tirto.id - Mantan pemain PSM Makassar, Anco Jansen, baru saja mencuri perhatian. Bukan karena aksinya di lapangan, melainkan pernyataannya dalam podcast #Voetbalpraat di ESPN yang menyinggung kondisi sosial dan sepak bola Indonesia.
Pemain asal Belanda itu melontarkan kritik tajam terhadap kemajuan teknologi di Indonesia yang menurutnya bertolak belakang dengan situasi ekonomi masyarakat.
Jansen menggolongkan Indonesia sebagai negara miskin, tetapi memiliki masyarakat dengan akses luas terhadap teknologi terutama smartphone dan media sosial.
Ia mengungkapkan keheranannya melihat banyak orang yang secara ekonomi masih berjuang, namun tetap aktif di dunia digital.
Tak hanya soal kondisi sosial, Jansen juga mengkritik sistem sepak bola Indonesia. Ia menilai fasilitas klub dan pengelolaan akademi pemain masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan standar di negara Eropa.
Sebagai pemain yang pernah berkarier di liga-liga top Belanda, Jansen berharap ada perubahan signifikan dalam infrastruktur, manajemen tim, serta pembinaan pemain muda. Diharapkan sepak bola Indonesia bisa lebih kompetitif di kancah internasional.
Jansen bukan sosok asing bagi sepak bola Indonesia. Ketika mengenakan jersey PSM Makassar, ia tampil dalam 20 pertandingan, mencetak 5 gol dan 1 assist. Kini di usia 36 tahun, Jasen masih menjadi figur yang banyak diperhitungkan, meski pernyataan kali ini lebih banyak menuai polemik ketimbang apresiasi.
Profil Anco Jansen & Perjalanan Karier
Anco Jansen dikenal sebagai seorang striker bertalenta dengan segudang pengalaman di berbagai klub Eropa, sebelum ia akhirnya memutuskan hijrah ke Liga Indonesia.
Karier sepak bola Jansen dimulai dari akademi PEC Zwolle U19 pada 2005. Setelah naik ke tim utama, ia sempat membela FC Groningen, lalu kembali ke FC Zwolle.
Perjalanan karier Jansen di Belanda cukup berwarna. Jansen sempat berseragam SC Cambuur, De Graafschap, dan Roda JC.
Namun titik balik kariernya terjadi pada 2015, ketika ia memutuskan keluar dari zona nyaman dan merantau ke Turki, untuk memperkuat Boluspor.
Akan tetapi pencapaian terbaik Jansen sebagai striker justru terjadi saat membela SC Veendam. Ketika itu ia sukses mencetak 22 gol dalam satu musim kompetisi.
Tahun 2021 menjadi awal petualangan baru Jansen di Asia, ia bergabung ke PSM Makassar. Bersama Juku Eja, Jansen tampil dalam 20 pertandingan, dengan catatan 5 gol dan 1 assist.
Gol perdana Jansen untuk PSM tercipta saat melawan Persebaya Surabaya, pada 18 September 2021. Ia kemudian menambah koleksi golnya ke gawang Persik Kediri, Persipura Jayapura, dan Madura United. Sayang cedera lutut menghambat kontribusinya di sisa musim, lalu memaksanya pensiun pada 2023.
Usai gantung sepatu, Jansen beralih profesi menjadi komentator sepak bola di ESPN Belanda. Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan tanpa filter membuatnya menjadi figur yang kerap menuai kontroversi. Ia tak segan melontarkan kritik tajam, baik kepada individu, klub, maupun otoritas sepak bola.
Ketika September 2024, namanya kembali menjadi perbincangan, setelah secara terbuka mengkritik kepolisian Belanda yang menggelar aksi mogok kerja serta mengganggu jalannya beberapa pertandingan liga lokal.
Meski sering memicu pro dan kontra, keberanian Jansen dalam bersuara membuatnya tetap diperhitungkan di dunia sepak bola, baik di dalam maupun luar lapangan.
Berikut profil lengkap Anco Jansen dan perjalanan kariernya:
- Nama: Anco Jansen
- Tanggal lahir: 9 Maret 1989Umur: 36 Tahun
- Tempat kelahiran: Zwolle, Belanda
- Kewarganegaraan: Belanda
- Tinggi: 1,86 m
- Posisi: Penyerang Sayap Kiri
Karier Pemain Sepak Bola:
- 2005-2006: PEC Zwolle U19 (Belanda)
- 2007-2008: FC Groningen (Belanda)
- 2008-2009: FC Zwolle (Belanda)
- 2009-2010: SC Veendam (Belanda)
- 2011-2012: De Graafschap (Belanda)
- 2013-2014: Roda JC (Belanda)
- 2015-2016: Boluspor (China)
- 2017-2018: FC Emmem (Belanda)
- 2020-2021: NAC Breda (Belanda)
- 2021-2022: PSM Makassar (Indonesia)
- 2022-2023: DZOH (Belanda)
Penulis: Satrio Dwi Haryono
Editor: Oryza Aditama
