Menuju konten utama

Miskin Akses ke Luar Negeri, Bengkulu Belum Rasakan Dampak M

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Bambang Himawan mengatakan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dimulai sejak 1 Januari 2016 belum berdampak pada provinsi tersebut karena tidak adanya akses penerbangan langsung ke luar negeri.

Miskin Akses ke Luar Negeri, Bengkulu Belum Rasakan Dampak M
Ilustrasi. Sejumlah warga negara asing di terminal bandara. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

tirto.id - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Bambang Himawan mengatakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai sejak 1 Januari 2016 belum berdampak pada provinsi tersebut karena tidak adanya akses penerbangan langsung ke luar negeri.

"Bengkulu tidak memiliki akses langsung ke luar negeri, oleh karena itu belum berdampak," kata Bambang Himawan di Bengkulu, Rabu, (30/3/2016).

Hingga kini akses dari luar negeri menuju Bengkulu masih melewati daerah lain sebagai gerbang, seperti Batam dan Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.

"Tidak ada penerbangan langsung ke Bengkulu, sehingga yang merasakan dampak yang sesungguhnya yakni daerah yang memiliki akses langsung tersebut," tambah Bambang.

Ia menambahkan, Bengkulu diperkirakan baru merasakan dampak MEA pada awal 2017 karena baik produk Indonesia maupun dari negara ASEAN lainnya sudah mulai terdistribusi ke seluruh negara peserta MEA.

Oleh karena itu, Bambang menyarankan, Provinsi Bengkulu tetap harus berbenah, bersiap untuk ikut serta dalam gelaran MEA.

Ia menilai MEA akan memberi banyak keuntungan bagi perekonomian Bengkulu seperti cakupan penjualan komoditas unggulan daerah menjadi semakin luas, tidak hanya nasional, tetapi sudah di taraf internasional.

Dengan area penjualan yang lebih luas, kata Bambang, artinya tingkat kebutuhan semakin tinggi, produksi komoditas yang akan diserap pasar juga semakin besar.

"Tidak hanya itu, bisnis jasa juga akan berkembang pesat, sekarang tergantung kesiapan kita menyambut MEA ini," kata dia.

Selain itu, Bambang menilai, kepariwisataan juga menjadi jangkar daerah untuk memajukan sektor perekonomian lain, seperti industri kreatif, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta bisnis hotel dan kuliner.

"Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan pembangunan infrastruktur vital dan pariwisata, sehingga pengunjung merasa pariwisata kita menjadi bernilai," tutur Bambang. (ANT)

Baca juga artikel terkait ASEAN atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora