tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menurun jika tidak ada paket kebijakan pendukung. Penurunan ini karena dampak tantangan global, mulai dari masalah perang hingga perubahan iklim.
"Kalau kuartal IV base line-nya 5,06 % outlook dari proyeksi kita dengan banyaknya ketidakpastian maka bisa melemah ke 4,81%," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers PDB Kuartal III-2023 serta Stimulus Fiskal di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (6/11/2023).
Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan sejumlah paket kebijakan untuk menjaga ekonomi tetap tumbuh, diantaranya bantuan pangan dari akhir tahun 2023 hingga Juni 2024. Bantuan pangan beras ini diberikan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang per bulannya akan menerima 10 kilogram (kg) beras.
Sri Mulyani mengatakan, total anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk menyalurkan bantuan pangan beras sebesar Rp18,6 triliun. Angka itu terdiri dari bantuan pangan awal tahun sebanyak Rp8 triliun, September-November Rp8 triliun, dan Desember Rp2,7 triliun.
Di sektor perumahan, ada insentif PPN 100% ditanggung pemerintah untuk rumah di bawah Rp5 miliar di mana yang ditanggung untuk Rp2 miliar diberikan hingga Juni 2024, sedangkan untuk Juli-Desember 2024 ditanggung 50 persen PPN.
Kemudian, pemerintah juga menyiapkan bantuan kepada rumah ke masyarakat berpenghasilan rendah lewat FLPP sehingga pemerintah menanggung biaya administrasi Rp4 juta. Aturan ini awalnya untuk MBR rumah senilai Rp160 juta dinaikkan menjadi MBR seharga Rp350 juta.
"Jadi pemerintah akan menanggung biaya administrasi sebesar Rp4 juta bagi masyarakat berpendapatan rendah membeli rumah sederhana," katanya.
Selain itu, kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut, pemerintah juga akan memberi bantuan sebesar Rp20 juta per rumah tangga kepada warga berpendapatan rendah untuk memperbaiki rumah.
"Kita juga memberikan tambahan anggaran untuk Kementerian Sosial yang memiliki program Rumah Sejahtera Terpadu untuk meng-upgrade dan memperbaiki rumah-rumah dari penduduk yang dianggap eligible untuk dibantu. Setiap rumah tangga miskin ini diberikan Rp20 juta yang dalam bentuk untuk di-upgrade rumahnya," kata dia.
Nantinya, bantuan ini tidak diberikan secara cash, namun hanya ditujukan untuk memperbaiki rumah.
"Saya sudah pernah diajak Bu Mensos untuk melihat yang rumah-rumahnya di-upgrade yang jauh lebih layak," katanya.
Sri Mulyani mengatakan, paket stimulus ini diharapkan bisa mendorong ekonomi hingga 0,2 persen sehingga PDB kuartal IV 2023 tetap bisa dijaga 5,01 persen
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Reja Hidayat