Menuju konten utama

Profil Tokoh Pendiri ASEAN: Narciso Ramos dari Filipina

Narciso Ramos adalah salah satu pendiri ASEAN dari Filipina, yang merupakan seorang jurnalis dan politikus. 

Profil Tokoh Pendiri ASEAN: Narciso Ramos dari Filipina
Delegasi konferensi Asosiasi Asia Tenggara untuk Kerjasama Regional di Bangkok, Thailand, 7 Agustus 1967. Dari kiri ke kanan: Narciso Ramos, Menteri Luar Negeri Filipina; Adam Malik, Menteri Luar Negeri Indonesia; Thanat Khoman, Menteri Luar Negeri Thailand; Abdul Razak, Wakil Perdana Menteri Malaysia; dan Sinnathamby Rajaratnam, Menteri Luar Negeri Singapura. (AP Photo)

tirto.id - Association of SouthEast Asian Nations (ASEAN), merupakan organisasi intergovernmental atau Organisasi antarpemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama regional di negara kawasan Asia Tenggara.

Menurut laman Sekretariat Nasional ASEAN, negara-negara anggota yang saat ini masih aktif adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

ASEAN dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Dengan diwakili oleh lima wakil negara dari negara-negara Asia Tenggara.

Kelima wakil negara-negara tersebut yaitu, Menteri Luar Negeri Indonesia (Adam Malik), Wakil Perdana Menteri Malaysia (Tun Abdul Razak), Menteri Luar Negeri Filipina (Narciso Ramos).

Selanjutnya, Menteri Luar Negeri Singapura (S. Rajaratnam), dan Menteri Luar Negeri Thailand (Thanat Khoman).

Para wakil negara dari Asia Tenggara tersebut menandatangani Deklarasi ASEAN (The ASEAN Declaration. Atau lebih dikenal dengan Deklarasi Bangkok.

Salah satu dari kelima wakil negara yang ikut memprakarsai adalah mantan jurnalis dari Filipina.

Sebagai tokoh besar di Filipina, Narciso Ramos akan selalu diingat dengan jasa diplomatiknya sebagai sang pencetus ASEAN.

Sejarah Hidup Narciso Ramos

Narciso Ramos lahir di kota Asingan, Pangasinan pada tanggal 11 November 1900. Ramos menghabiskan masa kecilnya hingga lulus sekolah menengah atas (SMA) di kota tersebut.

Dilansir dari The Manila Times, sejak dulu, Ramos memiliki ketertarikan terhadap jurnalistik. Selepas lulus dari SMA pada 1919, ia akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi demi mendalami ketertarikannya.

Masa studinya di University of Philippines tersebut berlangsung selama dua tahun dengan mengambil jurusan jurnalistik.

Dua tahun berlalu sejak ia menempuh studinya, Ramos melanjutkan studinya di National University of Philippines dan mendapatkan gelar sarjana hukum pada 1924.

Dengan gelar sarjana hukum yang ia sandang, Ramos menggunakan ilmunya untuk membela kaum miskin dan tertindas di kota Pangasinan.

Karena keberanian dan reputasinya yang baik, ia kemudian dikenal sebagai salah satu tokoh terkenal di bidang hukum.

Pada 1941, Ramos terpilih menjadi representatif dari distrik kelima Pangasinan yang membuatnya menjadi anggota Legislatif Filipina ke-10 .

Karier Politik Narciso Ramos

Selain membela kaum yang tertindas di kota Pangasinan, keberanian Ramos juga mendorong dirinya untuk bergabung dengan pejuang perlawanan Filipina.

Setelah Filipina meraih kemerdekaannya pada 1946, Ramos mendapatkan panggilan khusus oleh Presiden Roxas dan duta besar Joaquin Elizalde.

Saat itu, Narciso Ramos diberi utusan untuk mengelola Kedutaan Besar Filipina pertama di Washington DC, Amerika Serikat.

Penugasan Ramos tersebut seakan menjadi titik awal bagi mantan jurnalis dan pengacara ini berkecimpung di dunia politik luar negeri.

Selama di Amerika, Ramos banyak menjalankan tugas diplomasi dan kenegaraan. Sembari menjadi penasihat menteri, ia juga turut membantu membentuk kerangka dasar aturan dinas luar negeri Filipina.

Sejak 1949 hingga 1952, Ramos bertugas menjadi duta besar untuk Argentina. Selama bertugas di luar Filipina dan berkutik dengan dunia diplomasi, Ramos memiliki segudang pencapaian.

Salah satu pencapaiannya adalah ketika ia juga berhasil mengirimkan beberapa delegasi Filipina ke negara-negara Amerika Latin.

Melepas jabatannya sebagai duta besar untuk Argentina, karier politik Ramos justru semakin meroket saat ia menjadi utusan Filipina untuk India. Hal ini sekaligus menjadi kali pertama bagi Filipina dalam mendirikan misi di New Delhi.

Ramos mencapai titik kejayaannya saat ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Filipina atas utusan Presiden Ferdinand Marcos pada tahun 1966. Demikian menurut Rappler.

Empat tahun setelah ia berhasil menduduki posisi sebagai Menlu, Ramos memprakarsai deklarasi ASEAN.

Pada tahun yang sama, 1968, ia pun akhirnya memutuskan untuk pensiun dari pemerintahan. Namun, sebelum ia benar-benar beranjak dari posisinya, Ramos menandatangani perjanjian Ramos-Rusk sebagai upaya membentuk kembali hubungan Filipina dengan Amerika Serikat. Dengan ini, ia sekaligus mendirikan kembali Dewan Asia Pasifik atau Aspak.

Perjalanan panjang seorang Narciso Ramos didasari dengan kegigihan, keberanian dan juga semangat juangnya dalam membangun negara Filipina.

Dari menjadi seorang jurnalis, pengacara hingga Menteri Luar Negeri sekalipun, kecintaan Ramos terhadap negaranya tidak pernah pudar.

Ramos akan selalu dikenang sebagai bapak pendiri ASEAN yang membekas di hati para masyarakat Filipina.

Baca juga artikel terkait SEJARAH atau tulisan lainnya dari Maysa Ameera Andarini

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Maysa Ameera Andarini
Penulis: Maysa Ameera Andarini
Editor: Yandri Daniel Damaledo