tirto.id - Harga minyak dunia menguat pada Kamis (Jumat pagi WIB), bergabung dengan suasana optimistis di pasar karena para investor semakin yakin bahwa Inggris akan memilih untuk tetap di Uni Eropa.
Pasar-pasar jatuh pada pekan lalu setelah jajak pendapat menunjukkan kemenangan bagi kubu "Tinggalkan" dalam referendum penting Kamis, tetapi mereka telah menguat selama empat hari terakhir karena kampanye pro-Uni Eropa memperoleh kembali momentum.
Beberapa analis memperingatkan bahwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa bisa mengakibatkan negara itu jatuh ke dalam resesi dengan dampaknya menyebar secara global.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 98 sen menjadi berakhir di 50,11 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, patokan global, melonjak menjadi menetap pada 50,91 dolar AS per barel, naik 1,03 dolar AS dari penutupan Rabu.
"Alasan kenaikan hari ini adalah karena kita tidak terlalu khawatir tentang Brexit," kata Phil Flynn dari Price Futures Group. "Alasan kami menjual kemarin adalah kekhawatiran tentang permintaan di masa mendatang bersama ketidakpastian Brexit ini."
Hasil akhir dari referendum Brexit diperkirakan sampai sekitar 08.00 GMT pada Jumat.
"Meskipun jajak pendapat menunjukkan hasil persaingan ketat, pasar sangat yakin bahwa kubu pro-Uni Eropa akan menang," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Pasar minyak telah melemah pada Rabu, juga karena penurunan lebih kecil dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS, menambah kekhawatiran tentang kekuatan permintaan dan pasokan global yang melimpah.
Departemen Energi AS mengatakan stok komersial pekan lalu turun 900.000 barel, jauh lebih sedikit daripada 1,5 juta barel yang diperkirakan oleh para analis, dengan persediaan masih di tingkat tertinggi secara historis.
Menambah nada "bearish" adalah kenaikan tak terduga dalam persediaan bensin, 600.000 barel, karena musim mengemudi musim panas di AS baru mulai berjalan efektif, demikian AFP.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari