Harga minyak dunia menguat pada Kamis (Jumat pagi WIB), bergabung dengan suasana optimistis di pasar karena para investor semakin yakin bahwa Inggris akan memilih untuk tetap di Uni Eropa.
Harga minyak dunia melonjak lagi pada Senin (Selasa pagi WIB) di pasar yang bergejolak. Itu terjadi berkat meningkatnya harapan bahwa Inggris akan memilih untuk tetap di Uni Eropa minggu ini dan dolar AS yang lebih rendah.
Kenaikan harga minyak dunia pada Senin (20/6/2016) disebabkan oleh beberapa faktor. Berkurangnya kekhawatiran atas kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit, lemahnya dolar AS, tren kenaikan harga rumah di kota-kota besar yang mulai melandai di Cina pada bulan Mei, serta diakhirinya aksi mogok serikat pekerja garis keras (CGT) pada Jumat lalu di Perancis.
Harga minyak dunia kembali naik setelah sempat beberapa kali turun sejak pekan lalu. Kenaikan harga ini dipicu oleh penurunan produksi minyak Amerika Serikat sebesar 1,4 juta barel. Fluktuasi harga minyak ini turut dipicu oleh kegagalan pertemuan OPEC pekan ini dalam menyepakati kuota pembatasan produksi minyak anggotanya.
Perbedaan strategi dalam menjaga tingkat produksi minyak membuat negara-negara di dalam OPEC gagal mencapai kesepakatan. Beberapa pihak menginginkan pengaturan kuota produksi yang ketat, sementara pihak lain menginginkan kuota produksi ditambah supaya harga minyak tetap rendah. OPEC meyakini bahwa pertumbuhan permintaan tetap relatif sehat berdasarkan tantangan dan perkembangan ekonomi baru-baru ini.
Pertemuan OPEC yang akan dilaksanakan pada minggu ini membuat pedagang minyak berhati-hati sehingga menyebabkan harga minyak dunia turun. Pedagang minyak di seluruh dunia kini tengah menanti hasil pertemuan itu sekaligus data ekonomi terbaru Cina sebagai salah satu konsumen energi terbesar di dunia. Pertemuan OPEC besok juga menjadi 'debut' bagi menteri perminyakan baru Arab Saudi, Khalid al-Falih.
Harga minyak menguat mendekati level $50 dolar per barel. Penguatan harga minyak tersebut terkait penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 4,2 juta barel menjadi 537,1 juta barel. Faktor lainnya adalah kebakaran hutan di Kanada yang terjadi selama berminggu-minggu serta kerusuhan yang mempengaruhi infrastruktur energi di Nigeria.
Kebakaran hutan yang terjadi di Fort McMurray serta penurunan produksi minyak AS mendorong harga minyak dunia menuju titik 50 dolar AS perbarel. Para analis mengungkapkan bahwa kisaran harga minyak akan berada pada 45 dolar AS hingga 50 dolar AS. Para pedagang pun tengah menunggu data stok minyak mentah AS yang akan dirilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu, (18/5/2016) waktu setempat atau Kamis waktu Indonesia.
Selama dua dekade, Ali al-Naimi menjadi sosok paling berpengaruh dalam industri perminyakan dunia. Kini, posisinya sebagai menteri Perminyakan Arab Saudi digantikan. Akankah ada perubahan kebijakan? Banyak negara yang geram akan kebijakan Arab Saudi ini. Strategi al-Naimi adalah melindungi pangsa pasar Arab Saudi. Bukan hanya al-Naimi yang didepak, sejumlah pemimpin bidang ekonomi yang cukup penting juga di-reshuffle.