Indeks Kecelakaan Kereta

Kecelakaan bermula saat kendaraan roda empat Izusu Elf dengan pelat nomor N 7646 T menerobos perlintasan sebidang.

Kecelakaan KA Argo Semeru ini menambah daftar panjang rentetan peristiwa kecelakaan di perkeretaapian Indonesia.

Penumpang KA Argo Semeru dan Argo Wilis yang anjlok di Wates, Kulon Progo dievakuasi ke selter di Stasiun Wates dan Stasiun Tugu.

Kereta Argo Semeru tersebut anjlok sekira pukul 13.15 WIB pada posisi kilometer 520+4 Petak Jalan Sentolo, Wates, Kulon Progo.

Berikut fakta-fakta kecelakaan kereta di Pakistan yang tewaskan puluhan orang.

Keduanya saat ini masih berstatus sebagai saksi. Total sudah ada 3 saksi yang diperiksa.

Tidak ada korban luka-luka maupun jiwa atas insiden tersebut.

Data terkini kecelakaan perkeretaapian sebanyak 65% tertemper, 29% anjlok, 3% kebakaran KA, dan 3% tabrakan KA.

Untuk jalur hilir sudah dapat dilalui dengan kecepatan normal, sedangkan di jalur hulu dengan kecepatan terbatas.

Sempat terjadi ledakan saat lokomotif kereta api Brantas menabrak bagian kepala truk trailer yang melintas di rel kereta.

Bagian lokomotif kereta penumpang tersebut terhenti di jembatan usai menabrak truk kontainer di Semarang, Jawa Tengah.

PKS meminta PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) bertanggung jawab setiap kecelakaan dalam proses pembangunan KCJB.

Yang membuat kompleks dalam kasus kecelakaan kereta di Rawageni adalah status lahan perlintasan sebidang ilegal.

KAI menyayangkan pengemudi mobil yang tak mendahulukan perjalanan kereta api sehingga menyebabkan terjadinya gangguan perjalanan KRL di pagi hari.

KAI Commuter merekayasa pola operasi perjalanan KRL Jakarta-Bogor akibat kecelakaan tersebut.

Tragedi Bintaro I menjadi yang terburuk sepanjang sejarah perkeretaapian Indonesia. Namun sejarah berulang dalam Tradegi Bintaro II.

Mobil yang ditumpangi korban tertabrak KA Jayabaya relasi Pasarsenen-Malang

Kemenkub akan mengkaji lebih lanjut sejumlah yang menjadi penyebab sejumlah insiden perkeretaapian, salah satunya tentang persoalan anggaran.

Menhb berkata penyebab kecelakaan KRL di Bogor bisa saja lantaran penurunan tanah, kelalaian masinis, atau faktor kecepatan.

Bimo meminta KAI lebih memperkuat pengamanan lintasan Kereta Api agar kejadian anjloknya KRL di Kebon Pedes tidak terjadi lagi.