Menuju konten utama

Menuju Sehat & Berat Badan Ideal dengan Mindful Eating

Makan dengan kesadaran penuh dapat membantu kita menjaga kondisi kesehatan tubuh dan mengurangi calorie intake.

Menuju Sehat & Berat Badan Ideal dengan Mindful Eating
ilustrasi lansia lagi makan makanan sehat. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Seorang pria paruh baya bertubuh tegap sedang berjalan dengan menenteng belanjaan ketika pemilik akun TikTok @BodyByMark menyetopnya. Si kreator TikTok lalu bertanya, "Apa rahasiamu punya tubuh sekekar ini?"

Meski terlihat tergesa-gesa, pria paruh baya itu akhirnya bersedia berhenti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari si kreator. Dia menjelaskan latihan angkat beban yang dia lakukan setiap hari dan tak ada hal yang mengejutkan. Setiap hari, dia melatih bagian tubuh yang berbeda dan hasilnya tampak jelas. Tubuh pria itu memang langsing dan kekar.

Yang mengejutkan adalah apa yang pria itu katakan soal latihan kardio. Pria itu mengaku hanya berlatih kardio selama 22 menit setiap pekan. Jika dirata-rata, dia cuma berlatih kardio tak lebih dari 3 menit setiap hari.

"Tak ada latihan kardio apa pun di dunia ini yang akan bisa membuatmu bugar jika kau tidak menjaga asupan makananmu," katanya.

Pria paruh baya itu pun bukan satu-satunya orang yang menyebut asupan makanan sebagai kunci hidup sehat. Seorang pengguna X dengan handle @morellifit mengompilasi video-video yang diunggah @BodyByMark di media sosial milik Elon Musk tersebut. @morellifit berhasil menemukan sebuah pola. Yakni, asupan makanan memang merupakan elemen terpenting dari keberhasilan seseorang untuk tetap bugar dan tampak jauh lebih muda ketimbang usia aslinya.

Bicara soal asupan makanan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk hidup lebih sehat dan mencapai bentuk tubuh yang diinginkan. Salah satunya dengan mempraktikkan apa yang disebut mindful eating.

Dikutip dari situs web Harvard School of Public Health, mindful eating tidak bisa dipisahkan dari konsep mindfulness yang berakar dari ajaran agama Hindu dan Buddha. Mindfulness merupakan kemampuan untuk fokus terhadap pikiran, emosi, dan sensasi fisik yang dirasakan seseorang pada sebuah momen tertentu.

Meditasi adalah cara terbaik untuk meraih mindfulness. Dengan menihilkan distraksi, seseorang dilatih untuk merasakan secara sungguh-sungguh apa yang tengah dirasakannya. Diharapkan, dengan mindfulness, seseorang bisa berpikir lebih jernih serta tidak tergesa-gesa untuk bereaksi terhadap sesuatu.

Dan rupanya, konsep mindfulness pun bisa diterapkan pada cara seseorang mengonsumsi makanan.

Mindful Eating

Tak sedikit orang yang menganggap aktivitas menyantap makanan laiknya pendamping bagi aktivitas lainnya. Mereka biasanya makan sambil menonton video di YouTube, menjelajahi media sosial, membaca buku atau surat kabar, dan lain-lain. Dengan kata lain, menyantap makanan, yang seharusnya jadi aktivitas primer ketika kita sedang makan, justru seperti bergeser menjadi aktivitas sekunder.

Kebiasaan makan seperti itu rupanya menimbulkan pengaruh negatif bagi tubuh, mulai dari keresahan (anxiety) sampai obesitas. Mengapa bisa demikian? Prinsipnya, makan dengan pikiran terdistraksi akan mengurangi kenikmatan bersantap. Konsekuensinya, tubuh merasa seperti belum mendapat asupan makanan. Ujung-ujungnya, seseorang jadi terdorong untuk menyantap makanan lebih dari yang dia butuhkan.

Untuk mencegah hal itulah lahir konsep mindful eating. Sama seperti meditasi untuk meraih mindfulness, mindful eating juga melatih kita untuk betul-betul merasakan segala kenikmatan dari makanan atau penganan yang kita santap.

