tirto.id - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) pada 24 Februari 2023 besok genap berusia 69 tahun. IPNU adalah salah satu organisasi yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).
Pembentukan IPNU memiliki sejarah panjang yang berhubungan dengan sederet organisasi pelajar NU yang telah berdiri sebelumnya.
Tema dan Logo Peringatan IPNU pada 24 Februari 2023
Melansir laman resmi NU, Pimpinan Pusat (PP) IPNU mengangkat tema “Pelajar Merawat Peradaban” pada harlah tahun ini.
M. Agil Nuruzzaman selaku Ketua Umum (Ketum) PP IPNU mengatakan bahwa makna tema harlah tersebut untuk menguatkan eksistensi IPNU sebagai bagian dari NU.
Agil berpendapat bahwa IPNU dan angkatan muda NU harus mendukung dan berpartisipasi dalam membangun peradaban yang telah dimulai oleh para kiai NU terdahulu.
Selain tema, PP IPNU juga meluncurkan logo harlah ke-69. Logo tersebut adalah pemenang dari sayembara yang diadakan oleh IPNU dan telah melalui seleksi yang dilakukan secara tertutup oleh para juri.
Agil menghimbau kepada semua kader IPNU untuk turut menyemarakkan harlah ke-69 dengan mendownload logo tersebut. Logo itu adalah hasil karya dari kader IPNU Jawa Tengah bernama Diqqi Barkan. Dia mengatakan bahwa mendapat inspirasi dari permainan tradisional tarik tambang.
Sejarah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
Tholhah Mansoer dari Malang, Sofyan Cholil dari Jombang, dan H. Mustamal dari Solo mengadakan musyawarah dalam rangka menggabungkan organisasi pelajar yang menyebar di beberapa daerah.
Melansir laman SMK NU 1 Karanggeneng, lalu pendirian IPNU disampaikan oleh ketiga tokoh dalam Kongres LP Ma’arif tanggal 24 Februari 1954 di Semarang.
Atas persetujuan dari seluruh anggota kongres, maka IPNU secara resmi berdiri pada tanggal 24 Februari 1954.
Melansir laman Pelajar NU Rembang, M. Tholhah Mansoer terpilih menjadi Ketum pertama IPNU dalam Konferensi Segi Lima pada tanggal 30 April-1 Mei 1954 dan diadakan di Solo.
Dalam konferensi tersebut turut hadir wakil dari Yogyakarta, Semarang, Solo, Jombang, serta Kediri. Lalu IPNU menjadi bagian dari badan otonom (banom) NU. Sejak itu, IPNU memiliki hak untuk menata rumah tangga sendiri. Baik itu dari dalam atau ke luar.
Sebelumnya IPNU pernah ada di bawah naungan LP Ma’arif. Selain itu, IPNU juga sempat berubah nama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama (IKNU) saat Kongres X tanggal 29-30 Januari 1988 yang digelar di Jombang
Hal itu karena peraturan dari pemerintah yang menetapkan bahwa hanya OSIS sebagai organisasi intra dan Pramuka sebagai organisasi ekstra yang menjadi organisasi sekolah yang diakui.
Kemudian saat Kongres XIV yang diselenggarakan pada tanggal 18-24 Juni 2003 di Surabaya, IKNU kembali berubah nama menjadi IPNU. Hal tersebut sekaligus menegaskan bahwa IPNU telah kembali mengganti ideologinya yang bukan hanya untuk pelajar, tetapi juga untuk para pemuda, remaja, dan mahasiswa.
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dipna Videlia Putsanra