Menuju konten utama

Menhub Harap Arab Saudi Mau Berinvestasi di Proyek LRT

Alasan Pemerintah Indonesia menawarkan proyek itu ke investor Arab Saudi karena nilai ekonominya sangat tinggi.

Menhub Harap Arab Saudi Mau Berinvestasi di Proyek LRT
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Pemerintah Indonesia melalui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ingin investor Arab Saudi berinvestasi dalam proyek light rapid transit (LRT), terutama untuk jalur Bumi Serpong Damai hingga Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Contohnya LRT BSD-Bandara, nanti kerja sama," kata Budi usai Konferensi Investor Properti Saudi-Indonesia di Jakarta, Senin (15/1/2018).

Menurut Budi, potensi investasi LRT, yakni sebesar Rp20 triliun. Ia juga menjelaskan, alasan pihaknya menawarkan proyek itu ke investor Arab Saudi karena nilai ekonominya yang sangat tinggi.

"Penumpang banyak yang menuju bandara jadi nilai daya beli relatif tinggi. Kita butuh mengurangi kemacetan yang ada di Soetta, jadi saya ingin banyaknya investasi di Soetta," ujarnya.

Budi menyatakan, ada banyak manfaat yang didapat dari pembangunan LRT ini, seperti: terurainya kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta dan investor juga bisa mendapat hasil yang besar karena potensi ekonominya sangat tinggi.

"Kalau dibiarkan dengan kendaraan yang tradisional seperti sekarang, suatu waktu kita bisa tiga jam ke sana jadi secara investasi, mereka dapat 'return', dan permasalahan Jabodetabek juga terpecahkan," imbuhnya.

Terkait soal pembiayaan, kata Budi, LRT BSD-Bandara Soetta diupayakan tidak seluruhnya dibiayai oleh APBN, tetapi akan ditawarkan terlebih dahulu ke swasta. "Nanti kita akan subsidi selisih tarif saja," katanya.

Budi menyatakan, selain Arab, adapula negara seperti Korea Selatan dan Cina yang tertarik berinvestasi di proyek LRT.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Investor Arab Saudi di Indonesia Habab Alhanaya mengatakan pihaknya akan memanfaatkan peluang investasi di Indonesia.

Namun, menurut Habab, pihaknya ingin ada peraturan yang sederhana untuk mempermudah investasi di Indonesia.

"Yang pertama mengharapkan adanya kesederhanaan birokrasi. Sekarang untuk membuat perusahaan Indonesia, kami membutuhkan waktu lima bulan. Tentu ini sangat menghambat pengembangan investasi di Indonesia," katanya.

Selain itu, Habab juga ingin ada peraturan yang berkaitan dengan kepemilikan atau keikutsertaan unsur Indonesia di dalamnya.

"Kami ingin jika satu saat ada kemungkinkan semua milik Saudi, sehingga memberikan ketertarikan untuk pengusaha Saudi berinvestasi di Indonesia," katanya.

Habab menambahkan, saat ini investor Arab Saudi sudah banyak berinvestasi di bidang properti dan pariwisata, namun tidak menutup kemungkinan juga dikembangkan di bidang transportasi.

Baca juga artikel terkait PROYEK LRT

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto