tirto.id - Peneliti dari Whale Shark Indonesia dan World Wild Fund for Nature (WWF), Casandra Tania, memperingatkan para pengunjung wisata hiu paus (Rhincodon typus) untuk ekstra hati-hati dalam berinteraksi dengan mamalia laut tersebut karena kibasan ekor mereka sangat berbahaya.
"Kibasan ekor yang besar dan kuat serta gesekan kulit hiu paus yang tajam harus diwaspadai pengunjung. Dengan banyaknya pengunjung dan kapal yang mendekat, hiu paus riskan stress dan terluka akibat benturan dengan kapal," ujarnya, Selasa, (12/4/2016).
Menurutnya interaksi tak ramah seperti menyentuh, memeluk hingga menunggangi hiu paus yang dilakukan wisatawan itu dapat menjadi ancaman serius yang harus segera diatasi.
Penyelam senior di Gorontalo, Rantje, membenarkan pernyataan Casandra tersebut dengan mengatakan bahwa "yang terkena kibasan ekor bisa tidak sadarkan diri atau terluka. Itu pentingnya wisatawan harus menjaga jarak dengan pengunjung. Bukan malah mendekati hiu dan memeluknya."
Sebelumnya, kemunculan hiu paus hingga 10 ekor di perairan Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, membuat tempat tersebut mendadak menjadi obyek wisata.
Hingga Minggu (10/4/2016) jumlah wisatawan telah mencapai ratusan orang, dengan perahu dan kapal yang tak beraturan di lokasi hiu.
Wawan Iko, instruktur penyelam yang secara rutin memantau aktivitas hiu di lokasi itu, mengungkapkan beberapa hiu telah luka di bagian bibir, punggung dan sirip. Satu hiu bahkan terpantau telah memiliki 13 luka sayatan di samping ingsang, serta menunjukkan perilaku agresif.
Wisata Botubarani untuk sementara ditutup karena pemerintah memasang batas atau zona bagi pengunjung, sekaligus menyusun aturan berwisata dan berinteraksi dengan hiu paus. (ANT)