Menuju konten utama

Motor Listrik Gesits Digadang Jadi "Raja" di ASEAN

Menristekdikti memprediksi Gesits atau "Garansindo Electrical Scooter ITS" bisa menjadi "leader" motor listrik di ASEAN

Motor Listrik Gesits Digadang Jadi
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. Antara Foto/Yusran Uccang

tirto.id - Menterian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memprediksi Gesits atau "Garansindo Electrical Scooter ITS" yang merupakan hasil kolaborasi PT Garasindo dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) bisa menjadi "pemimpin" motor listrik di Indonesia, bahkan di ASEAN.

"Paling tidak, kita sudah siap dan menguasai teknologinya, bahkan kalau Gesits bisa hadir lebih cepat di masyarakat akan menjadi satu-satunya di Indonesia dan akan bisa menjadi leader," kata Mohammad Nasir, saat penyerahan prototipe Gesits di Bengkel Molina ITS Surabaya, Selasa, (3/5/2016)

Menristekdikti sudah mencoba Gesits dengan mengelilingi lapangan uji coba di Bengkel Molina didampingi oleh Rektor ITS Prof. Ir. Joni Hermana MSc ES PhD, Managing Director Garansindo Group Muhammad Al Abdullah, dan Ketua Laboratorium Mobil Listrik Nasional ITS Muhammad Nur Yuniarto.

"Ini (Gesits) targetkan 2017 sudah produksi massal ya, nanti sertifikasi dari BPPT dan persetujuan desain dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan BSNI (Badan Standarisasi Nasional) akan saya bantu, karena BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dan BSNI itu kebetulan di bawah naungan Kemeristekdikti. Pokoknya, Gesits harus bisa menggeser motor konvensional," katanya.

Agar dapat mencapai produksi massal tersebut, Menristekdikti menyarankan ITS membentuk "Holding University" sebagai lembaga bisnis di lembaga pendidikan dengan sumber riset peneliti sendiri.

"Kalau hasil riset ITS sudah mengarah pada inovasi yang siap untuk diproduksi secara komersial, ya bentuklah Holding University," katanya.

Mohammad Nasir mengatakan, "Holding University" khusus untuk Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) yang jumlahnya masih belasan PTN, seperti ITS, Unair, UGM, ITB, UI, dan sebagainya.

Terkait hal itu, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD mengaku pihaknya sudah membahas rencana itu dengan Majelis Wali Amanah (MWA) setelah ITS ditetapkan menjadi PTN-BH.

"Jadi, kita sebenarnya sudah siap, bahkan kita juga sudah sepakat menyiapkan sumberdaya manusia untuk ke sana. Kita akan menggratiskan 20 persen kuota untuk S2 bagi alumni S1 ITS," katanya.

Baca juga artikel terkait KEMENRISTEKDIKTI

tirto.id - Otomotif
Sumber: Antara
Editor: Agung DH