Menuju konten utama

Ramadan 2022: Arti Qiyamul Lail Ibadah di Malam Hari & Keutamaannya

Qiyamul Lail artinya bangun di malam hari untuk mengerjakan ibadah sunnah. Apa saja keutamaannya?

Ramadan 2022: Arti Qiyamul Lail Ibadah di Malam Hari & Keutamaannya
Umat muslim membaca Al Quran saat beriktikaf di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Senin (3/5/2021). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.

tirto.id - Qiyamul Lail artinya bangun di malam hari untuk mengerjakan ibadah sunnah. Ibadah yang sering dilakukan umat muslim terutama saat bulan Ramadhan ini biasanya dilakukan untuk menunaikan ibadah sholat sunat seperti tarawih, tahajud, Witir, serta amalan-amalan lain seperti membaca Al-Quran, berzikir, dan sebagainya.

Terkait ibadah di malam hari ini, NU Online menulis, jika puasa melatih seseorang untuk menahan diri dari perbuatan yang dibolehkan seperti makan dan minum, maka qiyamul lail adalah latihan menjalankan perbuatan-perbuatan sunnah dengan penuh khusu dan konsentrasi.

Pahala Qiyamul lail itu semakin berlipat ganda lagi ketika dikerjakan pada sepertiga Ramadhan yang terakhir, yakni saat terjadi malam lailatul qadar.

Qiyamul lail diperuntukkan bagi mereka yang telah tertidur sejenak di waktu malam, lalu bangun dan mengambil air wudhu. Di bulan Ramadhan umat Islam tentu tidak terlalu sulit untuk bangun di malam hari karena dipaksa untuk bangun melakukan sahur.

Lantas, apa saja keutamaan Qiyamul Lail ini?

Keutamaan Qiyamul Lail

Sebagaimana dilansir NU Online, berikut ini adalah beberapa keistimewaan shalat malam.

1. Shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah shalat maktubah (lima waktu).

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah:

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam” (HR Muslim).

2. 70 kali lipat lebih baik dibanding ibadah sunnah di siang hari

Keutamaan shalat malam jika dibanding dengan shalat siang itu seperti keutamaan sedekah yang dilakukan secara sirr (rahasia) dibanding sedekah yang dilaksanakan secara terang-terangan di depan publik. Selisih perbandingan antara keduanya adalah 70 kali lipat. Sabda Rasulullah :

“Keutamaan shalat malam dibanding shalat siang seperti keutamaan sedekah sirr dibandikan dengan sedekah terang-terangan. (Hilyatul Auliya’, juz 4, hlm. 167)

3. Ciri Khas Orang Sholeh

Shalat malam adalah ibadah yang menjadi ciri khasnya orang-orang shalih. Berbeda dari ibadah lain yang biasa dikerjakan orang-orang ada umumnya. Misalnya sedekah. Sedekah merupakan ibadah yang baik, namun sedekah biasa dilakukan oleh orang shalih, preman, bahkan non-Muslim sekali pun, semuanya bisa menjalankan sedekah. Begitu pula kesetiakawanan, tolong-menolong dan ibadah-ibadah lain, bisa dilakukan siapa pun. Berbeda dari shalat malam, bisa dikatakan hanya dilakukan oleh orang yang benar-benar shalih. Karena itu bagian dari ibadah yang tidak populer.

"Hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan." (Sunan At-Tirmidzi: 3549)

4. Dicintai Allah

Allah membanggakan hambanya yang melakukan shalat tahajud kepada para malaikat. Dalam sebuah atsar disebutkan:

“Sesungguhnya Allah membanggakan hambanya kepada para malaikat ketika hamba tersebut berdiri meninggalkan tempat tidurnya dan keluarganya menuju shalat dan Allah menerima hamba tersebut.” (Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad, Risalatul Mu’awanah wal-Mudzaharah wal-Muazarah, [Darul Hawi: 1994], hlm. 40-41).

5. Doanya dikabulkan

Semuadoakebaikan yang dipanjatkan pasti akan dikabulkan oleh Allah. Rasulullah :

“Sesungguhnya di dalam malam terdapat waktu yang jika ada seorang muslim meminta kepada Allah dengan kebaikan baik urusan dunia maupun akhirat, pasti Allah akan memberikannya. Dan waktu tersebut adalah sepanjang malam.” (HR Muslim)

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Addi M Idhom