tirto.id - Hikayat Bunga Kemuning merupakan salah satu karya sastra Melayu lama yang sering ditemukan dalam bentuk legenda atau dongeng. Sebagai karya sastra klasik, Hikayat Bunga Kemuning dapat menjadi salah satu bahan ajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Hikayat Bunga Kemuning secara umum mengisahkan tentang raja yang terpaksa mengasuh 10 putrinya seorang diri, setelah sang istri meninggal dunia. Sembilan putrinya sangat nakal dan manja. Hanya satu putri yang tidak nakal dan tidak manja, yakni Putri Kemuning.
Cerita dalam Hikayat Bunga Kemuning selaras dengan karakteristik hikayat sebagai teks narasi. Dalam cerita Hikayat Bunga Kemuning memuat unsur kemustahilan, kesaktian tokoh, dan istana-sentris.
Karakteristik hikayat lainnya yakni mencakup unsur anonim. Dalam hal ini, pengarang Hikayat Bunga Kemuning tidak diketahui secara jelas karena penyebarannya dilakukan secara lisan.
Untuk memahami lebih dalam tentang isi dari Hikayat Kemuning, simak penjelasan berikut mulai dari ringkasan cerita Hikayat Bunga Kemuning hingga unsur intrinsiknya.
Ringkasan Cerita Hikayat Bunga Kemuning
Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X (2020) terbitan Kemdikbud, berikut isi dari Hikayat Bunga Kemuning:
Cerita Hikayat Bunga Kemuning bermula dari kisah seorang raja bijaksana yang memiliki 10 putri cantik. Setelah istri raja meninggal, semua anaknya dirawat dan dijaga oleh pengasuh kerajaan, termasuk Putri Kemuning yang berperilaku baik.
Saat hendak pergi ke kerajaan lain, sang raja menanyakan kepada 10 putrinya tentang oleh-oleh yang diinginkan mereka. Kesembilan putri menginginkan oleh-oleh mewah, sementara Putri Kemuning hanya berharap agar ayahnya kembali dengan selamat.
Setelah kepergian raja, perilaku sembilan putri menjadi buruk. Sementara itu, Putri Kemuning rajin mengurus taman.
Ketika sang raja kembali, hanya Putri Kemuning yang menyambutnya dengan gembira. Meskipun tidak meminta oleh-oleh, Putri Kemuning diberi kalung batu hijau oleh sang raja.
Bermula dari hal tersebut, konflik serius terjadi. Puteri Hijau iri dan meminta kalung tersebut, tapi ditolak oleh Putri Kemuning. Hal itu memicu pertengkaran di antara mereka, yang berakhir dengan kematian Putri Kemuning karena dipukul kakaknya.
Putri Kemuning dikuburkan rapi, demi menutupi tindak kejahatan kakak-kakaknya. Raja pun mencari putri kesayangannya itu, berhari-hari, minggu demi minggu, hingga bulan dan tahun berganti. Namun, tak kunjung ditemukannya.
Raja menyesal karena tidak dapat mendidik putrinya dengan baik, sehingga memerintahkan mereka pergi ke negeri seberang untuk belajar memperbaiki perilaku.
Seiring berjalannya waktu, di atas kuburan Putri Kemuning, tumbuh tanaman baru yang disebut bunga kemuning.
Kesimpulan cerita Hikayat Kemuning diyakini sebagai asal usul alias legenda bunga kemuning. Hingga kini, bunga kemuning terkenal sebagai salah satu bunga yang indah serta memiliki beragam kegunaan, seperti pengharum rambut dan bahan bedak penghalus wajah
Tokoh dalam Cerita Hikayat Bunga Kemuning
Tokoh dalam cerita Hikayat Bunga Kemuning dibedakan menjadi tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonisnya ialah sang raja dan Putri Kemuning. Sementara itu, tokoh antagonis Hikayat Bunga Kemuning adalah para kakak Putri Kemuning, terutama Putri Hijau.
1. Raja
Raja merupakan tokoh utama cerita yang digambarkan sebagai seorang pemimpin bijaksana dan sangat sayang terhadap anak-anaknya. Sang Raja sangat mencintai putrinya, terutama Putri Kemuning.2. Putri Kemuning
Putri Kemuning merupakan anak bungsu sang raja yang bersifat baik, penyabar, dan ramah. Dia menjadi pusat cerita karena kebaikannya, kontras dengan perilaku kakak-kakaknya yang buruk.3. Putri Hijau
Kakak Putri Kemuning, berperan sebagai tokoh antagonis yang jahat dan mudah iri terhadap keberuntungan Putri Kemuning.4. Kakak-kakak Putri Kemuning
Sembilan kakak Putri Kemuning, termasuk Putri Hijau, digambarkan berkarakter nakal, manja, dan jahat. Mereka menjadi penyebab konflik dalam cerita, terutama dalam kasus kepergian Putri Kemuning yang disebabkan oleh tindakan kejam mereka.Amanat Hikayat Bunga Kemuning
Kesimpulan cerita Hikayat Kemuning berkaitan dengan amanat yang terkandung dalam hikayat di atas. Karmila, dalam skripsi "Tema Amanat dan Nilai Pendidikan Karakter Pada Hikayat dalam Buku Paket Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013" (2018), menjelaskan amanat Hikayat Bunga Kemuning sebagai berikut.
1. Berbuat baik dan menjauhi sifat iri dalam keluarga
Kesimpulan cerita Hikayat Kemuning mengandung pesan moral agar berbuat baik kepada semua orang, terutama anggota keluarga. Sikap iri hanya akan merugikan diri sendiri dan merusak hubungan dalam keluarga. Itu tergambar dalam cerita melalui konflik antara Putri Kemuning dan kakak-kakaknya.2. Berpikir sebelum bertindak dan mengelola amarah
Hikayat Bunga Kemuning menyoroti pentingnya berpikir sebelum bertindak serta mengendalikan amarah. Hal ini ditekankan melalui kejadian tragis ketika tindakan impulsif kayak-kakak Putri Kemuning menyebabkan peristiwa nahas, yakni meninggalkan Putri Kemuning.Unsur Intrinsik Hikayat Bunga Kemuning
Dikutip dari buku Pendalam Materi Bahasa Indonesia Modul 6 Genre Teks dalam Bahasa Indonesia (2019) oleh Beniati Lestyarini, berikut penjelasan mengenai unsur intrinsikHikayat Bunga Kemuning.
A. Tema
Tema cerita Hikayat Kemuning menyoroti nilai-nilai kekeluargaan, kehidupan di kerajaan, dan kasih sayang seorang anak yang tulus kepada ayahnya.B. Alur atau plot
Alur cerita Hikayat Bunga Kemuning berjalan maju, fokus pada perkembangan kejadian, tidak melibatkan kisah masa lalu.C. Latar atau setting
Latar tempat dalam cerita mayoritas terjadi di lingkungan kerajaan, seperti teras istana dan taman. Selain itu, cerita juga menggunakan latar tempat di danau dekat istana.Sementara itu, latar waktunya tidak dinyatakan secara spesifik, hanya disebutkan bahwa cerita terjadi pada zaman dahulu kala. Adapun, latar suasana dalam cerita cenderung sedih, terlebih ketika raja tidak berhasil menemukan Putri Kemuning yang telah mati.
D. Sudut pandang
Cerita Hikayat Bunga Kemuning disampaikan dari sudut pandang orang pertama dan ketiga.E. Amanat
Amanat cerita berkaitan dengan menyampaikan pesan untuk berlaku baik kepada sesama, terutama keluarga. Selain itu, cerita ini juga mendorong untuk berpikir dengan matang sebelum bertindak.F. Gaya bahasa
Dalam Hikayat Bunga Kemuning terdapat beberapa gaya bahasa yang menonjol, antara lain berkaitan dengan majas metafora, majas ironi, dan majas paradoks.Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin