tirto.id - Turnamen Piala Presiden 2018 dipastikan tak menerapkan regulasi pemutihan kartu untuk babak knockout. Situasi tersebut membuat jumlah kartu yang telah diterima para pemain selama babak penyisihan tidak dinihilkan meski kompetisi kini telah memasuki delapan besar.
Beberapa pelatih pun dipusingkan lantaran dipaksa memarkir sejumlah pemain pentingnya. Pelatih Mitra Kukar, Rafael Berges misalnya yang tak dapat memainkan Mauricio Leal dan Sidik Wiganda pada duel melawan Persija akhir pekan ini.
Namun, tak semua tim dirugikan oleh tidak adanya aturan pemutihan kartu. PSMS menjadi salah satu tim yang tak terdampak akumulsi kartu jelang bergulirnya babak delapan besar di Stadion Manahan, Solo Sabtu (3/2/2018) akhir pekan ini. Pelatih Djadjang Nurjaman pun memiliki keleluasaan untuk memilih pemain terbaiknya masuk ke starting line-up di laga terdekat.
“Kami bisa menurunkan komposisi terbaik. Jadi tanpa adanya pemutihan kartu ini tidak ada masalah," ungkap Djanur seperti dikutip situs resmi Piala Presiden 2018.
Terlepas dari tak adanya akumulasi kartu yang didapat, dua pemain PSMS, Frets Butuan dan Muhammad Roby saat ini masih dalam pemulihan cedera. Djadjang pun menegaskan tetap membuka peluang keduanya dimainkan lantaran cedera yang dialami Frets maupun Roby tidak parah.
“Cedera mereka [Frets dan Roby] tidak serius. Saya yakin ada kemungkinan mereka bisa diturunkan di pertandingan nanti,” imbuh Djanur.
Pada babak delapan besar, PSMS akan menghadapi musuh yang tidak ringan, Persebaya Surabaya. Laga tersebut sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai ajang pembalasan Ayam Kinantan yang dikalahkan Bajul Ijo pada partai puncak Liga 2 musim lalu.
"Kami tidak khawatir. Kami bisa atasi itu waktu di Bandung. Saya memprediksi laga akan berjalan ketat. Kami sudah punya empat pemain asing, 3 non Asia dan 1 pemain Asia, untuk itu kami akan maksimalkan mereka untuk mendapat kemenangan," pungkas Djanur.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan
