Indeks Partai Demokrat

Tuan Guru Bajang menyatakan mundur dari keanggotaannya di Partai Demokrat, karena alasan pribadi.

Petinggi Gerindra dan Demokrat akan bertemu pada Senin besok. Pertemuan itu merupakan pandahuluan sebelum SBY dan Prabowo resmi bertemu untuk membahas rencana koalisi.

Orang yang akan menginjak 70 tahun disarankan lebih banyak beristirahat ketimbang sibuk bekerja hingga kelelahan.

"Bilangannya (partai pendukung Jokowi) sudah banyak, basic kue suara pilegnya udah tinggal sedikit."

Rizal sempat mengatakan bahwa pertemuannya dengan SBY merupakan nostalgia.

Prabowo membesuk SBY di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, pada Rabu malam, 18 Juli 2018.

Partai Gerindra masih melakukan penjajakan dengan Demokrat soal rencana koalisi Pilpres 2019.

Gerindra akan mengajak Demokrat bergabung untuk mengusung Prabowo sebagai capres.

Partai Demokrat masih mempertimbangkan sebelum memutuskan sikapnya terhadap Prabowo Subianto dan Joko Widodo, atau bahkan memilih sikap yang lain.

Demokrat akan segera tentukan arah koalisi di Pilpres 2019.

Demokrat menyatakan sampai saat ini deklarasi-deklarasi dukungan yang dilakukan sejumlah partai lainnya untuk Pilpres 2019 baru sekadar pemberitahuan.

Agus Hermanto tidak membicarakan urusan politik dalam pertemuan tersebut, termasuk mengusulkan Agus Harimurti Yudhoyono.

Agus Harimurti Yudhoyono akan bertemu dengan Puan Maharani untuk membahas mengenai Pemilu 2019.

"Menurut saya tidak ada hal yang baru yang disampaikan oleh Pak SBY dalam konteks kontrak politik," kata Basarah.

"Kalau itu diterima, konstelasinya saya yakin pasti akan berubah total. 20 persen mungkin jadi 0 persen, atau mungkin menjadi angka tengah, itu akan membuka jalan," kata Roy.

Partai Demokrat akan melihat dampak pengumuman cawapres Jokowi terhadap peta politik sebelum menentukan sikap di Pilpres 2019.

Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan, pihaknya tak mempermasalahkan jika Anies Baswedan menjadi capres atau cawapres di 2019 sebagai pendamping Prabowo Subianto.

Pembentukan poros ketiga dengan Demokrat pun tidak pernah masuk dalam agenda Partai Golkar.

Partai Demokrat tak berani menyebut nama capres dan cawapres karena mereka tak mampu meraih ambang batas pencalonan presiden 20 persen sendirian.

“Ini bukan masalah kesulitan memilih nama atau tidak tapi kalkulasi politik itu harus matang. Kedua, tidak mudah memenuhi suara PT 20 persen."