Proliga

Profil Junaida Santi Pemain Muda Pertamina di Proliga Putri 2025

Junaida Santi menjadi bintang baru di Proliga 2025. Hitter Jakarta Pertamina Enduro itu menjadi top skor pemain lokal. Cek profil singkat Santi di sini.

Wan Faizal

Terbit 5 May 2025 18:53 WIB

Sejumlah pevoli Jakarta Pertamina Enduro meluapkan kegembiraannya usai meraih poin atas Jakarta Electric PLN pada pertandingan Putaran Kedua Minggu Keempat PLN Mobile Proliga 2025 di Palembang Sport an Convention Center (PSCC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (22/2/2025). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz

tirto.id - Profil Junaida Santi merupakan pemain muda milik Jakarta Pertamina Enduro di Proliga putri 2025. Masih berusia 17 tahun, Santi juga digadang akan menjadi outside hitter masa depan Indonesia.

Junaida Santi merupakan pemain asal Sumatra Utara kelahiran 9 Mei 2007. Walau masih berada di usia 17 tahun, namun kiprahnya di Proliga 2025 sangat mengundang sanjungan.

Santi memulai petualangannya di dunia bola voli bersama klub Bina Remaja Deli Serdang. Keputusan menggeluti dunia voli tidak lepas dari peran sang kakak yakni Juhaidar Yusaini yang juga bergelut sebagai atlet voli profesional.

Bersinar di Proliga 2025

Bakat Santi semakin terlihat nyata di Proliga 2025. Performanya terbilang stabil dalam mendulang poin demi poin bagi Pertamina Enduro. Sebagai seorang hitter, hal utama yang dilihat tentu adalah jumlah poin yang dicetak.

Sejauh ini Santi total telah mencetak 282 poin (242 attacks, 29 blocks, 11 service aces) yang berasal dari babak reguler dan final four. Pada babak reguler Santi mengemas 181 poin (156 attacks, 18 blocks, 7 service aces).

Selama babak reguler tersebut Santi selalu bermain di 12 pertandingan atau rata-rata mencetak 15,1 poin per laga. Kemudian dari 12 pertandingan tersebut Santi bermain 40 set atau rata-rata mencetak 4,5 poin per set.

Satu catatan menarik adalah selama babak reguler lalu Santi merupakan pemain lokal dengan koleksi poin terbanyak. Secara keseluruhan ia hanya kalah dari Madeline Guillen (Tandamata) 283 poin, Neriman Ozsoy (Popsivo) 227 poin, Kitania Medina (Petrokimia) 201 poin, Bethania De La Cruz (Popsivo) 208 poin, Valentina Diouf (Electric PLN) 207 poin, Polina Shemanova (Electric PLN) 206 poin, dan Erica Staunton (Pertamina) 198 poin.

Konsistensi Santi terus terjaga selama babak final four. Pada fase tersebut Santi total mencetak 101 poin (86 attacks, 11 blocks, 4 service aces).

Santi juga selalu bermain di enam pertandingan final four yang artinya rata-rata ia mencetak 16,8 poin per laga. Selain itu, bermain dalam 25 set di final four artinya Santi mengemas rata-rata 4 poin per laga.

Sama seperti saat babak reguler, Santi juga menjadi pemain lokal dengan koleksi poin terbanyak di final four. Total ia hanya kalah dari Julia Sangiacomo (Petrokimia) 154 poin, Kelsey Robinson Cook (Electric PLN) 152 poin, Jordan Thompson (Pertamina) 136 poin, Shemanova 126 poin, Madison Kingdon (Popsivo) 114 poin, dan Jessica Mruzik (Popsivo) 110 poin.

Performa terbaik Santi dalam hal perolehan poin terjadi di dua pertandingan. Pertama, di babak reguler saat Pertamina menang dari Popsivo dengan skor 3-1 (32-30, 16-25, 25-16, 25-18) di GOR PSCC Palembang. Saat itu Santi mencetak 28 poin (24 attacks, 2 blocks, 2 service aces).

Jumlah poin yang sama dibuat Santi dalam laga final four saat Pertamina menang dari Petrokimia dengan skor 3-2 (22-25, 20-25, 25-15, 25-22, 15-9) di GOR Sritex, Solo. Santi mengemas 28 poin dari situasi 21 attacks, 6 blocks, 1 service ace.

Dengan performa konsisten sepanjang musim, ditunjang dengan usia yang masih muda, Santi tentu menjadi masa depan voli putri Indonesia. Bukan tidak mungkin, tidak lama lagi akan ada tawaran bermain di luar negeri bagi Santi.