tirto.id - Sekitar 27 santri di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Bahrul Ulum, Desa Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, keracunan setelah menghirup asap dari penyemprotan untuk memberantas nyamuk (fogging) oleh pemerintah desa setempat.
Menurut Bagian Keamanan PP Bahrul Ulum, Tito, keracunan itu terjadi pada Minggu (20/11) sore. Menurutnya sejumlah santri merasa sesak nafas tidak lama setelah dilakukan fogging di area pondok pesanteren.
"Para santri masuk ke kamar ambil makanan dan itu juga setelah jam sekolah, banyak dari mereka yang kondisi perutnya masih kosong, lalu menghirup itu dan sesak nafas," katanya seperti diwartakan Antara, Senin (21/11/2016).
Puluhan santri dikabarkan mengalami sakit, dengan gejala sesak nafas, pusing, dan mual. Karena jumlah santri yang sakit banyak, akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Sementara itu, Direktur RSUD Jombang dr Pudji Umbaran mengatakan dugaan sementara, para santri putri tersebut mengalami keracunan yang mereka keluhkan setelah fogging.
Namun, menurutnya, untuk memastikan penyebab keracunan, dinas kesehatan masih meneliti kandungan obat dalam fogging. Nantinya, dari hasil observasi dinas kesehatan itu, akan dijadikan sebagai bahan evaluasi, khususnya obat-obatan yang digunakan dalam kegiatan itu. Untuk saat ini, rumah sakit memberikan penangaanan para pasien, agar kondisi mereka lebih baik.
"Rata-rata mereka mengalami sesak, mual, muntah dan lemas. Jadi, itu yang harus kami tangani dengan memberikan beberapa tindakan lain," katanya.
Ia pun meminta para santri harus mencuci bersih baju serta beragam alat yang terkena pengasapan itu, sebagai upaya mencegah hal serupa terjadi. Bahkan, jika ada yang merasa sesak harus segera mendapatkan bantuan, sebab jika dibiarkan saja bisa berbahaya.
Hingga saat ini, masih ada belasan santri yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang. Kondisi mereka masih lemah setelah mual dan muntah. Beberapa di antaranya juga mengalami dehidrasi, sehingga harus ditangani.
Ia pun menyebut, mengadakan fogging secara mandiri memang bagus, namun seharusnya tim juga memperhatikan obat serta takarannya. Jika takaran yang diberikan tidak tepat, bisa berakibat membahayakan orang lain.
Untuk itu, ia pun berharap, kedepan masyarakat yang ingin daerahnya di-fogging lebih baik koordinasi dengan dinas kesehatan.
Walaupun terjadi musibah tersebut, aktivitas di asrama putri pondok pesantren di Jombang itu berjalan seperti biasa.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH