Menuju konten utama

Garda 212: Wadah Politik Praktis Alumni 212 Pimpinan Idrus Sambo

Sambo menyatakan Garda 212 sebagai wadah bagi alumni dan simpatisan 212 yang ingin berkiprah dalam politik praktis.

Garda 212: Wadah Politik Praktis Alumni 212 Pimpinan Idrus Sambo
Ansufri Idrus Sambo. Youtube/AntaraTV

tirto.id - Beberapa tokoh yang pernah tergabung dalam aksi Bela Islam 212 belum berhenti bergerak. Kali ini, mereka mendeklarasikan pembentukan “Garda 212”, sebuah organisasi yang bertugas menyalurkan para calon yang ingin diusung oleh Partai Gerindra, PAN, PKB, dan Partai Bulan Bintang dalam pemilu legislatif 2019.

Posisi ketua organisasi ini dipimpin oleh Ansufri Idrus Sambo, seorang tokoh yang pernah memimpin Presidium Alumni 212. Sambo menyatakan Garda 212 sebagai "wadah bagi alumni dan simpatisan 212 yang ingin berkiprah dalam politik praktis di Pileg 2019."

Sambo menegaskan tak perlu mahar apa pun untuk mendaftar menjadi calon yang diusung Garda 212. Syaratnya hanya satu: para calon itu harus dekat dengan para ulama. Nantinya, calon-calon itu akan direkomendasikan ke beberapa partai jaringan Garda 212.

Baca: Ingin Diusung Gerindra, Prabowo Selalu Tanya Punya Uang Berapa?

"Kita berharap Garda 212 ini menjadi fasilitator untuk memfasilitasi alumni 212 atau anggota 212 yang ingin ikut terjun dalam politik praktis yang terjun dalam Pileg 2019 nanti," kata Sambo, Sabtu (13/1/2018) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Dengan asumsi ada 7 juta massa peserta aksi 212, Sambo memperkirakan Garda 212 akan mendapat dukungan yang signifikan. Nantinya, Garda 212 akan memberikan dukungan resmi apabila calon memenuhi proses seleksi yang telah dilakukan. Proses seleksi terdiri dari tes kapabilitas, integritas, dan elektabilitas calonnya. Sambo menambahkan, nantinya akan dibuat sistem yang matang untuk seleksi ini.

"Kami tidak ingin pernyataan Pak La Nyalla ini dijadikan bola-bola liar oleh mereka yang tidak suka dengan gerakan alumni 212," katanya menambahkan alasan pembentukan Garda 212.

Baca: Idrus Sambo Minta La Nyalla Tak Menyalahgunakan Nama Alumni 212

Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Al-Khaththath sebelumnya sempat menggadang-gadang La Nyalla sebagai kader dari 212. Menanggapi hal ini, Sambo menegaskan tidak ada alumni 212 yang bisa mengklaim didukung oleh peserta aksi 212.

Selama ini, kata dia, alumni 212 belum menyatakan dukungan resmi pada La Nyalla. Bagi Sambo, La Nyalla hanyalah salah satu dari sekian banyak alumni 212 yang ada dalam bursa Pilkada.

Meski begitu, Sambo tetap menepis anggapan bahwa Garda 212 merupakan bagian dari kegiatan politik praktis. Ia mengklaim hanya ingin menyaring calon-calon yang potensial yang akan diikutkan di pemilu legislatif.

"Kita tidak bergerak, kita hanya menyeleksi," katanya. "Kita berharap rekomendasi kita diikuti oleh alumni presidium yang lain.”

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Garda 212 Hasri Harahap mengatakan calon yang dijembatani oleh Garda 212 haruslah dikenal di daerah masing-masing. Selain dikenal, para calon itu juga harus memiliki uang yang cukup untuk maju dalam pilkada.

Hasri menegaskan tujuan dibentuknya Garda 212 adalah untuk menempatkan kader muslim di kursi parlemen. "Tujuan kita memperjuangkan kader muslim agar dapat tempat (di DPR)," katanya.

infografik mozaik 212

Pembentukan Garda 212 Tidak Diketahui Rizieq Shihab

Saat dikonfirmasi, Juru Bicara FPI Slamet Maarif menyatakan bahwa pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tidak tahu sama sekali mengenai pembentukan Garda 212.

"Enggak ada ngomong apa-apa, enggak tahu dia [Rizieq]. Beliau enggak tahu sama sekali urusan itu, enggak mau tahu sama sekali," kata Slamet.

Menurut Slamet, Rizieq memang menaungi Alumni Presidium 212 dan keputusan yang dibuat juga harus mendapat restu Rizieq terlebih dahulu.

"[Kami] tetap di bawah garis komando Habib Rizieq. Segala keputusan kita tetap mengikuti komando Habib Rizieq. Tentang yang lain kita enggak ikut campur, enggak ada urusan," tandasnya.

Ia menegaskan bahwa dirinya juga tidak diinformasikan soal pembentukan Garda 212 yang digagas oleh Sambo selaku mantan Ketua Alumni Presidium 212 tersebut. Ia malah baru mengetahui pembentukan itu dari sebaran undangan di media sosial. Namun ia yakin tidak akan ada perpecahan atau konflik yang terjadi antara kedua bentukan Alumni 212 ini.

Senada dengan Slamet, Sambo juga menegaskan bahwa hubungannya dengan Alumni Presidium 212 berjalan baik. Selama ini, Alumni Presidium 212 lebih bergerak di bidang penegakan norma, sehingga secara ranah kerja tidak akan bersinggungan dengan Garda 212.

"Insya Allah tidak. Kita kenal baik," ungkapnya lagi.

Baca juga artikel terkait ALUMNI 212 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto & Maulida Sri Handayani