Menuju konten utama

Peran Guru di Sekolah Berdasarkan Materi Ajar Usia Siswa: PAUD-SMA

Peran guru di sekolah berbeda-beda berdasarkan materi yang diajar dengan usia para siswanya. Mengapa bisa begitu? Berikut ini penjelasannya.

Peran Guru di Sekolah Berdasarkan Materi Ajar Usia Siswa: PAUD-SMA
Siswa SD Negeri Joglo Solo mengikuti acara sungkem kepada guru untuk memperingati Hari Guru Nasional di halaman sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Senin (25/11/2019). ANTARA FOTO/Maulana Surya/foc.

tirto.id - Peran guru di sekolah adalah mendidik, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pembelajaran. Peran guru di sekolah berbeda-beda berdasarkan materi ajar usia siswa.

Profesi guru disebut sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa" karena menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selain mengajarkan tentang ilmu pengetahuan, guru juga membantu murid dalam mengembangkan keterampilan. Bahkan, mengarahkan minat murid yang dibimbingnya.

Akan tetapi, setiap guru memiliki peran dan tipe yang berbeda-beda, ada yang mengajar sekolah dasar, bahkan sampai ke tingkat sekolah menengah. Setiap guru memiliki tantangan yang berbeda-beda karena harus menyesuaikan materi yang diajar dengan usia para siswanya.

Peran Guru di Sekolah, Apa Saja?

Berikut adalah beberapa jenis, tipe dan peran guru di sekolah sebagaimana dilansir laman

education.vic.gov.au:

1. Guru anak usia dini

Guru pendidikan anak usia dini atau PAUD mengajar anak dari usia 2 hingga 6 tahun. Mereka memainkan peran penting dalam perkembangan intelektual dan sosial anak-anak. Guru anak usia dini dilatih untuk mengajar area pembelajaran kunci, seperti mengenal huruf hingga membaca.

Guru yang mengajar pada tingkatan pendidikan usia dini juga harus mengidentifikasi tantangan pembelajaran yang dihadapi siswa. Selain itu, juga diminta untuk membantu mengatasinya. Guru PAUD akan berkomunikasi secara langsung dengan orang tua untuk membahas kemajuan anak.

2. Guru sekolah dasar

Guru sekolah dasar (SD) mengajar murid sekitar usia 6 sampai 12 tahun. Para guru SD akan merencanakan dan menyampaikan program pendidikan untuk membantu perkembangan intelektual, fisik dan sosial siswa.

Selain itu, mengembangkan rencana pelajaran yang menarik untuk disesuaikan dengan usia siswanya. Mereka juga dapat bekerja sama dengan guru pendidikan khusus untuk menyesuaikan rencana pelajaran dengan kebutuhan siswa.

Guru dalam pengaturan ini cenderung lebih mengambil pendekatan langsung untuk belajar dengan siswa mereka. Misalnya, mengajari siswanya tentang fotosintesis dengan kegiatan menumbuhkan tanaman. Kegiatan langsung memungkinkan siswa yang usianya masih kecil bisa memahami dengan mudah.

Kunci bersama para guru sekolah dasar adalah membangun landasan yang kuat untuk mengembangkan keterampilan yang lebih besar seiring bertambahnya usia siswa. Mereka juga harus bekerja untuk menanamkan kecintaan belajar pada siswa. Guru sekolah dasar mengamati siswanya dengan cermat untuk mengevaluasi perkembangannya.

3. Guru sekolah menengah

Masa kritis lainnya dalam kehidupan siswa adalah sekolah menengah, baik itu Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA). Ini adalah tahun-tahun di mana beberapa siswa mungkin mulai pada usia remaja, mulai mencari identitasnya.

Seperti guru sekolah dasar, guru sekolah menengah juga mengembangkan rencana pelajaran untuk mengajarkan konsep kepada siswanya. Namun, tidak seperti guru sekolah dasar yang menguasai banyak mata pelajaran, guru sekolah menengah biasanya akan mengajar mata pelajaran tertentu, seperti matematika atau sejarah. Mereka mengevaluasi perkembangan akademik siswa.

Dengan kelas-kelas yang berbeda disaring sepanjang hari, guru sekolah menengah akan berhubungan dengan lebih banyak siswa

4. Guru pendidikan khusus

Guru pendidikan khusus bekerja dengan siswa dari segala usia yang memiliki berbagai ketidakmampuan belajar, mental, emosional dan fisik. Mereka bekerja sama dengan guru pendidikan umum, konselor, administrator, dan orang tua siswa untuk mengembangkan program pendidikan individual yang cocok untuk setiap siswa. Mereka juga bekerja sama dengan pekerja sosial, psikolog dan asisten pengajar untuk mengakomodasi kebutuhan siswa penyandang disabilitas.

Guru pendidikan khusus memimpin kelas pada berbagai mata pelajaran, bekerja dengan seluruh kelas, kelompok kecil atau bahkan satu siswa pada satu waktu. Mereka mengajarkan kurikulum yang disesuaikan siswa dengan disabilitas ringan, atau mengembangkan kecakapan hidup pada siswa dengan disabilitas berat.

Guru pendidikan luar biasa mengevaluasi kemajuan setiap siswa dan mengkomunikasikan penilaian kepada orang tua.

5. Guru spesialis

Guru spesialis termasuk konselor sekolah, pustakawan guru, pelatihan kejuruan dan pendidikan, dan guru pendidikan khusus.

Baca juga artikel terkait HARI GURU NASIONAL atau tulisan lainnya dari Desika Pemita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Desika Pemita
Penulis: Desika Pemita
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Ibnu Azis