tirto.id - Suatu kali Scott Hagwood diminta untuk memainkan sebuah piano di acara sekolahnya. Atas inisiatifnya sendiri, Scott memilih lagu “Skater's waltz” milik Émile Waldteufel. Demi mempersiapkan itu, ia berlatih dengan giat dan menghabiskan banyak waktu bersama piano kesayangannya.
Hari pertunjukkan tiba, Scott dan belasan peserta konser lainnya digiring ke sebuah ruang kecil di belakang panggung. Sambil berjalan menuju ke sana, Scott menyaksikan ratusan kepala tak sabar menyaksikan penampilan mereka.
Melihat jumlah penonton yang demikian membludak, Scott mulai gugup. Lambat laun perasaannya berkembang menjadi rasa takut, tangan dan kakinya bergetar. Banjir tepuk tangan para hadirin semakin membuatnya panik.
Demi mengusir rasa itu, Scott berusaha mengalihkan pikiran. Ia mulai mengingat saat jarinya menekan rem sepeda yang sedang melaju kencang di jalanan basah. Sambil masih mendengar suara penonton dari belakang panggung, ia berpikir: “Akankah jari-jari saya dapat menekan tuts piano dengan lancar semudah ban sepeda yang meluncur di jalanan basah itu?”
Gilirannya tiba, seorang guru memperkenalkan Scott kepada para penonton. Dengan membawa rasa gugup, Scott maju ke arah grand piano berukuran kecil yang berada di tengah panggung.
Setelah jarinya menyentuh tuts piano, ia merasakan perubahan yang amat dan langsung menyadari bahwa piano itu berbeda dengan piano miliknya, lebih elegan dan lebih panjang.
Mendapati hal itu, Scott membeku. Kesunyian mulai mencekik, ingatannya menjadi kabur dan menghapus sebagian lagu “Skater's waltz” dalam memorinya. Melihat Scott yang berdiam diri, Jean-Ann Liversay, ibu sahabatnya mengatakan “Kamu bisa melakukannya, Scott!”. Bukannya memacu semangatnya, kata-kata itu justru semakin menghancurkannya.
Tak lama kemudian ia berdiri, menghadap ke seluruh penonton dan berkata “Ladies and gentleman, saya lupa dengan lagu saya.”
Itulah sekelumit kisah Scott Hagwood, pemenang USA Memory Championship, mengenai ingatan buruknya di masa lampau. Setelah mengalami berbagai kejadian buruk akibat lemahnya daya ingat. Ia berusaha keras mengasah ingatannya, yang pada akhirnya berhasil menghantarkannya menjadi pemenang USA Memory Championship selama empat kali berturut-turut dari tahun 2001 hingga 2004.
USA Memory Championship adalah kompetisi tahunan yang berlangsung setiap musim semi di New York City. Kompetisi ini dirancang untuk menguji batas-batas otak manusia, peserta diminta menghafal informasi sebanyak mungkin seperti nama dan wajah, kartu hingga nomor acak.
Apa yang menjadi rahasia Scott mampu memenangi kompetisi itu?
Dalam bukunya yang berjudul “Rahasia Melejitkan Daya Ingat”, Scott memaparkan beberapa strateginya dalam melejitkan daya ingat.
Pertama, Scott menyarankan untuk meluangkan waktu selama setengah jam untuk menuliskan jurnal harian, seperti mencatat beberapa peristiwa penting yang dialami, baik hal-hal positif maupun negatif. Scott menyarankan untuk mencatat beberapa kejadian seperti (apa yang sudah saya lakukan hari ini? Siapa saja yang saya temui? Baju apa yang dia pakai? Dan lain-lain.)
Setelah selesai, baca kembali tulisan itu dan ringkaslah bagian-bagian penting, lalu jadikan ringkasan itu menjadi satu kata kunci. Keesokan harinya, setelah sarapan pagi, baca kembali kata kunci itu, lalu ingatlah makna dan peristiwa di baliknya, lakukan hingga rutin.
Terkait dengan catatan itu, psikolog dari Princeton dan Universitas California, Los Angeles, Pam Mueller dan Daniel Oppenheimer bahkan menyarankan untuk menulis di atas kertas. Mencatat dengan pulpen dan kertas merupakan strategi yang lebih baik untuk menyimpan ide dalam waktu yang panjang.
Kedua, Scott menyarankan untuk membaca salah satu artikel di sebuah majalah, setelah selesai melahap sebuah artikel, putarlah posisi majalah itu dari bawah ke atas, bacalah dengan posisi terbalik hingga merasa nyaman dan terbiasa.
Menurut Scott, pada saat melakukan itu, secara otomatis otak akan beradaptasi untuk mencari tahu makna yang terkandung di dalam rangkaian huruf terbalik itu.
Setelah itu, pilihlah dua buah kata secara acak. Scott menyarankan untuk memilih kata seperti (ini, sebuah, dari, untuk, akan, sebab, karena, dan, atau, serta dan lain sebagainya).
Perhatikan dua buah kata acak itu, lalu visualisasikan dengan menggunakan emosi dan indra. Lalu tuliskan hasil visualisasi itu dalam bentuk kalimat.
Sementara yang ketiga adalah latihan memvisualisasikan objek secara jelas, misalnya belajar membayangkan sebuah mobil, bayangkan hingga menyerupai bentuk aslinya. Sesudah berhasil, bayangkanlah seekor monyet sedang menggaruk-garuk kaca mobil atau bayangkanlah setetes darah yang melumuri stir mobil itu.
Terkait dengan semua aktivitas di atas, Dr. Roger Sperry mengatakan cara itu dapat meningkatkan kinerja otak kanan, karena otak bagian ini akan memfasilitasi pengenalan wajah, bayangan visual, musik, imajinasi, warna dan kemampuan untuk melihat “secara utuh”.
Selain cara di atas, meningkatkan kualitas ingatan juga dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dikutip dari Times of India, salah satu cara meningkatkan daya ingat adalah dengan cara menghirup aroma yang kuat seperti bubuk kopi atau tumbuhan rosemary di pagi hari. Para ilmuwan mengatakan, aroma dapat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang.
Para ilmuwan juga menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan seperti apel, pisang, sayuran berwarna hijau gelap, bawang putih, dan wortel. Mengonsumsi semua jenis makanan itu dapat berfungsi sebagai penetral elektron-elektron atau radikal bebas yang dapat memicu melemahnya daya ingat.
Selain mengonsumsi buah-buahan, permainan yang melibatkan aktivitas otak seperti sudoku dan teka-teki silang juga dapat meningkatkan ingatan karena dapat menantang kekuatan daya ingat dan menguji ingatan.
Hal-Hal yang Dapat Membunuh Ingatan
Agar latihan daya ingat menjadi lebih optimal, Scott menyarankan untuk menghindari beberapa hal seperti stres yang berlebihan, minimnya jam istirahat, hingga jam tidur yang tidak memadai.
Stres yang berlebihan dapat merusak beberapa wilayah otak dan menghancurkan sel-sel. Stres juga bisa menghambat proses informasi masuk ke otak. Selain itu, stres juga dapat mengubah struktur dan fungsi otak.
Menurut penelitian yang dilaporkan The New England Journal of Medicine, stres yang terjadi selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bahkan bisa membunuh sel-sel otak dan neutron.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres juga akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada bagian-bagian otak yang berhubungan dengan ingatan, termasuk hippocampus.
Hippocampus adalah bagian dari otak besar yang terletak di lobus temporal. Manusia memiliki dua hippocampus, yakni pada sisi kiri dan kanan. Hipokampus merupakan bagian dari sistem limbik dan berperan pada kegiatan mengingat (memori) yang sangat penting dalam mengkonsolidasikan ingatan terkini dengan ingatan jangka panjang.
Artinya, jika terjadi kerusakan pada hippocampus maka proses penyimpanan informasi dalam gudang ingatan jangka panjang akan terganggu.
Selain itu, penyebab lainnya adalah kurangnya jam tidur, hal tersebut diyakini dapat merusak konsentrasi dan kreativitas yang secara signifikan akan mengurangi ingatan.
Menurut Dr. J. Allan Hobson, seorang profesor psikiatri di Harvard Medical School, agar mampu melakukan konsentrasi dengan baik, otak membutuhkan dua unsur kimiawi: noradrenalin dan serotonin. Untuk menghasilkan kedua unsur ini, otak sangat membutuhkan tidur sehingga dapat merangsang bagian otak yang menghasilkan dua unsur kimia itu.
Bagaimana? Tertarik mengikuti strategi Scott dalam mempertajam daya ingatnya?
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti