Menuju konten utama

PLN Dapat Pinjaman Rp16,3 Triliun Berskema Konvensional dan Syariah

PT PLN memperoleh pinjaman Rp16,3 triliun yang berjangka waktu 10 tahun. Pinjaman itu akan digunakan untuk mendanai proyek infrastruktur ketenagalistrikan.

PLN Dapat Pinjaman Rp16,3 Triliun Berskema Konvensional dan Syariah
(Ilustrasi) Dirut PT PLN Sofyan Basir (kanan) mengikuti rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/10/2017). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - PT PLN (Persero) menerima pinjaman investasi dengan nilai total Rp16,3 triliun dari sindikasi lembaga keuangan bank dan nonbank nasional melalui skema konvensional dan syariah. Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan perjanjian kredit investasi itu diteken di Kantor Pusat PLN Jakarta pada Kamis (2/11/2017).

Dia menjelaskan pinjaman diberikan kepada PLN dengan skema konvensional senilai Rp12 triliun dan skema syariah senilai Rp4,3 triliun.

"Untuk pertama kalinya, PLN melakukan penandatanganan kredit investasi skema syariah dan ini merupakan kredit investasi skema syariah terbesar di Indonesia," kata Sofyan dalam siaran persnya pada hari ini seperti dilansir Antara.

Sofyan mengatakan pinjaman berjangka waktu 10 tahun tersebut akan digunakan mendanai proyek infrastruktur ketenagalistrikan. Seiring kemajuan program 35.000 MW, Sofyan mengatakan, kebutuhan investasi PLN pada 2017 diperkirakan terealisasi sekitar Rp86 triliun atau meningkat 43 persen dibandingkan realisasi 2016.

Dia berharap realisasi investasi itu juga mendorong tercapainya rasio elektrifikasi nasional sebesar 93 persen per September 2017. Sedangkan, total aset PLN per 30 September 2017 tercatat Rp1.312 triliun atau meningkat tiga persen dibandingkan 31 Desember 2016 sebesar Rp1.274 triliun.

"Langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah dan PLN, sudah mulai terlihat hasilnya dan dirasakan secara nyata oleh masyarakat," ujarnya.

Sofyan menambahkan bahwa, pada Januari 2015 ,masih ada 11 dari 22 sistem besar kelistrikan dalam kondisi defisit listrik. Saat ini, dia mengklaim, seluruh sistem besar tersebut sudah tercukupi beban puncaknya.

Ia menjelaskan program 35.000 MW tidak hanya ditujukan meningkatkan ketersediaan listrik, namun juga untuk menyediakan listrik dengan harga terjangkau bagi masyarakat dan kompetitif bagi industri serta bisnis guna menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.

"Mengingat kebutuhan dana untuk investasi ini cukup signifikan, sehingga tidak dapat dipenuhi dari dana internal PLN dan pemerintah, maka dukungan lembaga keuangan bank dan nonbank menjadi sangat berarti bagi PLN," kata Sofyan.

Perbankan dan lembaga keuangan nasional, menurut dia, berperan penting dalam menyediakan dana yang dibutuhkan untuk pembiayaan kegiatan investasi dan merupakan salah satu kunci pemenuhan target pembangunan infrastruktur kelistrikan 35.000 MW.

"Kami ucapkan terima kasih untuk seluruh pihak perbankan dan lembaga keuangan yang terlibat dalam sindikasi hari ini dalam menyediakan pendanaan investasi bagi PLN. Kami berharap, kerja sama ini akan terus berlanjut dengan lebih baik," katanya.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menambahkan penandatangan pinjaman skema konvensional dilakukan Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto dengan sejumlah pimpinan lembaga pemberi pinjaman.

Lembaga-lembaga keuangan bank dan nonbank pemberi pinjaman berskema konvensional ke PLN ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan Eximbank.

Selain itu, PT Bank Mega Tbk, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd Yusuke Katsuta, dan Direktur Utama PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.

Sementara kredit investasi dengan skema syariah diberikan oleh Bank Maybank Indonesia, Bank Mandiri Syariah, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah, dan PT Bank Permata Syariah.

Baca juga artikel terkait PLN

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom