Menuju konten utama

Jokowi: Jangan Sampai Membangun Perumahan Kampungnya Jadi Banjir

Presiden Jokowi meminta REI  memerhatikan dampak sosial dan lingkungan sekitar saat membangun perumahan.

Jokowi: Jangan Sampai Membangun Perumahan Kampungnya Jadi Banjir
Foto udara sebuah kompleks perumahan yang sedang dibangun di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (3/4/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta persatuan perusahaan Real Estate Indonesia (REI) memerhatikan dampak sosial dan lingkungan sekitar saat membangun perumahan. Jangan sampai, kata Jokowi terjadi kekeringan karena sumber air dan menimbulkan banjir di kawasan perkampungan setelah membangun perumahan.

"Perhatikan dampak sosial dan lingkungan. Ini penting. Jangan sampai membangun kawasan perumahan, banyak kampung di dekatnya air sumurnya kering, kampungnya jadi banjir. Sampahnya juga tolong disiapkan di kawasan-kawasan perumahan," kata Jokowi dalam acara Musyawarah Nasional Real Estate Indonesia di Jakarta, Rabu (9/8/2023).

Jokowi meminta agar REI terus berkolaborasi dengan pemerintah untuk menyiapkan hunian sehat dan layak melalui program sejuta rumah. Selain itu, industri properti dan real estate diminta untuk menyiapkan langkah strategis dalam menyikapi peluang, serta tantangan yang ada.

Salah satunya, memanfaatkan peluang kesenjangan kepemilikan perumahan rakyat atau backlog yang mencapai 12,1 juta. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan kesempatan menyediakan rumah bagi rakyat sangat besar, karena pertumbuhan kepala keluarga (KK) baru mencapai 700.000-800.000 KK per tahun.

"Kebutuhan kita masih sangat besar, backlog kepemilikan perumahan kita masih 12,1 juta. Ini adalah sebuah opportunity, sebuah peluang, sebuah peluang yang bisa dikerjakan seluruh anggota REI," bebernya.

Kepala Negara menjelaskan industri real estate, properti dan konstruksi di Indonesia termasuk industri yang tangguh, tahan banting dan kompetitif di tengah perlambatan ekonomi global. Industri ini juga memiliki efek multiganda hingga ke 185 sub sektor, mulai dari bahan material, furnitur dan interior, elektronik hingga industri jasa dapat turut bergerak.

"Semuanya industri tersangkut di situ, semen, batu bata, besi, cat, semuanya, kalau industri properti dan real estate bergerak. Furnitur, interior, lampu, kasur, bantal pasti laku karena banyak rumah-rumah baru," ungkapnya.

Industri properti dan real estate juga mencatatkan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional sebesar Rp2.300 triliun sampai Rp2.800 triliun sepanjang periode 2018-2022 atau sebesar 16 persen. Penyerapan tenaga kerja dari industri properti, real estate dan konstruksi juga mencapai 13-19 juta orang per tahunnya .

"Kalau kita lihat kontribusi 2018 - 2022, setiap tahunnya mencapai Rp2.300 - 2.800 triliun. Sangat besar sekali dan memberikan kontribusi 16% dari BPB ekonomi kita besar sekali dan tenaga kerja yang tersangkut dalam perputaran di ekonomi REI mencapai 13-19 juta orang juga sangat banyak sekali," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BISNIS PROPERTI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Bisnis
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin