Menuju konten utama

Profil Sekjen PBB Antonio Guterres yang Dilarang Masuk Israel

Profil Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang dilarang masuk Israel oleh Menteri Israel. Apa penyebabnya?

Profil Sekjen PBB Antonio Guterres yang Dilarang Masuk Israel
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres berpidato pada pertemuan Dewan Keamanan di markas besar PBB. (AP Photo/Mary Altaffer)

tirto.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dilarang masuk Israel. Siapa Antonio Guterres dan kenapa ia dilarang masuk Israel?

Larangan Antonio menginjakkan kaki ke Israel disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, melalui media sosial. Ia mengunggah pernyataan itu tidak lama setelah serangan Iran ke Israel pada 1 Oktober 2024.

"Saya memutuskan hari ini untuk menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai orang yang tidak diinginkan di Israel dan melarang dia masuk ke Israel," katanya, melalui X @Israel_Katz, Rabu (2/10/2024).

Aksi Katz melarang Guterres memasuki Israel dikecam oleh PBB. Menurut Juru bicara PBB Stephane, tindakan Katz adalah sebagai wujud serangan terhadap staf PBB.

"Satu lagi serangan terhadap staf PBB yang pernah kita lihat dari pemerintah Israel," katanya seperti yang dikutip dari AP News, Kamis (3/10/2024).

Aksi Israel mengecam PBB bukan pertama kalinya terjadi. Hal serupa juga pernah dilakukan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

Melalui sebuah pidato di gedung PBB pada 27 September 2024, Netanyahu menyebut PBB sebagai "rumah kegelapan" dan "rawa kebencian antisemit." Ia menyampaikan hal itu usai PBB merilis resolusi yang meminta Israel segera meninggalkan Palestina dalam waktu satu tahun.

Resolusi ini berakar dari putusan Mahkamah Internasional (ICJ). Putusan itu menetapkan bahwa Israel telah mendirikan pemukiman ilegal di Palestina dan melakukan kejahatan kemanusiaan berat di negara tersebut.

Penyebab Antonio Gutteres dilarang Masuk Israel

Penyebab Antonio Gutteres dilarang masuk Israel karena bersikap netral dalam pernyataan terbarunya usai Iran menyerang Israel pada 1 Oktober 2024. Melalui pernyataan itu, Gutteres mengutuk eskalasi yang terjadi di Timur Tengah dan menyerukan adanya gencatan senjata.

"Saya mengutuk meluasnya konflik Timur Tengah, dengan eskalasi demi eskalasi. Ini harus dihentikan. Kita benar-benar butuh gencatan senjata," katanya, di New York, Selasa (1/10/2024), seperti yang dikutip dari rilis PBB.

Melalui pernyataan itu, Gutteres tidak menyebutkan negara-negara yang terlibat eskalasi. Hal itu membuat Israel tidak puas dan merasa PBB tidak mampu mengecam tindakan Iran dan Hamas.

"Siapapun yang tidak mampu dengan tegas mengutuk serangan kriminal Iran terhadap Israel, seperti yang dilakukan hampir semua negara di dunia, tidak berhak menginjakkan kaki di tanah Israel," katanya.

Lebih lanjut, Katz juga kecewa PBB tak kunjung menyatakan Hamas dan Iran sebagai organisasi terorisme.

"Sekretaris jenderal yang belum mengecam pembantaian dan kejahatan seksual yang dilakukan oleh para pembunuh Hamas pada tanggal 7 Oktober, dan belum mengambil keputusan untuk menyatakan mereka sebagai organisasi teroris," lanjut dia.

Serangan Iran kepada Israel adalah respons negara tersebut atas agresi militer Israel di Lebanon, Gaza, Suriah, dan Yaman selama satu tahun terakhir. Iran menyebut bahwa serangan ini juga menjadi aksi balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah dan Hamas oleh Israel.

“Beri tahu Netanyahu bahwa Iran bukanlah negara yang suka berperang, tetapi berdiri teguh melawan ancaman apa pun … Jangan terlibat konflik dengan Iran," kata Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dikutip The Guardian.

Lebih lanjut, Pezeshkian menyebut bahwa tindakan negaranya adalah “sah, rasional, dan legal” terhadap "tindakan teroris" Israel.

Profil Sekjen PBB Antonio Guterres

Antonio Guterres adalah Sekretaris Jenderal PBB yang kesembilan. Ia menjabat sebagai Sekjen PBB sejak 1 Januari 2017.

Melansir Britannica, Guterres lahir di Lisbon, Portugal, pada 30 April 1949. Ia lulus dari Instituto Superior Técnico dengan gelar di bidang teknik.

Guterres sudah menonjol sejak usia muda dan dikenal sebagai sosok yang berprestasi. Ia fasih berbahasa Portugis, Inggris, Prancis dan Spanyol. Gutteres menikah dengan Catarina de Almeida Vaz Pinto.

Istri Guterres kini menjabat sebagai wakil wali kota Lisbon untuk bidang budaya. Pernikahan Gutteres dan Catarina dikaruniai dua orang anak, seorang putra tiri, dan tiga orang cucu.

Ia memiliki karier yang panjang di bidang peyanan publik. Sejak muda Guterres telah aktif menjadi sukarelawan di lingkungan miskin Lisbon, tempat ia dilahirkan. Ia kemudian maju sebagai anggota parlemen pada 1976 usai memenangkan suara mayoritas dari masyarakat Lisbon.

Guterres terus berkarier di parlemen selama hampir 20, hingga 1995. Selama menjabat Guterres memimpin partai oposisi yang rutin menyeimbangkan pemerintahan.

Gutteres kemudian terpilih menjadi Perdana Menteri Portugal pada 1995. Ia menjabat selama tujuh tahun hingga 2002. Gutteres juga pernah ditunjuk mewakili Portugal sebagai diplomat.

Memasuki tahun 2005, Gutteres ditunjuk menjadi Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau UNHCR, menggantikan Ruud Lubbers. Ia menjabat posisi tersebut selama 10 tahun dan diangkat menjadi Sekjen PBB pada 1 Januari 2017.

Selama mengabdi di PBB, Gutteres fokus menjalankan program untuk mendukung hak asasi manusia masyarakat rentan. Mengutip situs resmi Yayasan Nelson Mandela, Guterres menggambarkan dirinya sebagai seorang multilateralis yang tidak menganggap remeh kerja sama internasional.

Sepak terjangnya di PBB termasuk mendorong peningkatan program UNHCR di negara-negara terdampak krisis kemanusiaan hingga meluncurkan berbagai kebijakan praktis untuk menghadapi pandemi COVID-19.

Ia juga berfokus dalam program-program mengatasi krisis iklim, memajukan kesetaraan gender, dan mencapai reformasi abad ke-21 yang ambisius.

Baca juga artikel terkait PBB atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya