keluarga berencana Indonesia berubah menjadi lembaga semi permerintah pada tanggal 17 Oktober 1968 dengan nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang merupakan badan resmi dari pemerintah yang bertanggung jawab terhadap program Keluarga Berencana di Indonesia.

Selama kurun waktu dua puluh tahun, telah banyak keberhasilan program KB termasuk menjadi tempat pembelajaran bagi negara-negara lain. Program Kependudukan dan KB berhasil meraih penghargaan UN Population Award.

Akhirnya, Harganas mendapat legalitas. Pada 15 September 2014 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 39 tahun 2014, tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional dan bukan hari libur.

Baca juga artikel terkait HARI KELUARGA NASIONAL atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Agung DH