Tanpa distraksi dari hal-hal lain, seperti tontonan atau bacaan, kita jadi bisa lebih merasakan hal-hal esensial, seperti dari mana makanan berasal, apa saja bumbunya, siapa yang memasaknya, bagaimana aromanya, seperti apa sensasi rasanya, dan apa yang dirasakan tubuh setelah menyantap makanan tersebut.

Dari situ, diharapkan kita bisa lebih bersyukur atas makanan yang kita santap. Selain itu, dengan memikirkan soal asal dan bagaimana makanan disiapkan, kita juga diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan.

Apakah makanan yang kita santap ini betul-betul baik untuk tubuh? Apakah makanan yang kita santap ini bisa merusak alam? Apakah ada orang yang dirugikan dari makanan yang kita nikmati ini?

Pertanyaan-pertanyaan demikian kemudian turut membawa kita pada pembuatan keputusan yang lebih baik.

Mempraktikkan Mindful Eating

Dikutip dari Healthline, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan dalam mempraktikkan mindful eating. Di antaranya sebagai berikut.

Kita bisa memulai dengan mengunyah makanan dengan lebih lambat. Jangan terburu-buru. Pastikan makanan dikunyah setidaknya 32 kali supaya lebih gampang dicerna oleh tubuh.

Lalu, menjauhlah dari segala bentuk distraksi. Selama bersantap, kita tak perlu menonton atau membaca apa pun. Fokuslah pada makanan.

Jika memungkinkan, makanlah di tempat sepi atau lebih privat. Rasakan betul-betul, lalu tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang dirasakan oleh tubuh dengan menyantap makanan ini?”

Ketika sudah merasa kenyang, berhentilah makan. Tanya juga pada diri sendiri, “Kenapa kamu memakan makanan ini? Apakah kamu benar-benar lapar? Dan apakah makanan ini bergizi?”

Terkesan mudah, tapi belum tentu semudah yang Anda bayangkan. Tak setiap waktu juga kita bakal bisa mempraktikkan mindful eating. Terlebih, ketika kita sedang diterpa berbagai kesibukan.

Maka Anda tidak perlu terlalu kaku dalam mempraktikkannya. Tidak ada keharusan melaksanakannya setiap saat. Paling tidak, cobalah untuk mempraktikkan mindful eating sekali setiap hari sebagai permulaan.

Setelah terbiasa, niscaya kita bakal bisa melakukannya secara otomatis setiap kali makan.

Berbagai riset telah dilakukan untuk menguji efek positif dari mindful eating. Setidaknya, ada dua manfaat yang bisa diraih dari makan dengan kesadaran penuh. Pertama, dengan mengunyah makanan lebih lama, seseorang akan lebih cepat merasa kenyang dan, dengan demikian, ia bakal mengonsumsi lebih sedikit makanan.

Hal ini, dalam jangka panjang, bakal berpengaruh pada jumlah calorie intake dan berat badan.

Kedua, mindful eating dalam jangka panjang bisa menekan keinginan untuk mengonsumsi gula secara berlebihan. Hal ini telah dibuktikan dalam sebuah studi yang melibatkan 194 orang penderita obesitas. Penurunan keinginan untuk mengonsumsi gula ini terlihat setelah 12 bulan. Dari sini, risiko diabetes pun bisa ditekan.

Meski demikian, mindful eating sendiri tidak akan berpengaruh bagi tubuh jika tidak dibarengi dengan olahraga, perubahan pola makan, atau perbaikan kualitas gizi pada makanan yang dikonsumsi.

Mindful eating, pada akhirnya, hanyalah sebuah cara untuk melatih agar kita lebih berkesadaran dan perhatian pada apa yang kita masukkan ke dalam tubuh. Maka hasil terbaik yang diharapkan adalah munculnya kesadaran untuk mengonsumsi makanan yang jauh lebih sehat ketimbang sebelum-sebelumnya.

Baca juga artikel terkait KEBIASAAN SEHAT atau tulisan lainnya dari Yoga Cholandha

tirto.id - GWS
Kontributor: Yoga Cholandha
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Fadrik Aziz Firdausi