tirto.id - Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih mengkaji penurunan status Gunung Karangetang dari Level III Siaga ke Level II Waspada. Hal itu disampaikan Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia P Tatipang.
"Kemarin kami sudah mengusulkan untuk penurunan status dari siaga ke waspada level II," ujar Yudia dikutip dari Antara, Kamis (13/4/2023).
Hingga saat ini, kata dia, aktivitas vulkanik salah satu gunung api aktif di Sulawesi Utara (Sulut), setelah Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara dan Gunung Lokon di Kota Tomohon, relatif menurun.
Hal itu diindikasikan mulai tidak tampak lagi adanya guguran lava pijar dari puncak kawah maupun guguran lava di ujung leleran lava. Penurunan aktivitas Gunung Karangetang ini terjadi sejak 28 Maret 2023.
Begitu juga dari sisi rekaman gempa vulkanik yang relatif menuju ke intensitas normal. Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang hanya merekam satu kali gempa dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.
"PVMBG Badan Geologi nantinya memberikan keputusan apakah status Gunung Karangetang diturunkan ke level II waspada setelah hari raya Idulfitri," ujar Yudia.
PVMBG mengimbau warga yang bermukim di sekitar Gunung Karangetang tetap waspada, apalagi hingga saat ini statusnya belum diturunkan ke waspada. PVMBG menyatakan potensi terjadi peningkatan aktivitas gunung api tersebut masih memungkinkan terjadi.
"Mudah-mudahan aktivitasnya terus menurun, kami tetap mengharapkan masyarakat jangan dulu naik ke tubuh gunung api agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Gunung Karangetang erupsi efusif pada 8 Februari 2023 setelah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. PVMBG kemudian menaikkan statusnya dari waspada ke siaga.
Dampak dari aktivitas tersebut, warga di beberapa desa/kelurahan sempat diungsikan karena khawatir terjadi awan panas guguran sewaktu-waktu.
Editor: Gilang Ramadhan