tirto.id - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (12/12/2018) pagi bergerak menguat sebesar 48 poin ke posisi Rp14.576 dibandingkan sebelumnya Rp14.624 per dolar AS.
Meski menguat, pergerakan nilai tukar rupiah masih dibayangi sentimen perang dagang AS - Cina.
Dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa (11/12/2018) sore, rupiah tertekan sebesar 75 poin ke posisi Rp14.624 dibandingkan sebelumnya Rp14.549 per dolar AS.
"Mata uang negara berkembang, termasuk rupiah masih dipengaruhi ketidakpastian perang dagang. Kondisi itu membuat pelaku pasar mengalihkan dananya ke aset yang lebih likuid, dalam hal ini dolar AS," kata Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, di Jakarta.
Menurut dia, mata uang di negara berkembang menjadi kurang diminati mengingat dampak perang dagang dikhawatirkan mempengaruhi perekonomian global.
"Meski data ekonomi Amerika Serikat cenderung melambat dan sinyal the Fed yang dovish terhadap suku bunga tidak membuat dolar AS menjadi tertekan, hal itu dikarenakan mata uang Amerikak Serikat itu dinilai sebagai aset yang likuid," ucapnya.
Ia menambahkan sentimen dari dalam negeri mengenai defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) juga masih menjadi beban bagi fluktuasi rupiah.
Sementara Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu pagi, dibuka naik 21,14 poin atau 0,35 persen menjadi 6.097,073.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 5,28 poin atau 0,54 persen menjadi 974,58.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora