tirto.id - Mantan Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo menilai wajar jika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meminta uang sebesar Rp40 miliar kepada La Nyalla Matalitti sebagai biaya saksi untuk TPS di Pilgub Jatim 2018.
Dalam komunikasinya dengan Prabowo, Sambo menyatakan bahwa pimpinan Partai Gerindra itu selalu menanyakan berapa jumlah dana yang dimiliki calon jika memakai Gerindra di Pilkada. Pasalnya, proses pencalonan itu memang tidak murah.
Sambo menyatakan bahwa Prabowo mengajukan syarat itu agar Gerindra tidak perlu lagi bersusah payah mencari dana untuk calon yang ingin diusung.
Berikut syarat-syarat yang akan diajukan Prabowo menurut versi Sambo:
Pertama, Prabowo akan selalu bertanya apakah uang yang dimiliki calon cukup atau tidak untuk bertarung di Pilkada.
"Itu selalu jadi hal yang ditanyakan" tegas Sambo saat melakukan konferensi pers di daerah Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1). "Emang high cost sangat mahal. Orang yang maju pasti harus punya cukup dana karena itu faktanya,” kata dia.
Kedua, Prabowo juga menanyakan soal kemungkinan menang dan sangat mempertimbangkan elektabilitas calon.
Sambo mengaku bahwa ia sempat mengajukan 3 nama untuk diusung Partai Gerindra pada Pilkada 2018 ini. Namun, hanya satu nama di daerah Aceh yang diterima Prabowo. Sambo mengaku tidak masalah karena ada sejumlah syarat yang tidak bisa dipenuhi.
"Makanya ketika saya usulkan nama saudara saya, kami ikut bikin survei dulu. Dari situ kami sampaikan peluang menangnya," terangnya.
Baca: Soal Dugaan Mahar La Nyalla: Bawaslu akan Panggil Prabowo
Ketiga, Gerindra mempertimbangkan politik balas budi dan relevansi kemenangan calon yang diusung untuk kepentingan Prabowo di Pilpres 2019. Meski tak ada mahar, calon tersebut harus bisa memberikan andil yang besar agar Prabowo bisa menjadi presiden.
Sambo menambahkan bahwa calon juga tentunya harus didukung oleh para ulama. Meski beberapa syarat masih bisa dinegosiasikan. Terkait uang, Prabowo tak kompromi.
"Apabila 2 (syarat) pertama ini tidak disetujui biasanya Pak Prabowo tidak bisa memberikan dukungan," katanya lagi.
Sandiaga Keluarkan Rp100 Miliar untuk Pilkada DKI
Sementara Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Andre Rosiade membenarkan bahwa Sambo dan Prabowo memang sering berkomunikasi. Selama ini keduanya berhubungan baik dan tidak ada masalah.
"Iya kan. Karena Pak Prabowo dan Partai Gerindra kan selalu membuka pintu untuk mencalonkan para ulama," terangnya kemudian.
Mengenai adanya permintaan uang, Andre mengungkapkan hal itu sebagai sebuah kewajaran bila partainya bertanya berapa dana yang dimiliki oleh calon. Untuk Pilkada, semuanya membutuhkan biaya dan tentu tidak gratis.
Andre menyebut bahwa Partai Gerindra tidak pernah meminta mahar. Jumlah Rp40 miliar yang dimiliki La Nyalla sebenarnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan dana yang dikeluarkan oleh Partai Gerindra.
Untuk keseluruhan proses, Andre memperkirakan ada Rp120 miliar yang dibutuhkan untuk Pilgub Jatim, kekurangan La Nyalla tentu akan ditutupi dari iuran para anggota Partai Gerindra sendiri.
Di Pilkada Jakarta saja, kata dia, Wakil Gubernur Sandiaga Uno harus mengeluarkan dana Rp100 miliar untuk bisa menang. Ketika ditanyakan berapa dana yang dikeluarkan Partai Gerindra, Andre hanya menjawab "Gerindra keluar lebih besar dari itu."
"Bila tidak mau keluar uang, ikut pemilihan anggota DPRD saja, tidak usah ikut pemilihan kepala daerah," katanya.
Ia lantas mencontohkan bahwa dirinya juga pernah melakukan sosialisasi saat hendak ikut kontestasi menjadi walikota di Padang 2013 silam. Saat itu ia menghabiskan dana Rp7 miliar dari kantongnya sendiri.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto