tirto.id - “Hal ini [batalnya Rizieq pulang] menyesakkan dada kita semua,” kata Juru Bicara Presidium Alumni 212 Aminuddin dalam keterangan tertulis kepada Tirto, Rabu (21/2).
Ia mengomentari batalnya imam besar FPI, Rizieq Shihab pulang ke Indonesia pada hari ini. Rizieq sebelumnya sempat dikabarkan kembali ke tanah air dengan menggunakan pesawat Saudi Airlines sekitar pukul 09.00. Rizieq menyampaikan langsung kabar batalnya kedatangan dia ke Indonesia melalui sambungan telepon. Suara telepon Rizieq diperdengarkan melalui pengeras suara di Masjid Baitul Amal, Tangerang.
Batalnya Rizieq pulang ke Indonesia memicu beragam komentar dari pendukungnya. Aminudin mengatakan Presidium Alumni 212 sudah mengkhawatirkan klaim Persaudaraan Alumni 212 bahwa Rizieq akan pulang hari ini. Ia menilai klaim Presidium Alumni 212 tentang kepulangan Rizieq terlalu tergesa dan akhirnya merugikan umat. “Lain kali teman-teman di Persaudaraan Alumni 212 jangan lagi grusa-grusu. Kasian umat yang sudah dari jauh-jauh ingin ikut menyambut kedatangan ulamanya, habibnya untuk kesekian kalinya harus gigit jari,” ujar Aminudin.
Bagi Aminudin sikap Persaudaraan Alumni 212 yang dipimpin Slamet Maarif patut dikritik. Menurutnya kedatangan umat di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng justru membebani batin Rizieq. Aminudin menuntut Slamet dan panitia penyambutan Rizieq di Persaudaraan Alumni 212 bertanggung jawab dan menjelaskan secara terbuka alasan Rizieq tak jadi pulang. “Menjelaskan secara jujur dan transparan kenapa Imam Besar Habib Rizieq Shihab tidak jadi pulang ke Indonesia,” kata Aminudin.
Aminudin mengatakan Persaudaraan Alumni 212 juga mesti meminta maaf kepada umat Islam yang sudah hadir di Bandara Soekarno-Hatta untuk menyambut kedatangan Rizieq. “Apalagi yang datang dari berbagai penjuru luar kota,” ujarnya.
Yang tidak kalah penting, Aminudin meminta Persaudaraan Alumni 212 melaporkan secara transparan penggunaan dana sumbangan dari umat terkait kegiatan penyambutan Rizieq. Menurutnya panitia harus berjanji untuk tidak lagi menjadikan Rizieq sebagai objek spekulasi yang bisa merusak kepercayaan umat. “Karena dengan kejadian ini umat akan semakin hilang kepercayaannya kepada ulama khususnya yang tergabung dalam persaudaraan alumni 212,” kata Slamet.
Dinilai Pernyataan Sampah
Slamet Maarif, Ketua Persaudaraan Alumni 212 berang dengan kritik yang disampaikan Aminudin. Baginya pernyataan Aminudin tidak bermakna. “Ini sampah saja yang mengotori perjuangan,” ujar Slamet kepada Tirto.
Slamet mengatakan komentar Aminudin yang mengatasnamakan Presidium Alumni 212 tidak perlu ditanggapi. Ia beralasn Presidium Alumni 212 sudah bubar dan berganti nama menjadi Persaudaraan Alumni 212 sebagaimana disetujui Rizieq. “Yang keduanya untuk apa kita menanggapi orang yang sudah gak taat sama Habib Rizieq? gak ada manfaatnya juga,” kata Slamet.
