Menuju konten utama

Merayakan Imlek di Petak Sembilan: Melepas Burung Demi Buang Sial

Haggy menjelaskan tujuan melakukan ritual lepas burung, selain karena tradisi, juga membuang sial.

Merayakan Imlek di Petak Sembilan: Melepas Burung Demi Buang Sial
Warga menyalakan lilin saat hendak sembahyang Imlek 2570 di Vihara Dharma Bhakti Petak Sembilan, Jakarta, Selasa (5/2/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Vihara Dharma Bhakti di kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat dipadati pengunjung, pada Selasa, 5 Februari 2019. Mereka datang dari sejumlah wilayah di ibu kota untuk merayakan tahun baru Imlek bersama.

Salah satunya Natasha Lien (23 tahun) yang datang jauh-jauh dari Kuningan, Jakarta Selatan. Ia mengenakan busana warna merah khas Imlek dengan celana jeans. Natasha mengatakan sudah sejak kecil secara rutin berkunjung ke Vihara Dharma Bhakti ini untuk beribadah.

Tak hanya pada saat tahun baru Imlek, tetapi saat Cap Go Meh dan ketika berada di sekitar daerah Glodok pun, Natasha menyempatkan diri datang ke Vihara ini.

“Karena ini Vihara yang tertua dan religius, banyak juga nilai-nilainya. Saya sejak kecil saat masih sama orang tua dan keluarga,” kata Natasha kepada reporter Tirto, di lokasi.

Natasha bercerita aktivitasnya selama berada di Vihara. Salah satunya ia membakar batang hio dan pasang lilin secara tegak. Alasan dipasang lilin dan hio tegak ke atas karena untuk menunjukan doa kepada Tuhan agar keluarga tetap diberikan kesehatan.

Natasha lalu masuk ke dalam Kuil Kwan Im yang berada di sebelah kiri Vihara. Ia mengatakan, jika ingin berdoa di dalam Kuil Kwan Im, harus melakukan ritual khusus, seperti melepas alas kaki, dan menaburkan bubuk ke wajah dan kepala.

Setelah itu, ia berkeliling ke beberapa dewa yang ada di dalam Vihara untuk berdoa sambil meneteskan minyak ke dalam tong yang berisikan api agar tidak padam.

“Setahu saya biar cahaya di hidup kita enggak pernah padam. Di tuangin di dalam tong, dituangin dikit-dikit, dituang, diputarin ke beberapa tong sampe habis muterin,” cerita Natasha.

Di antara beberapa dewa yang dikunjungi Natasha, terdapat satu dewa yang paling khusus ia datangi, yakni dewa masa depan. Alasannya, ia ingin sekali berdoa untuk masa depannya agar lebih baik.

“Tahun kemarin peruntungan saya kurang baik, jadi tahun ini saya harap berkah. Karier saya bisa naik, kesehatan naik, keharmonisan di keluarga,” kata dia berharap.

Hal yang sama dilakukan Haggy Zynolla (23 tahun). Ia datang bersama kedua orang tuanya dari Cengkareng, Jakarta Barat sejak pukul 14:00 WIB.

Usai sembahyang, ia pun melakukan tradisi melepas burung pipit sebanyak 400 ekor di sekitar area Vihara Dharma Bhakti. Selain burung pipit, pria berusia 23 tahun itu juga mengaku melepas ikan lele dan juga kura-kura.

Haggy menjelaskan tujuan melakukan ritual tersebut, selain karena tradisi, juga membuang sial.

“Jadi itu untuk buang sial dan melepaskan mereka itu, kan, hidup untuk terbang. Dan kami juga mau bebas, makanya kami beli untuk membebaskan mereka,” kata dia.

Haggy berharap pada perayaan tahun Imlek kali ini semua makhluk ciptaan Tuhan dapat berbahagia.

“Semua makhluk hidup berbahagia, Indonesia berbahagia, Indonesia aman, tentram, dan sejahtera,” kata dia.

Menambah Rejeki Warga Sekitar

Perayaan Imlek di Vihara Dharma Bhakti ini membawa berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar, seperti Agus (35 tahun) yang berjualan burung pipit dan tekukur.

Agus mengatakan mulai berdagang sejak pukul 06:00 WIB. Ia menjual burung tekukur dengan harga Rp25.000 dan burung pipit Rp1.500 per ekor.

Menurut Agus, jika pada hari biasa burung dagangannya haya laku beberapa ekor saja per hari, maka saat perayaan Imlek burung pipitnya ludes terjual hingga 5.000 ekor.

“Omset belum tentu ya, karena 5.000 ekor bukan cuma di sini saja, nganter juga ke tempat pelanggan,” kata Agus.

Hal serupa dirasakan Wati. Perempuan berusia 55 tahun yang sejak pukul 12.00 WIB sudah berkumpul untuk mengantre angpao.

Wati mengatakan sampai pulul 17.00 WIB, pundi-pundi uang yang ia terima baru mencapai puluhan ribu saja. Hal tersebut karena banyaknya warga yang ikut mengantre, bahkan mencapai ratusan orang, mulai anak-anak sampai lansia.

“Karena, kan, ada berjalur-jalur ya. Jalur sini enggak dikasih, sana dikasih tapi di baris, saya enggak. Sehingga baris saya tadi di pojok harus pindah ke sini,” kata Wati.

Anies Baswedan mengunjungi Vihara Dharma Bhakti

undefined

Dikunjungi Anies Baswedan

Perayaan tahun baru Imlek di Vihara Dharma Bhakti kali ini juga dikunjungi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia hadir bersama kedua putranya, Mikail Azizi dan Ismail Hakim.

Selama kunjungan, Anies melakukan beberapa kegiatan. Mulai dari mengelilingi kompleks Vihara, sampai melakukan tradisi lepas burung pipit bersama putranya.

Anies mengatakan, dengan adanya tahun baru Imlek, maka menjadi kesempatan untuk menguatkan rasa persatuan yang merupakan modal kebersamaan bagi warga DKI Jakarta.

“Kami di ibu kota dan di Indonesia semangat persatuan inilah yang harus kita jaga terus-menerus. Dengan persatuan itu maka apa yang ada pada diri kita bisa saling menguatkan, bisa saling mengisi, dan menghadirkan rasa kedamaian,” kata Anies.

Pernyataan Anies ini pun disambut baik Ketua Yayasan Dharma Bhakti, Gunawan Djaya Putra. Ia mengucapkan terima kasih atas kunjungan Anies Baswedan selaku Gubernur DKI.

Ia berharap pesan yang diberikan Anies bermanfaat bagi warga Jakarta dan sekitarnya, terutama umat beragama. “Karena klenteng ini tidak hanya monopoli salah satu agama, tapi semua agama ada di sini,” kata Gunawan.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA IMLEK atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz