tirto.id - Sudah lebih dari sepekan ini nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) terus merosot. Pada Rabu siang (5/9/2018) Pukul 11.53 WIB ini saja, nilai tukar rupiah atas dolar AS masih bertengger di angka Rp 14.933.
Ekonom dari INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan banyak cara bisa dilakukan pemerintah untuk menghentikan laju mata uang Paman Sam tersebut. Salah satunya adalah mengendalikan laju impor dan mengerem proyek infrastruktur yang kebanyakan bahan bakunya berasal dari impor.
Selain dengan paket kebijakan pengendalian impor dan penghentian sementara proyek infrastruktur, Bhima menyebut, pejabat pemerintah punya tanggung jawab moral untuk mengatasi pelemahan rupiah ini. Caranya, dengan menukarkan simpanan dolar AS yang mereka miliki.
Cara demikian, dianggap Bhima, bisa menjadi contoh baik buat masyarakat agar turut melepaskan dolar AS yang mereka miliki. “Itu kan bukti nasionalismenya bagus. Tapi kalau sekarang cuman ngomong aja,” kata Bhima kepada reporter Tirto, Rabu pagi.
Tak hanya menjadi contoh, Bhima mengatakan, pejabat yang menukarkan dolar AS akan menimbulkan rasa percaya di kalangan investor dan juga eksportir kalau nilai rupiah akan kembali menguat, meskipun hanya sebatas simbolisme moral.
“Eksportir, dia punya devisa hasil ekspor yang sebagian besar masih diparkir di bank luar negeri. Mereka malas [membawa] masuk [ke Indonesia] karena ada ketidakpercayaan terhadap rupiah juga,” kata Bhima menambahkan.
Pemilik Jutaan Dolar AS
Pendapat Bhima ini sejalan dengan banyaknya Menteri di Kabinet Kerja yang masih memiliki simpanan valas dolar AS. Dalam penelusuran terhadap Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Menteri Kabinet Kerja yang disetor ke KPK, mayoritas di antara menteri dan mantan menteri masih banyak yang "beternak" dolar AS.
Thomas Trikasih Lembong misalnya. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ini memiliki simpanan dolar AS sebesar 7,8 juta dolar AS. Angka ini tercatat dalam LHKPN tertanggal 31 Agustus 2016, saat masih menjabat Menteri Perdagangan.
Selain Thomas, ada Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Berdasarkan LHKPN yang ia serahkan pada 12 Agustus 2015, politikus PDI Perjuangan ini diketahui memiliki simpanan dolar AS sebesar 7,5 juta dolar AS.
Menteri lain yang memiliki simpanan jutaan dolar AS adalah Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Dalam LHKPN yang dilaporkan pada 23 Februari 2017, politikus Partai Nasdem ini memiliki simpanan dolar AS sebesar 4,03 juta dolar AS.
Pemilik Ratusan dan Puluhan Ribu Dolar AS
Pada jajaran menteri Kabinet Kerja juga terdapat menteri-menteri yang memiliki ratusan ribu dolar AS. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Archandra Tahar adalah salah satunya. Dalam LHKPN tertanggal 13 Desember 2016, Archandra punya simpanan 735 ribu dolar AS. Laporan ini ia serahkan saat menjabat Menteri ESDM.
Kemudian ada Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi. Dalam LHKPN tertanggal 27 November 2014, Retno tercatat memiliki 433 ribu dolar AS.
Selanjutnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang memiliki 357 ribu dolar AS dalam LHKPN tertanggal 24 November 2014. Terakhir, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang punya simpanan 114 ribu dolar AS dalam LHKPN 7 Desember 2014.
Sedangkan menteri-menteri yang memiliki simpanan puluhan dolar AS adalah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebesar 95,8 ribu dolar AS (LHKPN 22 Januari 2015), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang memiliki 93,1 ribu dolar AS (LHKPN 21 Januari 2015), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang punya 86,7 ribu dolar AS (LKHPN 22 September 2016), dan Menteri ESDM Ignasius Jonan yang punya 81,3 ribu dolar AS (LHKPN 1 Desember 2016).
Presiden dan Capres
Selain menteri-menteri ini, Presiden Jokowi juga punya simpanan dolar AS. Dalam LHKPN tertanggal 31 Desember 2014, Jokowi memiliki simpanan 30 ribu dolar AS. Jumlah ini lebih sedikit jika dibanding dengan dolar yang dimiliki bakal calon presiden Prabowo Subianto atau Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam LHKPN tertanggal 20 Mei 2018, Prabowo memiliki simpanan 7,5 juta dolar AS. Sedangkan SBY memiliki simpanan 1,17 juta dolar AS dalam LHKPN tertanggal 17 November 2014.
Bhima pun menilai, kelakuan para pejabat yang ternyata masih beternak dolar AS ini rawan menimbulkan anggapan mereka sedang mengais untung di balik pelemahan rupiah. Untuk itu, kata dia, perlu ada tindakan nyata dengan menukarkan uang tersebut.
“Ini sebenarnya sekadar kewajiban moral agar tidak menimbulkan conflict of interest juga. Bagaimana dia bisa bilang masyarakat harus menukar dolar ke rupiah kalau dia tidak mencontohkan,” kata Bhima menegaskan.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Mufti Sholih