Slamet mengingatkan pernyataannya bahwa Presidium Alumni 212 telah berganti nama menjadi Persaudaraan Alumni 212 bukan sekadar klaim. Ia pun menyinggung rekaman pernyataan Rizieq tentang pembatalan pulang dirinya yang diperdengarkan panitia di Masjid Baitul Amal Cengkareng. Di dalam pernyataan itu Rizieq berujar: “Dengan musyawarah presidium Alumni 212 yang kemudian dengan kesepakatan mayoritas pendiri dan pengurus mengubah menjadi persaudaraan alumni 212 sehingga disingkat PA 212 melalui musyawarahnya mengusulkan kepulangan saya sekeluarga. maka saya selalu mohon petunjuk kepada Allah SWT untuk memutuskannya. baik Mekkah maupun Madinah. saya selalu meminta petunjuk Allah SWT karena tidak ada petunjuk yang lebih baik daripada petunjuknya Allah SWT.”
Slamet mengartikan pernyataan Rizieq sebagai bentuk restu terhadap perkumpulan yang dipimpinnya. “Artinya yang di bawah komando Rizieq ya cuma persaudaraan. Presidium sudah enggak ada, sudah ganti nama. jadi enggak ada manfaatnya juga saya mikirin orang yang sudah mati dihidupin lagi,” kata Slamet.
Soal anggaran, Slamet mengatakan pihaknya sudah bersikap transparan. Ia mengungkapkan panitia penyambutan hanya mendapat anggaran Rp5,2 juta untuk membeli makan minum di malam dan pagi. Untuk kegiatan lain panitia menggunakan uang sumbangan umat. Namun, ia tak menyebut berapa total besar sumbangan yang masuk.
Slamet menganggap permintaan Aminuddin agar ia menjelaskan alasan kepulangan Rizieq sebagai hal yang mengada-ada. Sebab menurutnya alasan itu sudah disampaikan Rizieq melalui pesan suara. Ia menyimpulkan pihak Presidium Alumni 212 sebagai kelompok di luar barisan komando Rizieq Shihab. “Artinya orang yang mengompor, orang yang mengambil apa namanya untuk menaikkan pamornya dengan momen 212 ini,” katanya.
“Itu orang-orang yang tidak taat kepada habib, orang-orang yang sudah keluar dari barisan habib Rizieq.”
Pendiri Presidium Alumni 212 yang sekarang menjadi Ketua Garda Alumni 212 Ansufri Idrus Sambo mengaku sejak awal tidak percaya dengan klaim Persaudaraan Alumni 212 soal kepulangan Rizieq. Alasannya informasi kepulangan itu tidak pernah datang dari Rizieq langsung. “Sebelum habib keluarkan video dia [berisi pernyataan] mau pulang, kami belum mau percaya. Ini kan dia [Persaudaran Alumni 212] belum keluarkan pernyataan yang pasti dari mulut habib,” kata Sambo.
Sambo menilai klaim-klaim kepulangan Rizieq yang disampaikan Persaudaraan Alumni 212 tidak tepat. Klaim itu menurutnya justru hanya akan membebani batin Rizieq. Sambo meminta Persaudaraan Alumni 212 meminta maaf atas pembatalan Rizieq pulang ke Tanah Air. “Kalau saya pikir kurang bijaksana memaksakan habib pulang. Karena dia [Rizieq] orangnya enggak enakkan,” kata Sambo.
Saat ini, kata Sambo, tidak ada urgensi bagi Rizieq kembali ke Tanah Air. Menurutnya Rizieq akan lebih pas kembali ke Tanah Air menjelang Pemilihan Presiden 2019. “Terlalu dini dia datang sekarang apa yang mau diperjuangkan. Kalau untuk pilpres datang masih mungkin lah,” ujarnya.
Sambo menilai batalnya kepulangan Rizieq memiliki sisi positif dan negatif. Di satu sisi hal ini bisa menjadi semacam uji coba untuk mengetahui seberapa besar dukungan umat kepada Rizieq. Namun di sisi lain hal ini juga menimbulkan kekecewaan di kalangan pendukung Rizieq. “Saya bersifat netral saja. Tidak mau berprasangka buruk. Kita bisa lihat sisi negatif dan positifnya,” ujar Sambo.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Jay Akbar