Menuju konten utama

Pemerintah Kejar Cakupan Imunisasi Anak Setelah Pandemi

Pemerintah akan menggencarkan imunisasi anak pasca-pandemi.

Pemerintah Kejar Cakupan Imunisasi Anak Setelah Pandemi
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin sebelum disuntikkan kepada seorang balita yang dilakukan secara pintu ke pintu di Nambo Jaya, Karawaci, Kota Tangerang, Banten, Senin (1/11/2021). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.

tirto.id - Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap anak menjadi rendah. Untuk mengejar kekurangan tersebut, pemerintah akan menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dalam rangka pekan imunisasi dunia.

Untuk diketahui, sekitar 800 ribu anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio.

Berdasarkan data rutin terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes), cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi corona, dari 84,2 persen pada 2020 menjadi 79,6 persen pada 2021.

Penurunan cakupan imunisasi rutin baru-baru ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan rantai pasok, aturan pembatasan kegiatan dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan yang menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi Covid-19.

Survei Kemenkes dan United Nations Children's Fund (UNICEF) atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dilakukan pada 2020, juga menemukan bahwa setengah dari orang tua dan pengasuh yang disurvei enggan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan karena takut tertular Covid-19 atau khawatir tidak ada protokol kesehatan (prokes) yang tepat.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin meminta orang tua dan pengasuh untuk membawa anaknya yang belum mendapat imunisasi lengkap ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), pos pelayanan terpadu (posyandu), dan fasilitas kesehatan lainnya selama BIAN berlangsung.

“Dengan momentum pekan imunisasi dunia ini diharapkan dapat meningkatkan semangat tenaga kesehatan, masyarakat dan jajaran pemerintah daerah maupun mitra pembangunan menjalankan program imunisasi demi tercapainya tujuan keluarga indonesia yang sehat dan berkualitas,” kata dia dikutip dari rilis yang diperoleh Tirto pada Senin (18/4/2022).

Tahap I pelaksanaan BIAN akan dimulai pada Mei 2022 di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Sedangkan tahap II akan berlangsung pada Agustus 2022 mendatang di Jawa dan Bali.

Selama periode BIAN, satu dosis imunisasi campak-rubella akan diberikan terlepas dari status imunisasi sebelumnya sesuai target berdasarkan rekomendasi yang ditetapkan untuk masing-masing wilayah. Satu atau lebih jenis imunisasi akan diberikan untuk melengkapi status imunisasi anak usia kurang dari 5 tahun.

Sementara itu, Perwakilan UNICEF, Robert Gass mengatakan serangkaian pedoman kesehatan dan keamanan sudah tersedia dan petugas kesehatan telah dilatih untuk memastikan keluarga dapat dengan aman membawa anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan untuk imunisasi.

“Kami mengimbau semua orang tua untuk memeriksa Buku KIA [Kesehatan Ibu Anak] dan memastikan jadwal imunisasi anak tepat waktu. Tidak boleh ada anak yang menderita penyakit serius yang dapat dicegah dengan imunisasi,” tutur dia.

Secara global, vaksinasi telah menyelamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit dan mencegah hingga tiga juta kematian per tahun. Hal ini menjadikan vaksinasi sebagai salah satu kemajuan paling signifikan dalam kesehatan dan pembangunan global.

Perwakilan World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia untuk Indonesia, Dr N. Paranietharan menambahkan bahwa anak-anak yang divaksinasi tidak hanya lebih sehat, tetapi mereka bisa berprestasi lebih baik di sekolah dan menghasilkan manfaat ekonomi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

“Vaksin yang disetujui WHO aman dan terbukti secara ilmiah efektif mencegah penyakit seperti campak, rubella, polio, difteri, dan tetanus. Tanpa adanya semua vaksin ini, anak-anak Anda bisa terkena penyakit-penyakit berbahaya ini, dan dapat berakibat kematian,” pungkas dia.

Baca juga artikel terkait IMUNISASI ANAK atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Fahreza Rizky