tirto.id -
"Ada ajakan ya setelah senyum-senyum pasti ada," kata Roy di Cikini, Jakarta, Sabtu (21/4/2018).
Roy mengatakan, pertemuan antara Wiranto dengan SBY sebatas pembicaraan situasi keamanan nasional. Menurut mantan Menpora itu, wajar bila Wiranto selaku Menkopolhukam berbicara dengan SBY yang juga pernah menjabat di kursi yang sama.
SBY memberikan saran agar hukum ditegakan. Ia pun mengingatkan, Ketua Dewan Pembina Partai Hanura itu datang dalam kapasitas sebagai bagian pemerintah.
"Pak Wiranto datang selaku Menkopolhukam bukan selaku ketua partai atau selaku ibaratnya ya orang yang bicara mesti membicarakan situasi ekonomi politik," kata Roy.
Hingga saat ini, Partai Demokrat masih membuka kemungkinan untuk bergabung kedua poros. Bahkan, mereka pun tidak menutup kemungkinan membuka poros ketiga.
Ia mengacu dari kemungkinan tidak setuju internal kubu Jokowi setelah mantan Walikota Solo itu mengumumkan nama pendampingnya pada periode kedua.
"Saya katakan kalau Pak Jokowi mengumumkan cawapres nya dalam waktu yang sangat dekat ini ya bisa jadi 5 atau bahkan 7 partai yang sudah solid mungkin ada pertimbangan keluar disana dan kemudian muncul poros ketiga," kata Roy.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto menjelaskan, pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak membahas pencalonan siapapun di Pemilu 2019.
"Kita enggak bicara pencalonan" ungkap Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (18/4/2018).
Menurut Ketua Dewan Pembina Partai Hanura ini, pertemuannya dengan SBY hari ini di Kuningan, Jakarta Selatan hanya membahas kondisi keamanan jelang Pemilu 2019.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Yandri Daniel Damaledo