Menuju konten utama

NASA Teliti Asal Sistem Solar dengan Roket Osiris-Rex

NASA tengah mengembangkan pesawat luar angkasa OSIRIS-REx untuk mengetahui asal-usul kehidupan yang mendahului sistem solar saat ini. Roket tersebut nantinya akan berhadapan asteroid 1999 RQ36 bernama Bennu selama dua tahun untuk pemetaan dan penelitian.

NASA Teliti Asal Sistem Solar dengan Roket Osiris-Rex
(Ilustrasi) Sebuah derek mengangkat balon tekanan super NASA saat dipersiapkan untuk terbang. Antara Foto/Courtesy Nasa/Bill Rodman.

tirto.id - NASA, lembaga antariksa milik pemerintah Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah memasang rangkaian terakhir pesawat luar angkasa yang nantinya akan berhadapan dengan Asteroid Bennu pada 2018, guna mendapat petunjuk mengenai asal-usul kehidupan.

"Beberapa hari lagi, pemasangan bagian roket selesai dan kami akan membawa pesawat luar angkasa ini ke Atlas V untuk memulai perjalanannya menuju Bennu dan kembali ke Bumi," kata Dante Lauretta, peneliti utama kegiatan tersebut di Pusat Antariksa Kennedy.

Kegiatan yang bernilai satu miliar dolar Amerika Serikat itu, dikenal dengan OSIRIS-REx, dijadwalkan meluncurkan roket tersebut pada 8 September 2016 dari pangkalan udara Cape Canaveral di Florida.

Roket robotik bertenaga matahari yang dibuat oleh Lockheed Martin tersebut, dirancang untuk bersemuka dengan asteroid 1999 RQ36 bernama Bennu selama dua tahun untuk pemetaan dan penelitian.

Nantinya, lengan robotik roket itu digunakan untuk mendapatkan contoh untuk diteliti saat kembali ke bumi pada 2023. Para peneliti tertarik mempelajari bahan mineral dan kimia dalam asteroid.

Asteroid serupa yang sempat menubruk bumi diyakini mengandung material organik dan air yang memungkinkan adanya kehidupan.

"Kami berharap dapat menemukan material yang umurnya mendahului sistem solar saat ini," kata Lauretta.

Ia menambahkan, sampel fisik dari misi Apollo ke bulan pada 1960 hingga 1970-an masih banyak digunakan hingga saat ini.

"Demi memahami unsur kimia hingga ke tingkat molekul, kita harus mendapatkan sampel lagi dan membawanya ke laboratorium terbaik di negara dan seluruh dunia untuk pengetahuan generasi selanjutnya," kata peneliti misi tersebut, Jason Dworkin.

Hayabusa merupakan pesawat luar angkasa asal Jepang pertama yang berhasil membawa kembali sampel fisik Asteroid ke bumi pada 2010.

Bersamaan dengan perangkat sampel, roket Osiris-Rex juga dilengkapi dengan kamera dan alat sensor guna mempelajari tenaga yang mempengaruhi arah orbit asteroid.

Meski demikian, rencana peluncuran roket agar tepat berhadapan dengan Bennu dinilai cukup sulit karena prediksi perhitungannya bukan ilmu pengetahuan yang sempurna, kata Lauretta.

"Nyatanya banyak tantangan yang tak diperkirakan sebelumnya, misalnya tenaga lain seperti tekanan radiasi matahari, bahkan emisi panas dari asteroid dapat mempengaruhi gerak roket," tambah Lauretta.

Misi itu akan memberi pemahaman baru bagi astronom untuk mengetahui pengaruh panas matahari terhadap pergerakan batu di luar angkasa, kata Dworkin.

Informasi itu penting diketahui guna melindungi bumi dari asteroid, yang mungkin menabrak planet tersebut pada masa depan, tambahnya.

Baca juga artikel terkait PESAWAT ANTARIKSA

tirto.id - Teknologi
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari