Menuju konten utama

Mensos Pastikan Bantuan Tahap II Pengungsi Nduga Terkirim Pekan Ini

Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan seluruh bantuan tahap II selesai terkirim pekan ini kepada para pengungsi korban konflik Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Mensos Pastikan Bantuan Tahap II Pengungsi Nduga Terkirim Pekan Ini
Puluhan massa dari #SaveNduga menggelar aksi lilin "Biarkan Dorang Natal dengan Damai" di Taman Aspirasi, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/18). tirto.id/Bhagavad Sambadha

tirto.id - Kementerian Sosial memastikan seluruh bantuan tahap II akan selesai terkirim dan diterbangkan ke Kabupaten Wamena untuk para pengungsi korban konflik Kabupaten Nduga, Provinsi Papua pada pekan ini.

"Kepastian pengiriman bantuan itu didapat setelah tim PSKBS (Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial) melakukan koordinasi dengan aparat keamanan, Dinas Provinsi Papua dan Dinas Kabupaten Wamena. Selanjutnya, tugas Dinas Kabupaten Wamena mendistribusikannya," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Senin (22/7/2019).

Agus menjelaskan, penanganan pemerintah terhadap pengungsi korban konflik Kabupaten Nduga perlu dilakukan dengan hati-hati, sebab sangat berbeda dengan penanganan pengungsi korban bencana alam. Karenanya, kata dia, harus melibatkan semua unsur baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan TNI/Polri.

"Dengan kerja sama semua unsur, maka masalah yang dihadapi pengungsi dapat terselesaikan," jelasnya.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat mengakui, saat ini pemerintah mengalami kendala dalam melakukan pendataan pengungsi akibat konflik di Kabupaten Nduga, yakni banyak pengungsi yang berada di rumah kerabatnya.

"Banyak dari mereka yang tinggal di rumah kerabatnya di Wamena. Hal ini menyulitkan identifikasi mereka," ujar Harry.

Berdasarkan laporan yang diberikan kodim 1702 Jayawijaya, pengungsi di kabupaten tersebut sudah kembali ke rumah keluarga masing-masing.

“Di Kabupaten Jayawijaya sudah tidak ada lagi pengungsi. Dari laporan itu juga disebutkan tidak ada penghenti bantuan kepada pengungsian di Kabupaten Lanijaya. Pemkab Lanijaya terus menyalurkan bantuan logistik ke pengungsian di sana,” jelasnya.

Laporan Kodim tersebut menjawab pemberitaan yang menyebutkan adanya pengungsi meninggal akibat tidak ada penanganan dari pemerintah.

"Dinas Sosial Kabupaten Wamena menyatakan hingga saat ini belum menerima laporan korban meninggal dunia," tegas Harry.

Bantuan terhadap pengungsi akibat konflik bersenjata di Provinsi Papua terdiri dari dua tahap dengan nilai Rp740,449,000.

Tahap pertama telah disalurkan sebanyak 50 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) terdiri dari 10 ton lewat Jayapura, 10 ton ke distrik Mbua, distrik Yal, distrik Mbulmu Yalma dan 30 ton melalui Kabupaten Wamena. Bantuan ini telah diserahterimakan kepada pemda Kabupaten Nduga.

Selain itu, pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan sembako pada tahap pertama kepada pengungsi korban konflik Nduga, yakni mie intan sebanyak 1.680 karton, gula pasir sebanyak 9.520 Kg, minyak goreng 9.873 liter, garam 19.200 bungkus, ikan kaleng 9.550 kaleng, kopi 9.550 bungkus dan beras 50 Kg.

Sementara bantuan tahap II terdiri dari perlengkapan bermain sebanyak 250 paket, perlengkapan belajar anak sebanyak 250 paket, perlengkapan olahraga 30 paket, perlengkapan kebutuhan kelompok rentan (balita, lansia, kebutuhan khusus) sebanyak 850 paket dan saat ini telah berada di gudang dinas sosial Provinsi Papua dan siap diterbangkan ke Wamena

Kemensos RI juga telah melakukan asesmen kegiatan Layanan Dukungan Psikososial. Hasilnya antara lain menyatakan, kebutuhan yang cukup mendesak selain kebutuhan dasar adalah pelayanan kesehatan karena penyintas banyak yang mengalami luka-luka akibat berjalan kaki dari Kab. Nduga ke Kab. Jayawijaya.

Asesmen dilakukan terhadap penyintas usia anak sekolah SD sampai SMA dan guru yang mengajar di sekolah darurat di Gereja Kingmi, Distrik Sinakma, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.

Hasil asesmen juga menunjukkan adanya kesulitan petugas dalam melakukan pendataan pengungsi karena tidak adanya penampungan khusus.

Sementara untuk kondisi sekolah yang ada menunjukkan, kondisi sekolah darurat yang terbuat dari terpal dan kayu kurang memadai sebagai tempat belajar dan mengajar, mengingat sebagian anak akan menghadapi Ujian Nasional.

Konflik akibat kontak senjata antara aparat TNI Polri dengan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egainus Kogoya di Distrik Yal Kabupaten Nduga pada 26 Februari 2019 menyebabkan warga di Distrik Mbua, Yal, Yigi, Mapenduma, Nikuri, dan Mbulmu Yalma mengungsi.

Sekitar 2.000 warga mengungsi yang tersebar di Distrik Mbua, Distrik Yal, Distrik Mbulmu Yalma Kabupaten Nduga dan kabupaten Wamena.

Jumlah pengungsi pelajar SD, SMP, SMA sebanyak kurang lebih 600 orang yang terdata di Distrik Mbua, Distrik Yal, Distrik Mbulmu Yalma Kabupaten Nduga sedangkan di Kabupaten Wamena belum diketahui secara pasti karena kondisi pengungsi berada di keluarga atau suku masing-masing.

Begitu pula dengan jumlah pengungsi dewasa dan kelompok rentan lainnya, masih belum bisa didata karena kondisi keamanan serta masyarakat yang masih merasa takut untuk berkomunikasi dengan pihak di luar sukunya atau keluarganya.

Baca juga artikel terkait KONFLIK NDUGA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Maya Saputri