tirto.id - Pesawat Lion Air yang tergelincir di Bandara Djalaludin, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, mulai dievakuasi, Selasa (1/5/2018).
Manager Lion Grup Gorontalo, Yasir Hasan, Selasa (1/5/2018), mengatakan saat ini peralatan sudah tiba untuk mendukung evakuasi, namun masih menunggu alat berat.
"Kami masih terkendala dengan kondisi hujan sejak Senin (30/4/2018) malam, namun kami tetap berupaya melakukan evakuasi," ungkapnya.
Ia berharap seluruh tim bisa bekerja lebih maksimal agar pesawat dapat ditarik keluar dari landasan pacu.
Hingga saat ini, aktivitas Bandara Djalaludin masih ditutup hingga batas waktu yang tidak ditentukan atau hingga pesawat dapat dievakuasi.
Sebelumnya, Kepala Bandara Djalaludin Power Sihaloho mengatakan penutupan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo diperpanjang setelah sebelumnya ditutup selama 16 jam.
"Kami melaksanakan pemberitahuan dengan meminta ke Air Nav sesuai membaca situasi, dan jika melihat keadaan saat ini masih dalam proses pelaksanaan evakuasi," ujarnya.
Ia menjelaskan sebelum evakuasi, dilakukan pemeriksaan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Tim KNKT akan datang dan membawa peralatan untuk mengevakuasi pesawat, minimnya alat evakuasi membuat kami kesulitan karena roda depan pesawat patah," katanya.
Ia mengungkapkan tim KNKT akan terbang ke Manado, Sulawesi Utara dan menggunakan jalan darat menuju Gorontalo selama delapan jam.
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 892 yang tergelincir di bahu landasan pacu Bandara Djalaludin, Gorontalo pada Minggu, 29 April 2018. Pesawat ini lepas landas pukul 17.29 WITA dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan (UPG) dan mendarat di Bandar Udara Djalaluddin pada 18.35 WITA menggunakan pesawat Boeing 737-800 registrasi PK-LOO, tergelincir setelah mendarat.
Saat insiden ini terjadi, jarak pandang dilaporkan memenuhi persyaratan pendaratan dan saat itu kondisi hujan.
Seluruh penumpang dan kru sudah dievakuasi dengan keadaan selamat. Sejumlah penumpang yang gagal berangkat karena penutupan tersebut, terpaksa harus kembali ke rumah dan penginapan di sekitar bandara.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri