tirto.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat antusiasme vaksinasi anak di tingkat sekolah meningkat. Namun terbentur oleh pelaksanaan vaksinasi yang belum merata.
"Hasil survei mengungkapkan bahwa dari 88% anak yang mau divaksin, baru 36% mendapatkan vaksin COVID-19, sedangkan sisanya belum karena belum adanya kegiatan vaksinasi anak di wilayahnya," ujar Komisioner KPAI bidang pendidikan Retno Listyarti dalam keterangan tertulis, Senin (3/1/2022).
KPAI melakukan survei ketertarikan anak terhadap vaksinasi pada Juli 2021. KPAI melibatkan 62.262 responden anak dengan rentang usia 12-17 tahun. 88 persen responden bersedia, 9 persen ragu untuk divaksinasi, dan 3 persen menolak vaksinasi.
"Data survei juga menunjukkan bahwa vaksinasi anak usia 12-17 tahun saat itu didominasi wilayah perkotaan (Pulau Jawa), sementara wilayah pedesaan banyak yang belum mendapatkan vaksin," ujar Retno.
Menurut Retno, meski cakupan vaksinasi anak meningkat per Desember 2021, pemerintah mesti mengoptimalkan capaian vaksinasi Covid-19 pada anak (12-17 tahun dan 6-11 tahun) agar bisa memaksimalkan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas 100 persen. Apalagi 3 Januari 2022 PTM digelar 100 persen di seluruh wilayah Indonesia yang berada di level PPKM 1 sampai 3, kata Retno.
"Tingkat vaksinasi harus mencapai minimal 70 persen dari populasi di sekolah agar terbentuk kekebalan kelompok. Kalau hanya guru yang divaksinasi, maka kekebalan komunitas belum terbentuk, karena jumlah guru hanya sekitar 10 persen dari jumlah siswa," tukas Retno.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Restu Diantina Putri