tirto.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mencatat Indonesia memiliki 41 laboratorium untuk menangani COVID-19 per Desember 2022. Angka tersebut bertambah dari jumlah sebelumnya yaitu 16 laboratorium.
Budi mengatakan ketika Indonesia hanya memiliki 16 laboratorium pada Desember 2020, pemerintah baru dapat mengidentifikasi sekitar 140 varian baru yang dilakukan selama 9 bulan.
Hal tersebut disampaikan oleh Budi dalam laporan capaian kinerja 2022. Ia menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengendalikan pandemi ini.
”Sekarang di Desember 2022 ini, kami sudah tumbuh dari 16 laboratorium menjadi 41 laboratorium, dengan 56 alat. Dan kami sudah berhasil meningkatkan secara drastis kapasitas sequencing kami yang tadinya cuma 140 dalam 9 bulan, menjadi di atas 5.000 dalam waktu sebulan,” kata Budi melalui keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat (6/1/2023).
Selain itu, Kemenkes juga melakukan penyiapan kebutuhan oksigen di rumah sakit dan juga bagi masyarakat yang membutuhkan. Ketika terjadi lonjakan kasus varian Delta sempat terjadi kelangkaan oksigen di masyarakat.
Kemenkes menggandeng berbagai pihak untuk segera mengatasi kekurangan oksigen tersebut dengan mendatangkan oksigen dari luar negeri.
Kemenkes juga meluncurkan layanan telemedisin bagi pasien positif COVID-19. Saat itu, masyarakat yang melakukan tes COVID-19 bisa langsung tahu hasilnya. Hasil tes otomatis masuk ke aplikasi PeduliLindungi dan akan diperbarui statusnya melalui WhatsApp.
Saat pelaksanaan layanan telemedisin ini, Kemenkes bekerja sama dengan 17 penyedia layanan telemedisin di 12 kota-kota besar secara gratis. Total ada sekitar 1,6 juta pasien positif COVID-19 yang menerima pesan WhatsApp untuk melanjutkan konsultasi lewat telemedisin.
”Dalam jangka waktu satu tahun ada 500 ribuan orang yang membutuhkan obat-obatan bisa kita layani dengan telemedisin, langsung dikasih tele-resep dan dikirim obatnya,” ucapnya.
Program lainnya yang dilakukan Kemenkes selama pandemi COVID-19 adalah dengan menghadirkan aplikasi PeduliLindungi. Aplikasi itu antara lain dimanfaatkan untuk tracing dan surveilans kontak erat warga yang positif COVID-19.
Saat ini PeduliLindungi tercatat menjadi salah satu aplikasi kesehatan terbesar di dunia dan telah diunduh oleh sekitar 104 juta masyarakat Indonesia.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan