Menuju konten utama
Timnas Indonesia

Rapor & Statistik Pelatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia

Patrick Kluivert gagal membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Berikut statistik Timnas Indonesia bersama Kluivert.

Rapor & Statistik Pelatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert memperhatikan anak asuhnya pada pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia melawan Timnas Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/sgd/Spt.

tirto.id - Rapor dan statistik pelatih Patrick Kluivert bersama Timnas Indonesia harus diakui tidak tidak bagus. Urung membawa skuad Garuda lolos ke Piala Dunia 2026 menjadi kegagalan yang tidak dapat dibantah oleh Kluivert maupun para pendukungnya.

Patrick Kluivert ditunjuk PSSI menggantikan Shin Tae-yong pada 8 Januari 2025. Erick Thohir dan para Exco PSSI boleh saja mengatakan tidak membebani Kluivert dengan target lolos ke Piala Dunia 2026. Tapi di mata suporter, hadirnya pelatih baru berarti harus menunjukkan hasil lebih baik, dalam hal ini lolos ke Piala Dunia 2026.

Sayangnya, mimpi itu pudar di ronde 4 saat Indonesia selalu kalah dari Arab Saudi dan Irak. Dua kekalahan itu membuat tangis para pemain dan suporter pecah karena artinya Indonesia dipastikan gagal berlaga di Piala Dunia 2026.

Lantas, bagaimana statistik Kluivert sejak melatih Timnas Indonesia?

Statistik Kluivert: Sering Kalah & Minim Gol

Statistik Kluivert memang tidak begitu bagus. Selain dari hasil akhir berupa kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026, statistik permainan Indonesia dianggap tidak bagus jika melihat jumlah kemenangan maupun jumlah gol.

Merangkum dari laman resmi AFC, Kluivert memimpin Indonesia di enam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Rinciannya adalah empat laga di ronde 3 menghadapi Australia (tandang), Bahrain (kandang), Cina (kandang), dan Jepang (tandang) serta dua laga di ronde 4 melawan Arab Saudi dan Irak.

Secara hasil, Indonesia asuhan Kluivert hanya meraih dua kemenangan, itu pun di kandang sendiri. Sedangkan empat laga lainnya selesai dengan kekalahan, masing-masing dua laga di kandang lawan dan dua laga di tempat netral.

Kekalahan memang tidak bisa dihindarkan ketika tim sangat sulit mencetak gol dan di sisi lain mudah kebobolan. Faktanya adalah dari enam laga itu Indonesia hanya bisa mencetak lima gol atau rata-rata 0,8 gol per laga.

Lebih buruk lagi karena tiga dari lima gol itu lahir dari tendangan penalti. Masing-masing melalui eksekusi Ole Romeny (menang 1-0 lawan Cina) dan dua gol penalti Kevin Diks (kalah 2-3 lawan Arab Saudi).

Jika diteliti lagi, lima gol timnas era Kluivert hanya lahir dari Romeny (tiga gol) dan Diks (dua gol). Dua gol Romeny lainnya melawan Australia dan Bahrain lahir dari situasi open play, masing-masing dari assist Diks dan Marselino Ferdinan.

Minimnya gol Indonesia asuhan Kluivert sejalan dengan tidak banyaknya peluang yang mereka manfaatkan. Timnas Indonesia mampu melepaskan 50 tembakan dalam enam laga bersama Kluivert. Tapi dari jumlah tersebut hanya ada 16 shots on target atau konversinya mencapai 32 persen saja.

Kemudian dari 16 shots on target itu hanya ada lima gol atau dengan persentase 31 persen. Efektivitas itu juga yang berperan besar dalam minimnya gol skuad Garuda.

Performa buruk Indonesia pastinya ada di laga melawan Jepang. Bagaimana tidak, saat itu Indonesia sama sekali tidak bisa melepaskan tembakan. Ketika sebuah tim tidak bisa melepaskan tembakan, mereka tentu tidak bisa mencetak gol, kecuali gol lahir dari bunuh diri lawan yang sayangnya tidak tercipta di laga itu.

Lalu, bagaimana dengan performa pertahanan Timnas Indonesia di bawah taktik Kluivert? Dalam enam pertandingan tersebut total ada 15 gol yang bersarang ke gawang Maarten Paes maupun Emil Audero. Sebanyak 11 gol lawan dari open play dan sisanya lahir dari set pieces atau bola mati.

Pertahanan yang dikawal Jay Idzes juga harus bekerja keras ketika dalam enam laga tersebut lawan bisa melepaskan 67 tembakan. Dari jumlah tersebut ada 31 shots on target atau dengan persentase 46 persen.

Kemudian dari 31 shots on target itu ada 15 yang berbuah gol atau sebanyak 48 persen. Di sisi lain statistik itu berarti ada 16 penyelamatan yang dilakukan Paes dan Audero. Paes melakukan 11 saves dan sisanya Audero.

Sistem pertahanan yang dibangun Kluivert memang tidak terlalu bagus jika melihat statistik lain. Misalnya saja dari rata-rata 16,8 tackle per laga dan para pemain juga melakukan rata-rata 23 clearances atau sapuan bola per laga.

Statistik lainnya adalah Timnas Indonesia rata-rata memiliki penguasaan bola 46,5 persen per laga. Dari ball possession itu Timnas Indonesia juga punya statistik rata-rata melepaskan 357,3 umpan per laga dengan tingkat akurasi 79,4 persen.

Lalu dari sisi kedisiplinan, anak asuh Kluivert dapat dikatakan bermain cukup bersih. Mereka hanya mengantongi 14 kartu kuning dan dua kartu merah. Dua kartu merah itu diberikan kepada Thom Haye dan Shayne Pattynama karena melakukan protes usai laga melawan Irak atau diberikan tidak saat pertandingan berlangsung.

Sejak dilatih Kluivert, Indonesia juga sempat menjalani dua laga uji coba di FIFA Matchday bulan September 2025. Hasilnya adalah menang dari Cina Taipei 6-0 dan imbang lawan Lebanon 0-0. Skor telah melawan Cina Taipei memang patut diapresiasi namun harus diakui kualitasnya masih jauh di bawah Indonesia.

Selama menjalani Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia hanya dilatih oleh Kluivert dan Shin Tae-yong. Sayangnya laman resmi AFC tidak merekam secara lengkap statistik Indonesia di ronde 1 dan ronde 2 saat bersama Shin Tae-yong.

Namun dari statistik yang dapat dilihat secara mudah, ada beberapa aspek saat strategi Shin lebih bagus dari Kluivert. Misalnya saja dari jumlah gol maupun jumlah kebobolan.

Shin Tae-yong memimpin Indonesia di 14 laga WCQ 2026 mulai melawan Brunei di ronde 1 hingga kontra Arab Saudi di ronde 3. Hasilnya, Indonesia meraih hasil enam kemenangan, empat imbang, dan empat kekalahan.

Indonesia asuhan Shin juga mampu mencetak 26 gol atau rata-rata 1,9 gol per laga. Di sisi lain gawang Timnas Indonesia hanya kebobolan 17 gol atau 1,2 gol per laga.

Tentunya ada anggapan bahwa lawan yang dihadapi lebih mudah seperti Brunei dan Filipina. Namun jika membandingkan rata-rata gol per laga, statistik Indonesia asuhan Shin Tae-yong masih lebih bagus daripada Indonesia asuhan Kluivert.

Saat masih bersama Shin Tae-yong, Indonesia juga meraih hasil bagus melawan tim besar. Misalnya saja mengalahkan Arab Saudi 2-0 serta dua kali meraih hasil imbang lawan Arab Saudi dan Australia.

Ketika kalah 0-4 melawan Jepang, Indonesia juga masih bisa melepaskan delapan tembakan dengan tiga di antaranya menjadi shots on target. Jauh berbeda dengan tim asuhan Kluivert yang sama sekali tidak bisa melepaskan tembakan ke gawang Jepang saat kalah 6-0.

Lantas dengan statistik seperti itu apakah Kluivert masih pantas dipertahankan PSSI? Atau apakah Kluivert masih punya rasa percaya diri untuk tidak melayangkan surat pengunduran diri?

Satu yang pasti adalah tagar #KluivertOut menggema di media sosial usai Indonesia dipastikan gagal ke Piala Dunia 2026. Padahal ketika awal ditunjuk, gerbong staf kepelatihan Kluivert disebut sebagai "tim kepelatihan terbaik yang pernah kita miliki" oleh salah satu anggota Exco PSSI. Namun sayang, hasil terbaik belum bisa diberikan oleh Kluivert dan kawan-kawan di tim pelatih.

Selain itu manajer Timnas Indonesia, Sumardji, menyatakan akan membahas kinerja Kluivert saat rapat Exco PSSI. Sumardji adalah sosok yang selalu bersama timnas sejak ronde 1 hingga ronde 4 WCQ 2026. Artinya, Sumardji paham betul dinamika yang terjadi di dalam tim saat dilatih Shin Tae-yong dan Kluivert.

"Laporan saya ini akan dipakai untuk evaluasi secara keseluruhan. Termasuk salah satunya adalah tim kepelatihan di bawah Patrick Kluivert. Saya tidak akan tutup-tutupi mana yang baik, mana yang tidak baik. Semua akan saya sampaikan apa adanya," kata Sumardji dilansir dari laman Antara.

Statistik Timnas Indonesia Asuhan Patrick Kluivert

Berikut statistik Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sejak dilatih Patrick Kluivert:

  • Main: 6
  • Menang: 2 (persentase kemenangan 33,3%)
  • Imbang: 0
  • Kalah: 4 (persentase kekalahan 66,7%)
  • Jumlah gol: 5 gol (rata-rata 0,8 gol per laga)
  • Jumlah gol dari open play: 2 gol (rata-rata 0,3 gol open play per laga)
  • Jumlah gol penalti: 3 gol (rata-rata 0,5 gol penalti per laga)
  • Jumlah tendangan: 50 (rata-rata 8,3 tendangan per laga)
  • Jumlah shots on target: 16 (rata-rata 2,7 shots on target per laga)
  • Jumlah tendangan dari dalam kotak penalti: 32 (rata-rata 5,3 tendangan dari dalam kotak penalti per laga)
  • Jumlah tendangan dari luar kotak penalti: 18 (rata-rata 3,0 tendangan dari luar kotak penalti per laga)
  • Jumlah kebobolan: 15 gol (rata-rata 2,5 gol per laga)
  • Jumlah gol lawan dari open play: 11 gol (rata-rata 1,8 gol open play per laga)
  • Jumlah gol lawan dari set pieces: 4 gol (rata-rata 0,7 gol set pieces per laga)
  • Jumlah tendangan lawan: 67 (rata-rata 11,2 tendangan lawan per laga)
  • Jumlah shots on target lawan: 31 (rata-rata 5,2 shots on target lawan per laga)
  • Jumlah tendangan lawan dari dalam kotak penalti: 44 (rata-rata 7,3 tendangan lawan dari dalam kotak penalti per laga)
  • Jumlah tendangan lawan dari luar kotak penalti: 23 (rata-rata 3,8 tendangan lawan dari luar kotak penalti per laga)
  • Jumlah umpan: 2.144 (rata-rata 357,3 umpan per laga)
  • Rata-rata akurasi umpan: 79,4% per laga
  • Rata-rata ball possession: 46,5% per laga
  • Jumlah tackles: 101 (rata-rata 16,8 tackles per laga)
  • Jumlah clearances: 138 (rata-rata 23,0 clearances per laga)
  • Jumlah kartu kuning: 14 (rata-rata 2,3 kartu kuning per laga)
  • Jumlah kartu merah: 2 (rata-rata 0,3 kartu merah per laga)

Sumber statistik: AFC

Baca juga artikel terkait TIMNAS INDONESIA atau tulisan lainnya dari Wan Faizal

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Wan Faizal
Penulis: Wan Faizal
Editor: Oryza Aditama