tirto.id - Isu kapan Valentino Rossi pensiun terus mencuat jelang gelaran MotoGP 2020. Pembalap asal Italia itu menegaskan, kunci keputusannya ada di pertengahan musim ini. Di sisi lain, Fabio Quartararo sudah resmi mengikat kontrak dengan Monster Energy Yamaha selama dua musim sejak MotoGP 2021.
Pilihan tim pabrikan Yamaha pada Rabu (29/1/2020) untuk menunjuk Fabio Quartararo sebagai pendamping Maverick Vinales mulai musim depan, menuai kontroversi tersendiri.
Di satu sisi, Yamaha sedang berusaha mengamankan dua pembalap mereka. Namun, di sisi lain, hal ini membuat posisi Rossi ganjil. Sang juara dunia 9 kali terancam tidak memiliki tim pabrikan pada musim depan.
Rossi sendiri belum berniat mengurus kontraknya di Yamaha usai MotoGP 2020. Bagi The Doctor, untuk memastikan, dia akan tetap membalap atau tidak, harus ada bukti valid, yaitu dirinya tampil kompetitif hingga pertengahan musim.
"Tujuan pertama saya adalah kompetitif tahun ini, dan melanjutkan karier sebagai pembalap MotoGP pada 2021. Sebelum itu, saya harus mendapatkan jawaban yang hanya bisa diberikan oleh trek dan beberapa race (di MotoGP 2020)," kata Rossi dikutip Motorsport.com.
Prestasti Quartararo Istimewa
Sementara itu, Yamaha tampak nyaman menunjuk Fabio Quartararo sebagai pembalap mereka. Tim pabrikan tersebut sudah punya bukti performa sosok berusia 20 tahun itu.
Musim lalu, Quartararo tampil memukau ketika tampil untuk tim satelit Yamaha, Petronas Yamaha SRT. Dalam 19 seri, sang pembalap asal Perancis tercatat meraih 7 podium, 6 kali pole position, dan 2 kali fastest lap. Total angka yang dimilikinya adalah 192 sehingga Quartararo finis di lima besar klasemen akhir.
"Hasil di tahun debut MotoGP-nya sensasional. 6 kali start terdepan dan 7 podium pada 2019 adalah tanda yang jelas atas kemampuan membalapnya yang cemerlang dan luar biasa. Mengundangnya untuk naik ke Yamaha Factory Racing Team adalah langkah berikutnya yang logis," kata bos Yamaha, Lin Jarvis dikutip Motorsport.
Dengan posisi Fabio Quartararo yang mengamankan tempat di tim pabrikan Yamaha, maka Valentino Rossi dalam situasi sulit. Setidaknya dia harus memilih salah satu dari dua opsi paling mungkin: turun ke tim satelit Petronas Yamaha, atau memilih pensiun sekalian.
Hendak Turun Level atau Pensiun Lebih Cepat
Jika Valentino Rossi merasa dirinya cukup kompetitif hingga pertengahan MotoGP 2020, tak ada alasan baginya untuk mundur. Dia bisa memilih opsi turun ke Petronas Yamaha, meskipun hal tersebut akan antiklimaks untuk seorang legenda dengan 7 gelar juara dunia di kelas teratas.
Di sisi lain, bagi Petronas Yamaha, ini akan jadi hal yang paling diinginkan. Jika itu yang terjadi, tim asal Malaysia tersebut bakal memilih kembali soal pendamping Rossi, apakah Franco Morbidelli yang musim lalu sudah menggeber Yamaha YZRM1, atau orang lain seperti Luca Marini.
Valentino Rossi punya keinginan melanjutkan kariernya hingga 2021. Namun, jika pada akhirnya ia tidak kompetitif, The Doctor harus menerima kenyataan untuk pensiun. Di sisi lain, layak ditunggu apa yang disebut kompetitif untuk sosok berusia 40 tahun seperti Rossi.
Dalam dua musim terakhir, Rossi tidak pernah meraih gelar juara seri. Namun, hal itu tetap membuatnya berada di papan atas. Pada MotoGP 2018, ia finis di posisi tiga besar klasemen, sedangkan pada MotoGP 2019, nomor tujuh.
Jika bagi Rossi yang demikian sudah cukup, dan ia tidak lagi perlu mengejar gelar La Decima (kesepuluh), maka opsinya hanya pindah ke Petronas Yamaha. Namun, jika performa seperti itu tak masuk standarnya, pintu mengakhiri karier jelas terbuka.
Editor: Agung DH