tirto.id - Satuan Tugas Penanganan (Satgas) COVID-19 memaparkan 3 fase dalam penanganan pandemi Corona di Indonesia yang ditempuh agar kondisi nasional menjadi lebih baik.
“Dengan demikian pandemi COVID-19 menjadi lebih terkendali dan memungkinkan masyarakat untuk dapat produktif dan terlindungi dari COVID-19,” kata Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (7/9/2021).
Dalam penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air, pemerintah menitikberatkan pada 3 fase tersebut, yakni merespons, memperbaiki, dan mempertahankan.
1. Merespons
Dilakukan di sektor penting dan beradaptasi dengan cepat, sehingga mitigasi dampak pandemi dapat dilakukan dengan baik. Seperti ketika 11 bulan pertama pandemi dilakukan dalam menanggapi penanganan untuk memprioritaskan di sektor-sektor penting yang paling terpengaruh, macam kesehatan dan ekonomi.
Baik pemerintah maupun masyarakat diharuskan untuk dapat beradaptasi dengan sangat cepat. Mengingat situasi dinamis melalui kebijakan skala nasional dan dilakukan secara bersamaan. Beberapa kebijakan pada saat itu menjaring kasus sehingga transmisi tidak memperluas dan segera menurunkan kasus ini.
Meningkatkan kapasitas sistem kesehatan dengan berfokus pada pemenuhan kebutuhan kritis jangka pendek seperti kit pengujian, tempat tidur, dan oksigen. Juga dengan komunikasi dan informasi kesehatan intensif untuk meningkatkan kesadaran publik tentang kondisi krisis yang terjadi. Dalam hal ekonomi, pemerintah berusaha memberikan bantuan ekonomi secara merata.
Langkah ini kemudian diikuti oleh upaya perbaikan yang berfokus pada penanganan dan adaptasi yang cepat. Dan, mengantisipasi lonjakan kasus untuk secara bertahap menormalkan kondisi nasional dampak pandemi.
2. Memperbaiki
Penyesuaian dilakukan melalui kebijakan yang ditetapkan pada tahap per wilayah. Upaya memperbaiki ini mengandung penanganan yang cepat dan adaptasi dengan dinamika kasus dan perlahan-lahan kembali normal. Misalnya, mengantisipasi lonjakan kasus, intensifikasi vaksinasi dan perawatan khususnya untuk mengurangi jumlah kematian, serta meningkatkan tingkat penyembuhan tertinggi.
Lain itu, dilakukan evaluasi sistem kesehatan yang sempat kolaps khususnya terkait dengan aspek finansial fasilitas kesehatan dan psikis nakes. Penyediaan bantuan sosial diberikan pada prioritas atau yang paling terpengaruh.
3. Mempertahankan
Pemerintah bersama dengan semua tingkatan masyarakat berusaha untuk mempertahankan pencapaian penanganan pandemi. Hal-hal yang harus dilakukan, pertama, peningkatan kapasitas publik jangka panjang termasuk pemberdayaan pemerintah daerah untuk dapat mengidentifikasi respons secara independen sesuai dengan kondisi saat ini di daerah masing-masing.
Kedua, menentukan dasar pengembangan jangka panjang termasuk meningkatnya ketahanan kesehatan masyarakat. Ketiga, evaluasi kebijakan nasional dan sistem kontrol yang lebih efisien secara teratur, seperti, pembaharuan poin pengetat-longgaran dan digitalisasi skrining kesehatan. Keempat, melanjutkan vaksinasi COVID-19 dan penyakit esensial lainnya.
Kelima, investasi jangka panjang untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih sehat secara berkelanjutan. Keenam, pelaksanaan kegiatan ekonomi yang produktif namun tetap terkendali.
Mengubah kondisi pandemi menjadi endemi membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Akan tetapi, bukan tidak mungkin, jika Indonesia sebagai bangsa besar mampu mempertahankan kondisi yang cukup terkendali.
“Dengan modal perkembangan kasus yang semakin hari semakin baik, maka kita memiliki target besar bersama untuk selangkah lebih maju mempertahankan kondisi kasus yang cukup terkendali,” pungkas Wiku.
Editor: Yantina Debora