Menuju konten utama

Penjualan Lahan Industri RI Naik 22 Persen selama Pandemi COVID

Penjualan lahan industri hingga penghujung tahun 2021 alami peningkatan sebesar 22 persen dari tahun sebelumnya.

Penjualan Lahan Industri RI Naik 22 Persen selama Pandemi COVID
Pengunjung mendapatkan penjelasan dari pihak pengembang perumahan saat pameran hunian Indonesia Property Expo 2020 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Sabtu (15/2/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

tirto.id - Penjualan lahan industri justru meningkat selama masa pandemi, Senior Research Advisor, Konsultan Properti Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat menjelaskan penjualan lahan industri hingga penghujung tahun 2021 alami peningkatan sebesar 22 persen dari tahun sebelumnya.

Selain pertumbuhan angka penjualan lahan, Jakarta Property Highlight (JPH) mencatat adanya penambahan pasokan untuk kawasan industri yaitu meningkat sebesar 1,4 persen dari semester satu 2021.

Kinerja positif sektor industri selama pandemi juga sebelumnya terlihat melalui Asia Pacific Warehouse Review dimana diindikasikan bahwa pertumbuhan harga subsektor industri di Jakarta sempat alami peningkatan berkisar 2,8 persen untuk periode 2020-2021. Angka tersebut bahkan lebih besar dari rata-rata angka peningkatan harga sektor industri di wilayah Asia Pasifik yang berada di kisaran 0,7 persen.

“Angka tersebut menunjukkan adanya gambaran positif bagi sektor industri sebagai salah satu sektor yang cenderung tetap memiliki kinerja prospektif dan stabil, bahkan selama pandemi. Untuk tahun 2022 sendiri, sektor industri diprediksi akan tetap alami peningkatan harga sewa lahan, baik dalam skala nasional ataupun regional di Asia Pasifik,” jelas dia dalam diskusi virtual, Kamis (10/3/2022).

Selain itu, sebaran kawasan sektor industri di wilayah Jakarta masih didominasi oleh koridor timur. Industrial Manager, Knight Frank Indonesia Ipung Rachmaningtyas merinci, serapan terbesar masih datang dari Bekasi dimana tercatat kawasan tersebut menyerap sebesar 50% dari total serapan tahun ini, diikuti oleh Cilegon-Serang diposisi kedua dengan total serapan sebesar 24%.

“Selama pandemi, koridor timur dari wilayah greater Jakarta masih menjadi wilayah potensial dalam transaksi serapan lahan industri. Koridor timur, khususnya Bekasi, memang sudah cukup matang sebagai kawasan industri. Rekam jejak performanya perlu ditularkan pada kawasan industri baru lainnya yang tengah dikembangkan saat ini,” terang dia.

Selanjutnya, berdasarkan catatan sektor industri juga cenderung memiliki harga yang stabil meski tetap terlihat adanya peningkatan pada beberapa submarket. Country Head, Knight Frank Indonesia Willson Kalip mengatakan beberapa sektor juga tercatat sebagai penggerak utama dalam penyerapan lahan di kawasan industri di area Jakarta pada 2021 yaitu, sektor industri kimia, otomotif dan turunannya [berteknologi tinggi], farmasi, FMCG dan data center.

“Rekam jejak performa sektor industri di tengah pandemi menunjukkan ketangguhan yang stabil dan bahkan terus terlihat membaik. Sektor pendukung performa dari sektor industri tidak hanya berasal dari sektor otomotif, namun saat ini beberapa sektor seperti industri bahan kimia dan data center juga turut menjadi sektor potensial yang mendukung ketangguhan performa sektor industri di greater Jakarta,” ujar dia.

Selain itu, ada pula catatan rata-rata tingkat sewa ritel sebesar 77,75% di semester kedua tahun 2021, diikuti dengan adanya penambahan 7 mal baru yang akan masuk ke pasar Jakarta dalam rentang tahun 2022 sampai tahun 2024.

Meskipun fluktuasi pemberlakuan regulasi dari pemerintah mengenai pembatasan interaksi di tengah pandemic memberikan dampak secara langsung terhadap performa sektor ritel di Jakarta. Namun, di tengah fluktuasi regulasi tersebut, pemerintah juga merilis bantalan pengaman demi menjaga performa sektor ritel yaitu salah satunya melalui insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diberikan dalam kegiatan transaksi sewa ruang ritel.

Jakarta Property Highlight mencatat terdapat penambahan total pasokan mal menjadi 4.864.206 m2 di semester kedua 2021, setelah satu mal di Jakarta Selatan memasuki pasar pada November 2021 lalu. Rata-rata tingkat sewa ritel di periode ini lebih kecil jika dibandingkan dengan rerata tingkat sewa semester sebelumnya. Secara umum penyewa yang masuk di tahun 2021 berasal dari kategori swalayan, perlengkapan rumah, fashion dan busana olahraga, toko mainan anak, dan juga food & beverages (F&B).

Baca juga artikel terkait PENJUALAN PROPERTI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri