tirto.id - Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi, M Imran menyampaikan jemaah haji lansia banyak yang mengalami disorientasi karena disebabkan oleh penyakit demensia.
Petugas pelayanan kesehatan haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menemukan sejumlah jemaah haji lansia yang mengalami demensia setelah tiba di Madinah, Arab Saudi.
“Demensia ini merupakan fenomena jemaah haji Indonesia tahun ini karena tahun ini memang jumlah jemaah lansia lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Imran dalam keterangan pers yang dikutip pada Rabu (7/6/2023).
Imran mencontohkan kasus jemaah haji lansia yang meminta pulang saat tengah berada di pesawat. Petugas juga menemukan beberapa kasus jemaah lansia yang menganggap masih berada di kampung halamannya sendiri, kendati mereka telah sampai di Arab Saudi.
Demensia, kata Imran, biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir seperti disorientasi tempat, disorientasi waktu dan disorientasi terhadap orang-orang di sekitar.
Gejala-gejala yang bisa terlihat di awal biasanya seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami.
“Kemudian sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke embarkasi atau ke Tanah Suci,” jelas Imran.
Menurut Imran, jemaah yang mengalami demensia perlu diberikan stimulasi kognitif. Stimulasi dilakukan dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi.
Jemaah yang mengalami demensia langsung dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah untuk mendapatkan terapi stimulasi kognitif. Biasanya, kata Imran, setelah terapi ini ingatan pasien akan pulih kembali.
“Para pendamping jemaah diimbau untuk selalu mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, zikir bersama, kemudian hindari yang bisa menyebabkan jemaah lansia menjadi lelah,” tutur Imran.
Namun Imran menekankan pasien yang telah pulih harus diawasi karena demensia ini sewaktu-waktu bisa muncul kembali terutama disebabkan kelelahan dan dehidrasi.
Di sisi lain, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo berpesan kepada seluruh jemaah haji Indonesia terutama kelompok risiko tinggi (risti), agar tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan.
Kemudian bagi jamaah haji mandiri dengan kondisi sehat diminta turut mengawasi dan memberikan pendampingan terhadap jamaah lansia dan risti.
“Kami juga minta jemaah haji mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan selalu menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, kaca mata hitam, semprotan air, dan alas kaki, saat berada di luar hotel,” kata dia.
Liliek juga mengimbau kepada jemaah haji agar tak lupa minum air minimal satu gelas atau 200 ml per jam.
“Jangan menunggu haus karena di sana jarang merasa haus,” sambung dia.
Bagi jemaah yang memiliki penyakit komorbid, kata Liliek, disarankan untuk minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter.
“Jika ada keluhan badan kurang sehat segera hubungi petugas kesehatan terdekat, siapapun petugas kesehatannya, supaya nanti bisa segera diberikan tindakan,” kata Liliek.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan