tirto.id - Intonasi suara Prabowo Subianto tiba-tiba mengeras. Emosinya tampak meluap dan tangannya menunjuk-nunjuk ke arah hadirin yang menyaksikan langsung debat keempat calon presiden di Hotel Shangri-la, Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam.
“Yang ketawa, kenapa kalian ketawa, pertahanan indonesia rapuh kalian ketawa. lucu ya? kok lucu?” kata Prabowo dengan nada yang sedikit tinggi.
Kemarahan Prabowo di atas panggung ternyata dipicu suara riuh dari depan panggung. Suara tersebut terdengar keras saat Prabowo berusaha membantah Jokowi. Sebelum marah, ada jeda beberapa detik hingga akhirnya Prabowo menunjuk-nunjuk ke arah depan.
Kala itu, dia sedang berbicara “Ribuan tahun sejarah perang saya pelajari, saya tahu jarak-jarak peluru kendali, masih saya tahu. Jadi saya mohon, pak, ini bukan menyalahkan tapi saya, saya berpendapat, kekuatan pertahanan kita sangat rapuh dan lemah. Bukan salah bapak, salah, enggak tahu saya.”
Suaranya kemudian turun. Ia lantas melanjutkan tanggapan terhadap Jokowi terkait tema diplomasi internasional, yang merupakan salah satu topik dalam debat tersebut. Selesai memberi tanggapan, ia sempat mempersilakan orang untuk tertawa.
“Silakan ketawa, kalau negara ini lemah, silakan,” kata Prabowo.
Tak diketahui pasti siapa yang tertawa saat itu. Namun, juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade menuding yang dimarahi Prabowo adalah para pendukung Jokowi.
“Yang ketawa itu pendukung Pak Jokowi,” kata Andre kepada reporter Tirto, Minggu (31/3/2019).
Andre yang saat malam itu hadir dalam debat, tak mau berkomentar lebih lanjut. Tudingan serupa juga dikatakan Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso. Malah, Priyo mengaku sudah melaporkan suara tawa tersebut ke Komite Damai.
“Beliau memperingatkan masalah inti dari nasional malah diketawakan pendukung sebelah,” kata Priyo usai debat, Sabtu (30/3/2019) malam.
Meski Andre dan Priyo begitu yakin yang dimarahi adalah pendukung Jokowi, tak demikian dengan Direktur Legislatif Badan Pemenangan Nasional (BPN) Edhy Prabowo. Namun, Edhy menjamin suara itu tak mungkin datang dari pendukung Prabowo-Sandiaga. Hanya saja, suara itu terdengar dari banyak orang.
Edhy pun menganggap mereka yang tertawa saat Prabowo bicara kelemahan negara, perlu dipertanyakan jiwa patriotismenya.
“Kalau kami cerita tentang lemahnya pertahanan negara, kemudian ada yang tertawa, kita wajib curiga kepada orang yang tertawa itu, apa orang ini benar-benar suka terhadap negara kita yang lemah?" kata Edhy, Sabtu malam.
Diklaim Menunjukan Kualitas Pemimpin
Di luar polemik siapa yang dimarahi, Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo Subianto-Sandiaga, Sudirman Said menilai kemarahan Prabowo di atas panggung justru bisa memperlihatkan kualitasnya sebagai pemimpin.
“Tugas pemimpin negara yaitu menjaga arah jangka panjang negara ini mau kemana, menjaga tata nilai, integritas, perjuangan, idealisme,” ujar Sudirman, malam tadi.
Mantan Menteri ESDM itu menilai Prabowo juga berhasil membangun komunikasi pascadebat kali ini. Meski sempat beberapa kali mengeluarkan nada tinggi, namun dianggapnya emosi yang dikeluarkan tersebut lantaran menyampaikan substansi dari debat.
“Ketika sampai pada substansi yang sangat penting bagi negara, maka nada suaranya dari suara yang sangat comitted bahkan cenderung sedikit ada emosi dalam hal baik. Tapi begitu sampai pada hubungan hubungan kemanusiaan menjadi ringan, menjadi jenaka, itulah kualitas pemimpin sejati,” ucap Sudirman.
Bukan Urusan TKN
Tudingan dari kubu Prabowo ini tak disoalkan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf. Ketua TKN Erick Thohir bahkan membiarkan tudingan-tudingan itu dikemukakan para elite BPN Prabowo-Sandiaga.
Saat ditanya tanggapannya soal sikap Prabowo yang marah karena pendukung Jokowi, Erick hanya berujar “Itu, kan, bukan urusan saya. Tanya aja penonton,” katanya seusai debat di Hotel Shangri-la, Sabtu malam.
Ia pun mengatakan, cara berkomunikasi Jokowi di atas panggung debat berbeda dengan Prabowo. Jokowi, kata dia, tak begitu ambil pusing dengan serangan personal yang ditujukan kepadanya.
“Hari ini, kita bisa lihat bagaimana Pak Jokowi orang yang santun dan sering dizalimi, tetapi, ya, beliau kelihatan, kan, karakternya sangat sabar. Yang penting, kerja, kerja, kerja,” kata Erick.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Mufti Sholih