Indeks Misbar
Seni Menertawakan Feodalisme Ala We're Broke, My Lord
We’re Broke, My Lord" (2023) menceritakan perjuangan pemuda desa yang mendadak menjadi pewaris kekuasaan di tengah kritik terhadap feodalisme.
Pesona Semesta Rekaan Poe dalam The Fall of the House of Usher
Serial yang mengeksplorasi tingkah polah kaum elite. The Fall of the House of Usher hadir dengan memvisualisasikan semesta rekaan Edgar Allan Poe.
Blue Eye Samurai: Jatuh-Bangun Pendekar Perempuan di Zaman Edo
Kisah tentang petualangan pendekar pedang perempuan di era Edo yang tertutup dan patriarkis. Salah satu tontonan terbaik tahun ini.
Thanksgiving: Film Slasher Solid yang Dibumbui Komedi
Thanksgiving bermula dari trailer parodi yang kemudian diangkat jadi film penuh. Cukup solid dengan plot sederhana.
Malam Para Jahanam: Sebuah Upaya Mencegah Tuna Sejarah
Malam Para Jahanam hadir meramaikan rilisan horor di pengujung tahun ini. Membawa latar dan isu penting bagi generasi baru secara implisit.
Merajut Dendam dan Perempuan yang Melawan Kontrol Patriarki
Merajut Dendam menjadi wadah kesekian bagi Laura Basuki menunjukkan kualitasnya. Sayang, naratifnya masih terjebak dalam problem klasik.
Napoleon: Kaisar Kesepian & 3 Perang yang Gagal Dimenangkannya
Ridley Scott menyiangi mitos sejarah dan menampilkan Napoleon sebagai manusia seutuhnya. Sayang, penutupnya tak maksimal.
Immersion: Premis Menarik, tapi Terjebak Formula Horor Biasa
Immersion menjanjikan ketegangan dengan cara mencampurkan kisah hantu klasik dengan teknologi virtual.
Bisakah Mengejar Cinta yang Paripurna, seperti di Film-Film?
Cukup aman untuk menobatkan Jatuh Cinta Seperti di Film-Film sebagai salah satu film terbaik tahun ini. Mengusung teknik dan estetika yang bernas.
12 Monkeys: Sci-fi Klasik tentang Paradoks Predestinasi
Hampir tiga dekade berlalu, 12 Monkeys tetap menjadi film sci-fi terbaik tentang perjalanan waktu.
Pernikahan Dini yang Amat Berjarak dari Realitas
Serial web Pernikahan Dini merupakan remake dari film yang rilis pertama kali pada 1987. Gagal mengungkap masalah dan berjarak dari realitas.
The Killer: Film One-Man Show Lazimnya, tapi oleh David Fincher
The Killer menampilkan unsur-unsur yang biasa ada dalam film one-man show. Yang membuatnya beda adalah arahan David Fincher.
Balada Cinta Mati Rasa dalam Love Ice Cream
Love Ice Cream menghadirkan kisah ringan untuk diikuti. Namun, caranya mencapai konklusi terkesan terburu-buru.
The Swan dan Siklus Kekerasan yang Tiada Ujungnya
Seri film pendek Wes Anderson yang mengadaptasi cerpen Roald Dahl. Menyoroti siklus kekerasan yang tiada akhir.
Gampang Cuan Memparodikan Ambisi Jadi Crazy Rich secara Instan
Narasi Gampang Cuan mengingatkan penonton akan dua sisi dunia saham. Di balut komedi dan satir yang lumayan efektif.
When Evil Lurks Mengolah Tema Klasik Jadi Lebih Mengerikan
When Evil Lurks sebenarnya mengusung tema yang amat klasik dalam genre horor. Sentuhan Demian Rugna menjadikannya berbeda dari horor kebanyakan.
Badrun & Loundri, Mawas Diri dari Gimik Politik
Jelang Pemilu 2024, Garin Nugroho menghadirkan dua film yang kental mengusung tema politik. Sebagai eduksi sekaligus ajakan mawas diri.
Judi dan Spiritualitas dalam The Wonderful Story of Henry Sugar
The Wonderful Story of Henry Sugar memuat cerita berbingkai karya Roald Dahl. Temanya berkisar pada pencarian akan pencerahan ke Timur.
Menghanyutkan Diri dalam Magis dan Harumnya Gadis Kretek
Tak sekadar hadirkan kisah cinta, Gadis Kretek juga menjahit isu-isu penting dalam semestanya yang magis dan mendalam.
Killers of the Flower Moon: Keserakahan yang Meledak Jadi Petaka
Di film terbarunya, Martin Scorsese mengeksplorasi sifat serakah manusia yang mendorong mereka berbuat keji. Penuh kekerasan, tapi masih terukur.