tirto.id - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2019 di Riau belum 100 persen. Ketua Komisi V DPRD Riau Aherson mengatakan hanya 30 sekolah yang mendapat fasilitas untuk pelaksanaan UNBK 2019.
"UNBK belum 100 persen. Belum mampu kita biayai UNBK secara keseluruhan. Anggarannya kecil tahun ini, sekitar Rp10 miliar, ini juga akibat rasionalisasi. Tapi kita maksimalkan saja yang ada," ujar Aherson di Pekanbaru, dikutip dari Antara, Kamis (14/3/2019).
Teknis pelaksanaan UNBK 2019, pelajar dari SMA/SMK yang berdekatan akan digabungkan.
Sekolah-sekolah yang berada di kawasan terisolir pelaksanaan UNBK 2019 akan dilakukan dengan mempertimbangkan akses yang mudah dijangkau para siswa.
"Dari 300 sekolah yang membutuhkan, hanya mampu diakomodir sebanyak 30 sekolah. Daerah-daerah yang sulit terjangkau ini yang menjadi prioritas kita. Kalau daerah yang sekolahnya dekat satu dengan yang lainnya, aksesnya mudah, masih bisa digabung," ujar Politisi Demokrat itu.
Minimnya penganggaran UNBK, lanjut dia, tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaannya UNBK 2019. Karena jika dibandingkan 2018 anggaran anggaran untuk fasilitas UNBK mencapai Rp46 miliar.
"Ya dengan kondisi sekarang, tentu ini menjadi tantangan bagi kita untuk memaksimalkan pelaksanaannya. Karena ini kan jauh berkurang jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp46 miliar," ujar Legislator asal Kabupaten Kuantan Singingi itu.
Dia berharap, dibawah kepemimpinan baru Gubernur Riau Syamsuar dapat memaksimalkan fasilitas sekolah untuk mendukung mutu pendidikan.
"Gubernur baru mendorong teknologi karena sekarang tidak jamannya manual, semua sudah harus online. Bahkan desa-desa juga harusnya dijangkau teknologi," ucapnya.
Editor: Agung DH