Menuju konten utama

PVMBG: Status Gunung Semeru Masih Waspada

Masyarakat & wisatawan diimbau tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah Gunung Semeru dan 4 kilometer arah bukaan kawah.

PVMBG: Status Gunung Semeru Masih Waspada
Guguran lava pijar Gunung Semeru terlihat dari Desa Sumber Mujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (17/1/2021). ANTARA FOTO/Seno/foc.

tirto.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan status Gunung Semeru berada di level II atau waspada, meskipun terdapat adanya peningkatan aktivitas vulkanik.

Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sekitar 4 kilometer. Aktivitas guguran lawa juga terjadi dengan jarak luncur 500-1000 meter dari kawah Jonggring Seleko, Gunung Semeru ke arah Besuk Kobokan pada Sabtu (16/1/2021) pukul 17.24 WIB.

"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahaya nya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada Level II atau Waspada," jelas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan resminya, Sabtu (16/1/2021).

Sementara itu, berdasarkan hasil rekaman gempa APG pada hari ini tercatat dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 4.287 detik.

Gunung Semeru yang memiliki tipe strato dengan kubah lava, dengan puncak tertinggi Mahameru (3676 mdpl) secara administratif terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

PVMBG dalam siaran resminya menyatakan selama 1-15 Januari erupsi masih berlangsung secara tidak menerus, tetapi umumnya kolom erupsi tidak tampak karena tertutup kabut. Asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 200 meter dari puncak.

Sepanjang periode itu juga tampak aktivitas guguran lava pijar dengan jarak luncur 500-1000 meter ke arah Besuk Kobokan. Kolom asap terpantau setinggi 200-300 meter dengan warna putih tebal dan condong ke arah utara. Sementara sinar api teramati setinggi 10 meter di atas puncak.

Sementara aktivitas kegempaan didominasi gempa guguran, gempa letusan, gempa embusan, dan getaran tremor harmonik. Sementara itu, getaran banjir terekam sebanyak 14 kali, hal itu mengindikasikan mulai meningkatnya kejadian lahar di aliran Besuk Kobokan hingga meningkatnya curah hujan di wilayah tersebut.

Jumlah kejadian gempa Guguran, gempa Letusan, gempa Hembusan, dan getaran Tremor Harmonik dalam periode ini masih tinggi, hal ini mengindikasikan pergerakan magma ke permukaan masih terjadi.

Karenanya PVMBG mengingatkan ancaman bahaya gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar dari puncak, dan lontaran berukuran abu yang dapat tersebar jauh tergantung kecepatan angin.

Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Karenanya, masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah Gunung Semeru dan 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara. Masyarakat juga harus mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Baca juga artikel terkait GUNUNG SEMERU atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Bayu Septianto