tirto.id - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku heran dengan fluktuasi pergerakan nilai tukar rupiah dalam sebulan belakangan. Salah satunya penyebabnya, kata dia, karena sentimen pasar yang cepat berubah karena hal-hal tak terduga.
Darmin bahkan menilai reaksi berlebihan pasar terhadap sejumlah hal terduga itu sebagai penyakit yang aneh. Salah satu contohnya, kata dia, kabar penangkapan Chief Financial Officer (CFO) Huawei Technologies, Meng Wanzhou di Kanada pada awal bulan ini turut menjadi faktor pelemahan rupiah.
"Ini memang dunia ini aneh sekali. Ada CFO Huawei ditangkap, malah goyang dunia. Ini aneh-aneh saja. Pasar itu, memang ada penyakitnya satu. Namanya itu, alah lupa saya namanya, itu kira kira rada-rada suka lepas dia reaksinya," kata Darmin, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).
Meski demikian, Darmin optimistis berbagai kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan pemerintah dapat ampuh membuat rupiah kembali menguat. Meski saat ini kurs rupiah terhadap dolar AS masih di level undervalued.
"Yang penting, kita tetap pelihara confidence market, kita bikin kebijakan kita untuk vokasi, kemudian untuk ekspor. Nanti, ekspor apa kita pelan-pelanlah, satu per satu dipelihara iklim dan kepercayaannya itu akan menguat," kata dia.
Dalam sebulan terakhir, meski mengalami penguatan, fluktuasi kurs rupiah terus terjadi. Fluktuasi itu juga berlangsung pada pekan ini.
Menurut data Kurs JISDOR, rupiah sempat perkasa hingga menyentuh level Rp14.252 per dolar AS pada 4 Desember lalu. Namun, selama tiga hari kemudian, kurs rupiah terus melemah. Pada 7 Desember 2018, Kurs JISDOR mencatat nilai tukar rupiah mencapai Rp14.539 per dolar AS atau kembali ke level seperti pada akhir November lalu.
Sementara pada penutupan perdagangan di pasar spot hari ini, 1 dolar AS dibanderol Rp14.482 atau menguat 0,29 persen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Penguatan itu dipicu, salah satunya, oleh cadangan devisa yang dirilis BI tadi siang.
Pada pagi tadi, rupiah sempat melemah 0,07 persen di pasar spot ke level Rp 14.525 per dolar AS, membuatnya menempati posisi juru kunci di kawasan Asia. Namun pada pukul 13:30 WIB, rupiah justru sempat menguat sebesar 0,38 persen ke level Rp 14.460/dolar AS.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom