Menuju konten utama

Profil Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Sikapnya ke Israel

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, adalah seorang ahli jantung. Simak profilnya dan sikap terhadap Israel.

Profil Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Sikapnya ke Israel
Presiden Iran Masoud Pezeshkian berpidato di Majelis Umum PBB ke-79 di markas besar PBB di New York, AS, 24 September 2024. REUTERS/Mike Segar

tirto.id - Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, selama ini digambarkan sebagai seorang tokoh reformis. Bagaimana profil dan sikapnya terhadap Israel?

Masoud Pezeshkian terpilih sebagai Presiden Iran pada pemilihan umum (pemilu) ulang yang dihelat 6 Juli 2024. Secara mengejutkan, ia mengalahkan lawannya yang seorang konservatif, Saeed Jalili.

Pezeshkian mengantongi suara sebanyak 16.384.403 dari total 30.530.157 yang masuk. Di lain sisi, lawannya mendapatkan 13.538.179 alias selisih 2,7 juta suara.

Bagaimana sepak terjang Masoud Pezeshkian selama ini? Seperti apa sikap yang ia tunjukkan terhadap Israel?

Profil Presiden Iran Masoud Pezeshkian: Ahli Jantung

Masoud Pezeshkian lahir dari seorang ayah suku Azeri dan ibu suku Kurdi. Pada 1994, sebuah kecelakaan mobil pada tahun 1994 dilaporkan turut membuat istrinya, Fatemeh Majidi, dan seorang putri, meningga dunia. Ia kini hidup bersama dua orang putra dan putri.

Mengutip pemberitaan Anadolu Ajansı, Masoud Pezeshkian pernah menjadi Menteri Kesehatan dalam kabinet pemerintahan Mohammad Khatami (2001-2005).

Ia juga pernah duduk di Parlemen Iran sebagai wakil rakyat dari kota Tabriz di parlemen Iran mulai tahun 2008.

Tak hanya itu, Pezeshkian selama ini juga dikenal sebagai seorang ahli jantung. Bahkan, ia pernah memimpin Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz di Iran utara.

Di dunia politik, Masoud Pezeshkian sebenarnya tercatat sempat ingin maju dalam Pemilu Presiden 2013 dan 2021. Pezeshkian mundur pada 2013 dan memberikan dukungan untuk Hashemi Rafsanjani. Kemudian pencalonannya ditolak Dewan Wali pada 2021.

"Saya datang ... untuk mencari perdamaian dan ketenangan yang langgeng serta kerja sama di kawasan ini, serta dialog dan interaksi yang konstruktif dengan dunia," demikian diutarakan Pezeshkian, seperti mengutip laman Washington Post.

Pasca terpilih sebagai Presiden Iran, pria kelahiran Mahābād, Iran, pada 19 September 1954 itu berjanji akan menjadi jembatan antara rakyat dan pemerintah Iran.

"Saya akan melakukan segala cara untuk melihat mereka yang tidak terlihat oleh pihak yang berkuasa dan yang suaranya tidak didengar. Kami akan membuat kemiskinan, diskriminasi, perang, kebohongan dan korupsi menghilang dari negara ini," lanjutnya.

Sikap Masoud Pezeshkian Terhadap Israel

Pada September 2024, Masoud Pezeshkian menuding Israel telah melakukan pembantaian di Gaza, Palestina.

Ia juga turut mengecam pihak Barat yang terlibat dalam suplai senjata. Eropa dan Amerika Serikat, katanya, turut mengirim amunisi dan bom kepada Israel.

"Entitas Israel melakukan pembantaian terhadap perempuan, anak-anak, pemuda dan orang tua. Mereka mengebom rumah sakit dan sekolah," ungkap Masoud Pezeshkian, seperti dikutip AP News.

"Semua kejahatan dilakukan dengan menggunakan amunisi dan bom dari Eropa dan Amerika," lanjut Pezeshkian.

Pada akhir Juli 2024, Reuters mengabarkan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pernah menyebutkan "Death to Israel" ditambah "Death to America" dalam sebuah kesempatan setelah menyikapi situasi di Gaza.

"Mereka yang memasok senjata yang membunuh anak-anak tidak dapat mengajarkan umat Islam tentang kemanusiaan," ungkap Pezeshkian.

Paling aktual, Masoud Pezeshkian menyebutkan Israel seharusnya tidak diizinkan untuk melakukan serangan terhadap Poros Perlawanan, sekutu yang dipimpin Iran.

Ia pun turut memberikan dukungan terhadap Lebanon pasca terbunuhnya Sayyed Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, serta diikuti aksi pengeboman Israel terhadap Houthi di Yaman.

"Para pejuang Lebanon tidak boleh dibiarkan sendirian dalam pertempuran ini agar rezim Zionis (Israel) tidak menyerang negara-negara Poros Perlawanan satu demi satu," beber Pezeshkian.

"Kami tidak dapat menerima tindakan seperti itu dan tidak akan dibiarkan begitu saja. Reaksi yang tegas diperlukan," tegasnya.

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra