tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melakukan kajian secara mendalam dan komprehensif terkait rencana pemindahan ibu kota negara.
"Kami diminta melakukan kajian lebih mendalam dan keinginannya kota yang dipilih mencerminkan model kota yang ideal untuk Indonesia," ujar Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro seusai rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Bambang menyatakan, Bappenas menargetkan akan menyelesaikan kajian tersebut pada akhir tahun 2017. Dengan selesainya kajian, kata dia, maka persiapan-persiapan untuk merealisasikan rencana pemindahan ibu kota bisa dilakukan.
"Jadi kalau kajian 2017 selesai, 2018 menteri PU akan menyiapkan detail engineering design-nya, kemudian persiapan-persiapan untuk pemindahan. Pemindahannya sendiri kan butuh waktu lama," kata Bambang dikutip dari Antara.
Bambang mengatakan pemindahan ibu kota negara memang harus dilakukan keluar Pulau Jawa mengingat ketersediaan lahan yang lebih memadai.
Namun demikian, Bambang belum menyebutkan letak lokasi yang akan dijadikan ibu kota negara baru itu. Kalimantan disebut-sebut sebagai tempat tujuan pemindahan ibu kota tersebut.
Sebelumnya Bambang sempat mengatakan beberapa daerah yang berpotensi menjadi ibu kota baru. Dia mengakui salah satunya Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Munculnya nama Palangkaraya, sebagai kandidat ibu kota baru, karena pernah digagas oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, tepatnya pada tahun 1950-an.
Soekarno pernah mewacanakan agar ibu kota pindah ke Palangkaraya. Ia bahkan pernah mengunjungi kota yang terletak di tengah Indonesia itu, untuk meninjau perkembangan kota yang dilintasi Sungai Kapuas tersebut.
Bambang mengatakan, saat ini Tim Bappenas sedang menganalisis kriteria wilayah, baik terkait kesiapan dan ketersediaan lahan, hingga sumber pendanaan untuk pembangunan ibu kota baru. Rencana pemindahan ibu kota kembali muncul karena dinilai adanya kebutuhan pembentukan pusat ekonomi baru.
Pulau Jawa dianggap terlalu mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Aktivitas perekonomian di Jawa pun lebih banyak terkonsentrasi di kawasan Jabodetabek atau DKI Jakarta dan belum merata ke seluruh lapisan.
Bambang berharap, apabila rencana tersebut benar-benar terwujud, maka beban Jakarta yang kini dianggap terlalu berat dapat berkurang.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto